Chan's

373 44 4
                                    


Chan POV

Enam belas tahun berlalu dan ia sekarang sudah sebesar ini. Ibu, ayah.. apakah aku telah menjadi seorang kakak yang baik untuknya? Pertanyaan itu selalu berputar dikepalaku. Melihatnya tumbuh hingga sebesar ini, kadang membawaku kemasa lalu dimana masa remajaku kugunakan untuk membantu merawat Jeongin, dikala teman sebayaku bisa bermain lepas dilapangan. Hingga kemarin Jeongin membawa salah satu orang temannya kerumah. Semakin menyadarkanku bahwa sebentar lagi ia akan menjadi dewasa. Sudah secepat ini ya. Waktu terus berputar tanpa memikirkan sesuatu disekitarnya. Berjalan sendiri melewati siang dan malam.

Dia sudah besar.

Dia sebentar lagi kuliah.

Dan dia sekarang sedang mempelajari bahasa Jepang. Aku sudah bisa membayangkan apa yang akan dia minta kelak. Hmm...... setidaknya untuk selama ini aku sudah menyiapkan semuanya.

Terkadang aku juga rindu dengan sifat manjanya saat ia masih kecil dahulu. Lucu jika mengingatnya. Dulu ia sendiri yang meminta aku untuk mencium pipinya ketika akan berangkat sekolah. Rupanya sekarang ia lupa atas hal yang ia minta. Karna selalu berkata "ih abang kan aku bukan anak kecil lagi." Ketika aku berhasil mencium pipinya. Kkkkkkkkk~ manis, bagiku dia masih manis seperti dulu. Walaupun lambat laun sifatnya mulai berubah. Dia tetaplah rubah manisku.

Bahkan pelukannya seperti semalam itu adalah hal yang selalu aku rindukan.

Ah entahlah. Aku sungguh menyayangi adik tunggalku ini. Sampai kapanpun, sebesar apapun dirinya, ia masih adik kecilku.

Ngomong-ngomong soal temannya kemarin. Ia bernama Hyunjin. Memiliki visual yang sempurna tapi aku bisa melihat dari sorot matanya yang penuh akan kesedihan. Dan perasaanku ternyata benar. Karena secara tidak sengaja tadi ia menceritakan tentang keluarganya. Aku hanya berharap, semoga ia menjadi sahabat baik bagi adikku dan bisa memahami Jeongin seperti aku memahaminya. Karena Jeongin ini sesungguhnya bukanlah anak yang pandai bergaul.

Membawa teman kerumah saja sangat jarang. Karena itu aku sedikit terkejut ketika ia membawa temannya untuk belajar bersama dirumah. Namun, entah ini hanya perasaanku saja atau tidak, aku bisa melihat bahwa Hyunjin memiliki tatapan yang lebih sekedar dari seorang sahabat ketika ia menatap Jeongin. Namun aku masih tidak mau memikirkannya terlalu jauh. Tapi ya entahlah. Hati mana ada yang tau.


'sudah cukup untuk menulis diary hari ini.'  


Tok... Tok... Tok....

"Silahkan masuk."

"Permisi pak, saya pegawai baru disini. Kim Seungmin."

ABANG [Bang Chan & Yang Jeongin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang