Cahaya pagi mulai mengintip dari arah jendela kamar luas itu. Membuat tidur si cantik sedikit terganggu dan segera menggeliat pelan.
Sementara itu, di ruangan yang sama. Seorang pemuda tampan hanya bisa tersenyum melihat tingkah manis...ah tidak, tingkah lucu si cantik yang sudah ia perhatikan selama lima belas menit.
"Morning," ucapnya dengan suara bass yang sungguh sayang untuk di lewati.
Si cantik masih bergeming, tidak ingin bangun sama sekali dari tidur manisnya.
Itu cuma pikiranku aja. Batin Seongwoo.
Namun perjuangan si tampan tidak sampai disitu. Ia segera naik ke atas tubuh si cantik dan kembali mengucapkan kata yang sama.
"Morning Seongwoo," ucapnya lagi. Namun kali ini dengan suara yang lebih besar.
Membuat Seongwoo membuka matanya dengan lebar dan tentu saja terperanjat dari tidurnya.
"AHH!" teriak Seongwoo sambil mendorong tubuh Daniel dengan keras. Membuat pemuda tampan itu jatuh tersungkur dan berhasil membuat suara gaduh yang tidak lazim di pagi hari.
"Ma-maaf tu-tuan Daniel,"
Daniel tertawa. "Ngga apa-apa Woo. Ngga sakit sama sekali kok," ucapnya bohong sambil menahan rasa sakit yang melanda bokongnya saat ini.
"Hey, udah ngga apa-apa," lanjutnya saat melihat Seongwoo kembali menutupi dirinya dengan selimut. Mungkin dia ketakutan pikirnya.
"Maafkan saya, sa-saya ngga berniat melakukan itu, sung..."
"Hey hey, udah dibilang ngga apa-apa. Dan tolong, jangan terlalu formal kalau kita berdua. Kamu bisa panggil aku Daniel," ujar Daniel sedikit kesal.
Melihat Seongwoo tidak memberikan reaksi lainnya, Daniel kembali berucap.
"Ayo, siap-siap. Turnya ngga bakal jalan kalau kamu masih bau," lanjutnya bercanda.
Dan benar saja, Seongwoo kembali tersenyum. Bahkan dirinya tertawa kecil mendengar ucapan Daniel barusan. Seongwoo yakin, Daniel ini bukanlah tuannya. Apa iya? Seorang majikan akan memperlakukan budaknya seperti ini?
Tidak. Seongwoo rasa, tidak.
--
Setelah bersiap selama lima belas menit, akhirnya Seongwoo dan Daniel keluar dari kamar milik si cantik dan segera mulai menjalankan tur kecil-kecilan.
Dimulai dari ruang tamu yang begitu megah, ruang bermainnya Daniel yang sangat ramai akan permainan arcade, hingga kolam renang raksasa yang terletak di halaman belakang. Dan keduanya sekarang tengah berada di dapur yang sangat ramai dengan pelayang-pelayan yang berlalu lalang. Entah menyiapkan makanan untuk siapa.
"Jadi, ini satu-satunya dapur di rumah ini. Biasanya di pakai buat masak. Apa lagi ya? Oh iya, kadang-kadang aku juga makan disini. Meja makannya juga ditaruh disitu," ucap Daniel sambil menunjuk meja makan yang sangat besar yang telah tertata rapi oleh piring, sendiok dan peralatan makan lainnya.
Dahi Seongwoo berkerut. Kadang-kadang? Berarti Daniel tidak sering makan disini, bukan?
"Berarti kamu jarang makan disini ya, Niel?"
"Eh maaf salah ngomong. Maksud aku, kadang-kadang aku langsung makan pas makanannya siap. Ngga perlu bawa ke meja makan lagi, udah laper soalnya," ujar Daniel sembari terkekeh.
Anggukan pelan. Seongwoo mengerti apa yang di ucapkan oleh Daniel barusan.
"Dapur udah, ruang main udah, apalagi ya? Oh iya, kamu mau keruanganku?"
"Emang boleh ya?" tanya Seongwoo.
Daniel tersenyum ramah. "Ya bolehlah, ayo ikut aku,"
--
"Wah, ruangannya gede banget. Kamu ngapain aja disini?"
