DUA

41 8 0
                                    

Alana POV

Pagi-pagi banget gue udah duduk manis di kelas, gue takut telat lagi. Kejadian kemarin ngga ketauan sama bonyok gue. Untung aja Abang bisa tutup mulut, ya walaupun gue sogok dulu pake tiket nonton. Ngomong-ngomong tentang kejadian kemarin, gue masih penasaran sama cowok yang gue tabrak. Seinget gue, gue ngga pernah tuh liat dia keliaran disekolah. Apa dia anak baru ya? Bodoamat lah ngga peduli juga gue sama dia.

Oh iya, gue belum ngenalin diri gue kan? Oke-oke, sekarang kita kenalan. Nama gue Alana Lendra Mahardika, gue anak kedua dari dua bersaudara, gue baru aja jadi siswi kelas 2 SMA, penikmat vanilla latte dan hujan, gue suka baca novel, warna favorite gue monokrom, dan gue susah percaya sama orang sampe gue cuma punya sedikit sahabat.

"Pagi anak-anak, hari ini kelas kita kedatangan murid baru. Ayo perkenalkan dirimu," ucap Pak Bambang.

"Nama gue Sean Dirgantara Kafeel, biasa dipanggil Sean, gue pindahan dari Bandung. Salam kenal."

"Ada yang ingin bertanya pada Sean?" tanya Pak Bambang.

"Saya rasa tidak usah ya, kepo-keponya nanti saja, karena saya akan memulai pelajaran, baik silakan duduk dikursi yang masih kosong," sambung Pak Bambang, sebelum anak-anak memotong ucapannya.

Emang ya, wali kelas gue yang satu ini super duper nyebelin. Kali aja kan temen-temen kelas gue ada yang mau nanya sama anak baru ini. Oke, lupakan tentang wali kelas gue. Mari kita beralih ke anak baru. Gue kaget, cowok ini yang gue tabrak kemarin? Ternyata dia anak baru dikelas gue.

Sebelum dia bener-bener duduk dikursinya, dia sempet ngelirik gue. Gue yang dilirik sih biasa-biasa aja ya, tapi mahluk disebelah gue malah heboh sendiri.

"Gila-gila Al, barusan dia ngelirik lo! Parah nih, jangan-jangan dia naksir lagi sama lo," ucap Franda, salah satu sahabat gue, dia emang suka menyimpulkan apa yang dia liat tanpa cari tahu dulu. Jadi, Franda itu sok tahu.

"Apa sih, Fran? Kenal juga ngga dia sama gue, sebaliknya juga, gue ngga kenal dia," protes gue pada Franda.

"Selo dong, Mbak, kali aja kan dia love at first sight sama lo," tuh liat, mulai ngawur ya ini anak, kenapa gue kuat banget hampir 5 tahun sahabatan sama dia? Huh.

"Bodo amat ya Fran, bodo amat,"

Cape berdebat sama anak bagong, akhirnya gue pun memasang earphone dan mendengarkan lagu Imagination-nya Shawn Mendes. Gue bersenandung kecil tanda menghayati lagu ini, pas gue ngelirik ke barisan samping kiri gue, ngga sengaja tatapan mata gue dan Sean bertemu, hanya beberapa detik. Gue pun mengalihkan pandangan gue ke arah jendela, sungguh beruntungnya diri gue, karena melihat sang pujaan hati gue, lewat depan kelas gue.

"Astaga, Afkar kenapa ganteng banget ya? Dikasih makan apa sih sama nyokapnya?" ucap gue sambil memandang Afkar dari tempat duduk gue.

Ya, namanya Afkar. Afkar Danish. Kapten futsal smaparta yang ganteng abis, pujaan hati gue, cowok idaman gue, yang selalu gue pandangin dari jauh, yang amat sangat susah buat gue gapai, yang sering gue foto diem-diem kalau lagi latihan dan- ah sudahlah, sedih kalo di ceritain, kawan-kawan.

Sean POV

Hari ini hari pertama gue masuk kelas di sekolah baru gue. Sebenernya sih dari kemarin gue udah dateng ke sekolah ini, tapi ada sesuatu yang harus gue urus, jadi baru hari ini deh gue masuk kelas. Awalnya niat gue sampe di sekolah mau langsung ke kelas aja, tapi berhubung gue anak baru, gue harus ke ruangan wali kelas gue dulu untuk dianter ke kelas.

Tok tok tok

"Pagi Pak, saya Sean anak baru di kelas 2 IPA," ucap gue dengan sopan pada pria paruh baya yang gue belum tahu namanya siapa.

