BAB 1

12 0 0
                                    


Mata Jessica perlahan terbuka karena paparan sinar matahari yang menembus masuk ke dalam kamarnya. Perlahan-lahan, ia meraih jam yang ada di nakas samping tempat tidurnya dan sesekali mengusap matanya. Ia bergegas bangun dari tidurnya yang tidak lebih dari tiga jam. Semenjak harus menyelesaikan skripsinya, Jessica tidak pernah bisa tidur lebih dari tiga jam semalam.
Jessica berjalan lesu ke arah meja belajarnya dan membereskan semua yang harus ia bawa untuk kuliah. Rasa lelah Jessica begitu terlihat jelas di wajahnya. Semua tugas yang ia terima sebagai mahasiswa kedokteran telah membuat kantung matanya bertambah. Sesudah membereskan semua yang harus ia bawa, Jessica keluar dari kamarnya untuk menemui mamanya tercinta.
"Ma? Mama? Mama di mana?" teriak Jessica dari lantai dua rumahnya.
Tapi, tak ada suara yang menjawab teriakan Jessica itu. Biasanya, setiap pagi orang yang pertama kali dicari Jessica adalah mamanya. Mama Jessica juga sudah begitu hafal dengan teriakan putrinya yang selalu memanggil dirinya tiap pagi. Tapi, pagi hari ini terasa beda bagi Jessica karena tidak ada jawaban dari teriakannya itu.
Ia merasa sangat khawatir akan mamanya dan bergegas turun ke bawah untuk mencari mamanya. Saat baru sampai di ruang makan untuk mencari mamanya, Jessica sangat terkejut karena yang ia temui bukanlah mamanya, melainkan seorang pria yang tidak pernah ia kenal sebelumnya. Pria itu sangat rapi dan terlihat tampan sekali dengan setelan kemeja berwarna putih dan juga celana jeans biru yang dipakainya seakan semua itu cocok dengan kulit putih dan mata indahnya.
Wajah Jessica terlihat terkejut sekali. "Siapa kau? Dan mau apa kau di rumahku?"
Pria itu menoleh ke arah Jessica dan tersenyum manis. "Aku Christian. Kurasa, mamamu sudah memberitahukan hal itu padamu." Christian menjulurkan tangannya. "Kau tidak perlu takut sekarang karena aku akan menjagamu selama mamamu pergi."
"Oh, baiklah, mama. Sekarang kurasa masalahku akan bertambah satu lagi," desisnya pelan. "Kurasa kau juga sudah tahu namaku dari mama karena mustahil bagiku kalau mama tidak memberitahukan hal itu padamu." Jessica memaksakan senyumannya dan menjabat tangan Christian.
Christian hanya bisa menahan tawanya saat melihat tingkah laku Jessica yang menurutnya terlalu jutek itu. Seumur hidupnya, ia baru menemukan cewek yang bertingkah laku seperti itu saat pertama kali bertemu dengannya dan untuk beberapa bulan ke depan Christian harus sangat sabar menghadapi sikap Jessica yang seperti itu.
***
Selesai menyantap sarapan paginya dan bersiap-siap, Jessica melangkah keluar rumahnya sambil membawa tumpukan buku kedokteran di tangannya. Ia menekan tombol merah yang ada di kunci mobilnya dan membuka pintu mobilnya. Tak ia hiraukan sama sekali Christian yang dikirim mamanya untuk menjaganya selama ia pergi. Menurut Jessica, tindakan mamanya itu tambah membuatnya kelihatan seperti anak kecil saja dan membuat beban pikirannya bertambah.
Christian melangkah keluar rumah dan mengikuti langkah Jessica. Walaupun sifat Jessica seperti itu padanya, tapi menurut Christian tugas adalah tugas. Sebab itulah mama Jessica sangat mempercayai Christian untuk menjaga putrinya. Bukan hanya pintar saja, Christian adalah karyawan mama Jessica yang paling rajin dan ramah. Ia juga sangat bertanggungjawab pada tugas yang diberikan sehingga menjadikannya sebagai wakil direktur perusahaan mama Jessica.
"Apakah kau tidak memerlukan bantuanku?" tanya Christian dengan nada yang sopan. "Kulihat kau sangat kerepotan membawa setumpuk buku itu."
Jessica menatap Christian sebentar."Tidak usah. Aku bisa melakukannya sendiri." Katanya dengan nada suara yang datar. "Kurasa kau bisa segera kembali ke kantor mamaku dan menyelesaikan pekerjaanmu." Jessica memasuki mobilnya dan bersiap melesat pergi.
Tapi, nasib beruntung tampaknya belum berpihak pada Jessica pagi hari ini. Entah mengapa mobil Jessica tidak bisa menyala. Keadaaan itu tambah merusak hari Jessica dan membuatnya kesal. Kekesalan Jessica pagi itu terlihat jelas di wajahnya. Ia membuka pintu mobilnya dan turun. Jessica menangis kesal dan berlari dengan rasa kesalnya ke dalam rumah.
Sementara, Christian masih kebingungan dengan kejadian yang ia lihat. Tanpa berpikir panjang, Christian menyusul Jessica ke dalam rumah. Ia melihat Jessica yang sedang duduk sambil menangis dengan kekesalan yang ada di hatinya. Christian perlahan duduk di samping Jessica dan berusaha untuk menenangkan perasaan gadis itu.
Christian memutarkan badannya menghadap Jessica. "Hei, kenapa kau menangis? Kurasa, tampaknya hari ini suasana hatimu sedang tidak baik." Ia memberikan selembar tissue kepada Jessica. "Kau tidak bisa memendam masalahmu sendiri. Jadi, ceritalah padaku dan apakah aku membuatmu marah?" tanyanya sedikit ragu.
"Kau tidak mengerti semua masalah yang kuhadapi," kata Jessica dengan suara yang bergetar. "Dan sebaiknya, kau segera pergi ke kantor mamaku sebelum harimu menjadi rusak." Jessica bangkit dari duduknya dan bergegas pergi meninggalkan Christian.
Christian segera berdiri dan menghadang Jessica. "Tunggu. Aku tahu suasana hatimu sedang tidak baik dan aku tidak akan memaksamu untuk menceritakannya padaku." Christian menatap wajah Jessica. "Tapi, tugasku adalah menjagamu. Jadi, biarkan aku yang mengantarmu ke kampus."
"Terserah kau saja."
***
Suasana di dalam mobil Christian terasa sangat hening. Hanya terdengar bunyi klakson mobil dan suara bising kendaraan yang sedang melaju. Sesekali, Christian menoleh ke arah Jessica dan memperhatikan raut wajah gadis itu yang sedari tadi berdiam diri. Tampaknya amarah di dalam diri Jessica belum bisa ia hilangkan karena dari tadi gadis itu terlihat cemberut sambil sesekali merapikan poninya.
Kalau sudah begini, Christian tidak berani berbuat apa-apa lagi selain membiarkan gadis itu merasa tenang. Untung saja mama Jessica pernah memberitahu Christian tentang kampus tempat Jessica kuliah sehingga ia tidak usah repot-repot menanyakan hal itu pada Jessica. Ia tidak ingin menambah kekesalan Jessica hari ini. Jadi, ia memilih untuk berdiam tanpa berbicara apa pun pada Jessica selama dalam perjalanan.
Perjalanan yang terasa sangat panjang tanpa sepatah kata pun akhirnya berakhir saat mobil Christian berhenti tepat di depan fakultas kedokteran tempat Jessica kuliah.

A Beautiful Color Of RainbowWhere stories live. Discover now