Pagi ini adalah pagi pertama di bulan Juni sekaligus pagi yang terakhir yang akan ku habiskan disini. Aku akan merindukan matahari Bogor yang sangat khas. Belum lagi, setiap pagi aku dapat mencium aroma ayam bakar Bu Nurul, tetanggaku. Kedainya berada tepat di depan rumahku dan wangi ayam bakarnya masuk melewati celah-celah ventilasi kamarku.
Aku juga akan merindukan teman-temanku disini. Aku akan selalu ingat tentang indahnya hutan kota di Bogor yang amat asri dan sejuk dengan kursi taman berbahankan kayu dan diukir dengan sangat baik. Teruntuk sepasang tangan manusia yang telah menciptakan karya seni ukir di setiap sisi kursi-kursi ini, Terimakasih Pak, Bu, Kak, Dek, Kek, Nek!
Dan teruntuk hujan yang terkadang seenaknya menangis lalu membasahi bumi di ambang pilu, Terimakasih juga. Berkatmu, Pohon Angsana yang berada tepat di samping kursi kayu itu semakin banyak menumbuhkan tunas-tunas muda yang baru, dan sedia melindungi hari-hariku sebelumnya dari berbagai macam cuaca yang berubah-ubah setiap pulang sekolah.
Juga teruntuk senja yang terkadang datang dan pergi semaunya, aku harap, kamu akan sedikit lebih lama di luasnya langit Jogja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Geblek Nerd (NEW)
Teen FictionTeruntuk demi-god tak kasat rasa yang kutemui di perpustakaan dan menghilang di antara buku-buku atmosfer. Dia melebihi apapun,karena dia adalah Reno. --- ------ . -FYI: cerita ini hanyalah sarana untuk mengeluarkan imajinasi author, karena be...