"Oh iya, Sean, mari saya antar kamu ke kelas. Sekalian saya mengajar di jam pertama kelas kalian," jelas guru ini yang gue masih belum tahu namanya siapa.

Setelah dikelas, gue pun langsung memperkenalkan diri dan dipersilahkan untuk duduk di kursi yang masih kosong. Selama jalan menuju kursi gue yang ada di barisan deket pintu kelas, gue sempet melirik salah satu temen sekelas gue ini. Hm, cewek ini yang kemarin nabrak gue di depan gerbang. Lucu juga ekspresi dia saat tahu, kalau gue ternyata anak baru dikelas ini.

Guru yang barusan gue tahu namanya Pak Bambang ini, mulai menjelaskan materi yang akan dipelajari, membosankan. Gue mencoba buat mengerti apa yang dia jelaskan. Sesekali gue ngelirik cewek yang kemarin nabrak gue ini, gue tebak kalau dia itu males. Liat aja, bukannya dengerin guru lagi ngejelasin dia malah masang earphone. Gue ngelirik lagi, tiba-tiba tatapan kami bertemu, hanya beberapa detik karena dia cepat-cepat mengalihkan pandangannya ke arah jendela.

"Cih, pemalas." Cibir gue ketika dia ngomong sendiri sambil ngeliat ke arah jendela.

Author POV

Bel istirahat pun berbunyi, Alana dan Franda segera menuju ke kantin untuk memberi makan cacing-cacing yang entah sejak kapan sudah konser diperutnya. Meja di pojok kantin depan stan batagor, tempat favorit Alana dan Franda saat di kantin.

"Al, mau pesen apa?" tanya Franda pada Alana, hari ini giliran Franda yang memesan makanan untuk mereka dan Alana yang menunggu di meja. Ya begitulah mereka.

"Batagor sama jus jambu aja, Fran, sekalian tuh buat si kunyuk, samain aja kayak gue." Si kunyuk yang Alana maksud adalah sahabatnya dan Franda, Shannon namanya. Biasanya mereka memanggil Shannon dengan sebutan 'Sye' ngga pake 'tan' ya, hehe. Shannon berada dikelas yang berbeda dengannya dan Franda. Alana dan Franda di kelas IPA 2, sedangkan Shannon di IPS 1, sekelas dengan Afkar.

"Oke deh, tunggu ya, babe,"

Sambil menunggu Franda yang memesan makanan dan Shannon yang belum keluar kelas, Alana mengedarkan pandangannya ke meja tengah yang ada di kantin. Disitu terlihat Sean bergabung dengan Knalpot Bajaj. Kenapa knalpot bajaj? Iya, knalpot bajaj, mereka itu kalau udah ngumpul berisik banget, entah nistain orang lain lah, nistain diri sendiri lah, apalah. Selalu berisik. Mereka terdiri dari Adnan, Rifki, dan Gara. Dan sekarang, mereka nambah satu personil gitu? Siapa lagi kalau bukan Sean. Wah, stok cogan nambah satu di sekolah ini, wankawan.

Tiba-tiba, Sye datang ke kantin dan menuju ke meja Alana.

"Al, katanya ada anak baru ya dikelas lo? Ganteng ngga? Kalo ganteng buat gue ya, please," tanya Sye tanpa basa-basi.

"Kenapa deh nih anak, mabok sejarah lo?" ucap Alana yang heran, karena berita anak baru dikelasnya yang cepat tersebar.

"Iya Sye, ada. Namanya Sean, pindahan dari Bandung, ganteng, manis, mukanya kaya bule gitu, tatapannya uhh, bikin hati adem," sahut Franda sambil membawa pesanan mereka.

"Serius lo, Fran? Anjir, kenapa ngga sekelas sama gue saja sih dia,"

"Yee, ngarep lo, kunyuk. Tapi ya Sye, kayaknya tuh si Sean suka sama Alana deh. Daritadi dikelas gue perhatiin dia ngelirik Alana mulu," jelas Franda dengan wajah sok seriusnya.

"Apa sih kalian, mu-mungkin karena dia inget kalo gue kemarin nabrak dia di depan gerbang," ucap Alana sedikit gugup.

"Bener juga ya. Yee, sembarangan aja lo, Fran, kalo ngomong," ucap Sye sambil menoyor kening Franda.

•••••
Sean Dirgantara Kafeel

•••••Sean Dirgantara Kafeel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

THANKS UDAH BACA. JANGAN LUPA VOMMENT YA, BUTUH KRITIK DAN SARAN DARI KALIAN. JODOH SHAWN❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY DESTINY, SEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang