Hujan ketika kau hadir, kau riuhkan dan gaduhkan semua orang bahkan hadirmu saja membuat semua orang terganggu, buruh tani, pedagang kaki lima ,kuli-kuli pelabuhan, supir-supir bis kota, pawai-pawai perkasa, mereka pada mengucapkan kapan kau berhenti.
Hujan ada sebuah hal yang membuatku tak mengerti akan hadirmu yang sampai saat ini menjadi keluhku mengapa dalam setiap rintik-rintikmu selalu bersama dengan memori yang kau bangkitkan dalam pikiranku yang aku susah payah untuk aku lupakan dan susah payah aku menguburnya dalam-dalam, entah mungkin karena aku saja yang merasa seperti itu atau apakah semua orang yang susah melupakan hal yang sama, semoga firasatku benar.
Hujan kepergianmu memberikan ketenangan dan ketentraman pada hati semua orang kau pun mampu memberikan sebuah kekuatan dan harapan, kekuatan untuk terus melangkah dan berharap pada sebuah keajaiban. Tapi jika kepergianmu terlalu lama bahkan kau tak kunjung kembali turun meneteskan airmu kebumi semua orang yang mengucapkan kapan kau berhenti pun tiba-tiba merindukanmu termasuk aku seorang yang ingin melupakan masa lalu juga merindukanmu.
Hujan aku iri padamu walau dengan segala riuh dan bisingmu yang terkadang mengganggu , kau mampu menghempaskan, menenggelamkan dan merobohkan apapun jika kau sedang marah lalu membuat kami takut akan hadirmu, tapi di balik itu semua kau beri kami kehidupan dari sebuah kematian dari apa-apa yang dihamparkan di daratan bumi ini. Hujan aku iri padamu