"Biasa, ngerjain berkas-berkas. Kadang hidupin lagu keras-keras terus joget. Apalagi ya? Oh aku juga tidur disini, hehe,"
Seongwoo tertawa tentu saja. Wah asisten tuannya ini sangat lucu menurutnya. Bagaimana dengan tuannya nanti ya? Pikirnya.
"Woo, kalau malam-malam kamu bosen dikamar. Datang aja kekamarku, kode pintunya 961210. Nanti kita nonton film bareng di sini. Aku ada banyak film, tapi ngga sempet nonton," ujar Daniel sembari terkekeh pelan.
Lagi, Seongwoo tersenyum. Ia kira dirinya akan diperlakukan seperti budak dan dihukum jika melakukan kesalahan. Tapi nyatanya, asisten tuannya dengan baik hati memberikannya tur gratis dan bahkan tadi ia sempat mencicipi masakan koki rumah yang kebetulan sedang memasak Fillet Mignon, makanan kesukaan Daniel, dan rasanya melebihi enaknya masakan restoran bintang lima.
Ya walaupun belum ada sehari disini. Seongwoo tetap bersyukur tidak dibeli oleh majikan atau tuan yang haus akan sex.
"Ngga kerasa udah jam enam, Woo. Mau ikut makan malam?"
Anggukan. "Makasih buat semuanya ya, Niel," ujarnya ramah dan hanya dibalas anggukan oleh Daniel.
--
Makanan sudah tersaji dengan rapi. Mulai dari appetizer, main course, hingga dessert telah tersusun rapi di atas meja makan yang sempat Daniel tunjukan tadi siang.
"Gimana? Kamu suka?"
Anggukan antusias. "Suka, suka banget malah. Tapi Niel...makanan sebanyak ini, yang makan cuma kita berdua?"
Daniel tampak berpikir, namun kembali tersenyum menampakkan gigi kelincinya dan mengangguk.
"Iya. Tenang, ngga apa-apa kok kalau ngga habis,"
Seongwoo mengangguk, kemudian mulai memakan semua yang tersaji di atas meja makan itu. Iya, Semua. Walaupun badannya kurus cungkring begitu, nafsu makan Seongwoo bisa sangat besar melebih orang yang lebih besar darinya. Bahkan Daniel saja ternganga melihat Seongwoo makan seperti anak kucing yang sangat kelaparan.
Sesekali Daniel tertawa melihat tingkah lucu Seongwoo yang aneh ketika makan. Ia akan mencium dulu makanannya sebelum akhirnya ia makan. Benar-benar seperti anak kucing! Batinnya.
"Erghh,"
"Wow, aku ngga tau kalau manusia kayak kamu bisa bersendawa sekeras itu,"
"Apa?" tanya Seongwoo dengan wajah polosnya.
Daniel kembali terkekeh, dan langsung menyuruh para pelayan untuk membereskan piring bekas makanan mereka.
Mata Daniel kembali melirik ke arah Seongwoo yang tengah menguap.
"Kamu ngantuk?" tanyanya.
Anggukan. "Semua makanan tadi bikin aku ngantuk, Niel. Aku kekamar ya?"
"Oh, ok. Duluan aja, masih ada yang mau aku urus. Night Seongwoo~,"
"Night Daniel,"
Setelah Seongwoo pergi. Daniel tampak berpikir. Entah apa yang kamu pikir, namun ia terus tersenyum hingga para pelayan menatapnya bingung.
Detik berikutnya, ia mulai membatin.
"Kamu menarik Seongwoo. Sampai jumpa besok,"
--
Buat para teman-teman yang baca, kan masih banyak tuh yang belum tau Daniel ini siapa, kerjanya apa dan sifat aslinya gimana.
Jadi, di chapter depan kita bahas tentang Daniel ya. Entah flashback atau biografi belum aku putusin. Pokonya chap depan bahas Mr. Kang hehe.
-Dev
KAMU SEDANG MEMBACA
Master - OngNiel
Fanfiction[SLOW UPDATE] Yang Seongwoo tau, seorang majikan biasanya selalu bersikap kejam pada budaknya. Tapi kok, yang ini beda? WARN: Will be 18+ zone soon. And it's a slash(BoyxBoy). Buat yang ngga suka tolong jangan di baca, terima kasih.