1

10 3 0
                                    

Mendengar musik adalah kebiasaan yang sangat mutlak bagi Reyna. Dia gadis pintar yang sangat mencintai ibunya. Dia mengambil jurusan ahli psychologys dalam Kuliahnya. Dia adalah gadis yang sangat ceria. Meskipun jarak rumah dengan kampus cukup jauh, berjalan kaki mengenakan headset sudah menjadi rutinitas untuk pergi ke kampusnya.

Ibu dan ayah reyna sudah berpisah sejak reyna masih duduk di bangku sekolah dasar semester 8. Laki laki pengecut itu meninggalkan ibu reyna dengan meninggal kan hutang yang sangat banyak. Ayah reyna adalah seorang lelaki terkejam yang pernah reyna temui. Ketika reyna pulang dari sekolahnya, dia selalu melihat ibunya di pukul dengan balok kayu yang cukup besar. Dia selalu melihat ibunya menangis ketika matahari sudah tenggelam. Dan semenjak reyna memasuki Seoul National University, dia memiliki pekerjaan yaitu menjadi kasir di salah satu cafe ternama di kota Seoul.

Pekerjaan yang sangat diinginkan untuk melunasi semua hutang hutang yang ditinggalkan oleh ayahnya. Sepulang dari sekolah nya, dia langsung menuju ke tempat dimana dia mendapatkan uang. Dia berjaga pada pagi hari pukul 08.20 sampai 12.00 dan pada malam hari pukul 18.30 sampai cafe tutup. Dia selalu menjalani hari hari nya dengan bekerja dan belajar.

Reyna, dia gadis yang sedikit membenci pria, penyabar, suka menolong, penyayang dan ceria. Dia juga ahli taekwondo dan satu lagi, dia juga pecinta basketball. Gadis cantik yang memiliki tubuh tinggi dan memiliki rambut hitam pekat sebahu.

Dia juga sempat menjadi pembantu di Rumah yang begitu besar di daerah Seoul. Tetapi itu tidak bertahan lama, karena ia pernah di tuduh mengambil salah satu barang berharga milik tuan rumah tersebut. Dan akhirnya dia diusir dan tidak bekerja di rumah itu lagi. Sebelum dia pergi berangkat bekerja, dia membantu ibunya menyiapkan makanan dan membersihkan rumah. Ibunya pun membuka sebuah Toko kecil dan menghasilkan uang di situ.

Hari ini hari Sabtu, pekerjaannya di liburkan karena pemilik café tempat ia bekerja sedang berlibur ke London untuk beberapa hari. Jam kuliahnya pun kosong karena dosen yang mengajar di fakultas nya sedang sakit. Jadi hari ini dia memiliki waktu yang sangat panjang untuk berlibur atau bersenang senang. Dia mengambil handphone dan headset menggunakan sepatu sport berwarna donker dan keluar rumah berjalan ke taman yang biasa digunakan untuk berolah raga. Di tengah perjalanan dia melihat sekilas ke arah toko apotik di seberang kanan jalan. Dia melihat pria bertubuh tinggi 178 cm keluar dari apotik berpakaian serba hitam memakai masker dan topi, berjalan dengan cepat membawa kantung plastik yang berisi banyak sekali macam macam obat obatan. Karena dia sedikit penasaran dengan pria itu, dia mematikan lagu dan langsung mengikuti pria itu secara perlahan. Tanpa di ketahui sedikitpun, akhirnya reyna sampai di sebuah bangunan kecil tua yang ada di dekat danau. Reyna mengawasi dari balik pohon. Pria itu duduk di lantai bangunan dan melempar kantong plastik tadi sembarangan tak jauh dari tempatnya. Pria itu terlihat lelah sekali, dia membuka masker dan topi yang ia kenakan dan melempar ke sembarang tempat. Reyna tidak tahu siapa pria itu. Pria itu menghadap ke danau sedangkan reyna berada agak jauh di belakang pria itu. Pria itu berteriak kencang dan memangis. 'ada apa dengan pria itu? apakah dia tidak memiliki keluarga? Brandal sekali dia' itu yang sedang reyna pikirkan sekarang. "Lho semua gatau kenyataannya, gue pengen hidup gue ga bergantung sama obat kayak gini" pria itu berteriak kencang. Apa yang dia maksud? Apakah dia memiliki penyakit yang sangat berat? Siapa yang dia maksud? Pikiran reyna mulai terpenuhi dengan pertanyaan" itu.

Pria itu menangis se jadi jadinya. Reyna tetap melihat pria itu dari kejauhan. Hingga pria itu berhenti menangis dan merintih kesakitan "Sssshh aaakhhhh!" dia memegang dadanya. "Lho bisa ga sih ga kumat sehari! Nyusahin lho!" Pria itu kesal, mengambil obat obatan dan meminumnya. "Apa gue mati aja biar gue ga sengsara kek gini?" reyna masih bisa mendengar apa yang pria itu katakan. Reyna terkejut, apa yang pria itu maksud? Apakah bunuh diri? Tak butuh banyak waktu pria itu berdiri dan mengambil masker topi dan langsung dia gunakan. Lalu pria itu berjalan ke arah danau kemudian dia loncat ke arah danau "Hey! Kau sudah gila!?" Baju pria itu berhasil di raih oleh reyna "Ngotak lho jir, ada otak gasih lho!" Pria itu hanya diam mendengar ocehan dari wanita yang tidak ia kenal. Pria itu sempat kaget, untungnya dia memakai topi dan masker. "Kalo tadi gue gada disini gimana? Udah mati lho! Lho gatau ada hewan buas apa di dalem danau itu. Tu danau ga dangkal! Otak lho mana sih" reyna sudah mulai kesal dengan pria itu. Meskipun mereka tidak saling kenal, tapi reyna tidak bisa melihat orang bunuh diri di depan mata reyna sendiri. Pria itu hanya tertawa kecil mendengar ocehan dari reyna "Kok lhu ketawa sih, lhu bisa mati kalo gada gue tadi" pria itu melirik "Emang itu yang gue mau" pria itu teriak kepada reyna. Reyna terkejut, kenapa pria ini berteriak padanya padahal dia sudah menolongnya "Yaudah sekarang gue gaakan ngehentiin lho, nyebur lho!" suruh reyna dengan agak mendorong badan pria itu "Lhu kok bisa disini? Buntutin gue ya?" pria itu baru sadar kenapa wanita itu bisa ada disini "Yaa guee tadi ga sengaja ngeliat lhu terus gue ikutin" reyna menjawab dengan agak gugup "Ihhh Sono Pergi, Lhu bukan orang baik baik kan!" pria tadi mendorong badan reyna agar reyna pergi "Udah di bantuin lhu ga terima kasih malah ngusir, Laki gada yang bener" tanpa banyak basa basi lagi, reyna langsung pergi dari tempat itu. Tanpa disadari, suatu benda terjatuh dari kantong celana reyna. Pria itu berjalan mengambil benda yang terjatuh dari celana reyna "woy eh lhu!" pria itu berteriak hendak memanggil reyna. Reyna tidak mendengarkan ocehan dari pria itu, karena reyna sudah kesal kepada pria itu "Yaelahh gimana ni, handphone lhu woy!" Pria itu membawa handphone reyna dan kembali ke rumah tadi.

Destiny To MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang