Bagian 3

28 2 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saudagar Kaya menarik Adik menuju belakang sekolah. Dirinya masih ingat persis tempat tersebut. Di sanalah ia menangis setelah menyaksikan Adik pergi dengan lelaki yang berada di depan gerbang. Tidak ada seorangpun yang lewat saat dirinya menenangkan diri di tempat tersebut.

Selama diperjalanan, Saudagar Kaya sempat terhenti karena terjadi sesuatu pada tubuhnya.

Ta-tangan kananku!?

Saudagar Kaya menyaksikan tangan kanannya yang mulai menghilang.

Mu-mungkinkah akibat memukul Bajingan tersebut!?

"Abang kenapa?" tanya Adik kebingungan, melihat muka Saudagar Kaya yang terlihat panik.

"Ti-tidak apa-apa, Dik!" balasnya seraya memiringkan tas ke bagian kanan badan, berharap agar tangan kanan yang menghilang tidak terlalu mencolok.

Saat Saudagar Kaya hendak melanjutkan perjalanan, terdengar suara pemuda yang memanggil Adik.

"Eh, Adik!!!"

Suara pemuda tersebut tidak asing di telinga mereka berdua. Ya, pemuda tersebut ialah Saudagar Kaya waktu muda. Seketika saja dirinya memalingkan muka, berharap jika dirinya yang lain tidak melihat mukanya. Saudagar Kaya benar-benar ingat jika dulu, ia memakai kacamata tebal karena matanya yang rabun.

"Loh!!!" teriak Adik seraya melihat muka pemuda yang ada di depannya, kemudian memalingkan kepalanya ke arah Saudagar Kaya. "Kok Abang ada du—"

Saudagar Kaya segera menutup mulut Adik dengan tangan yang tersisa.

"Hei! Apa yang kamu lakukan terhadap Adik!" teriak Diri Mudanya.

Dengan kedua kaki yang gemetaran, Diri Mudanya perlahan mendekat.

Setelah cukup dekat, Saudagar Kaya segera merampaas kacamata yang dipakai Diri Mudanya. Ia membuang kacamata tersebut jauh-jauh. Sedetik kemudian, Saudagar Kaya mendorong Diri Mudanya hingga terjatuh.

"Eh! Abang! Itukan Ab—"

Saudagar Kaya kembali menutup mulut Adik, kemudian berbisik di telinganya, "Nanti akan Abang jelaskan. Sekarang, Adik ikut Abang!"

Adik mengiyakan perintah Saudagar Kaya, kemudian menjauhi Diri Mudanya yang mulai sibuk mencari kacamata yang ia lemparkan cukup jauh.

*****************

Akhirnya mereka sampai di tujuan. Tempat tersebut benar-benar sepi, sesuai dengan dugaan Saudagar Kaya. Genggaman tangan Saudagar Kaya langsung terlepas dari tangan Adik.

Saudagar Kaya terdiam sesaat, membuat Adik semakin penasaran terhadap dirinya yang berasal dari masa depan. Dengan perlahan, Adik mulai mendekat.

Saat melewati badan Saudagar Kaya, Adik seketika menjerit. Adik menyadari jika ada yang salah dengan badan Abangnya. Ia mengira jika Abang melepaskan tangannya karena telah sampai di tujuan. Ternyata, kedua tangan Saudagar Kaya telah seutuhnya menghilang!

Kembali ke Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang