Cantaloupe 1 : HUG

1.4K 147 32
                                    

"Lepaskan aku Tin, aku harus bangun dan mempersiapkan kebutuhanmu untuk bekerja." Can terus menggeliat dalam pelukanku minta dilepaskan, tapi aku tidak ingin melepaskannya, memeluk Can seperti ini adalah hal ternyaman dalam hidupku.


"Tin bangunlah ini sudah siang kau tidak lapar, kau tidak dengar perutku meraung-raung minta diisi, dan aku harus memasak sekarang untuk kita berdua sarapan, kau bisa terus memelukku seperti ini tapi jangan salah kan aku jika nanti kau kesiangan dan kelaparan."

"Tin ~ ayolah lepaskan aku."

"Tin ~ aku lapar kasihanilah aku." Akan ku biarkan dia terus berkicau seperti itu, aku suka saat dia mulai merengek dan berbicara tidak jelas seperti itu.

"Sebentar lagi can, biarkan aku seperti ini 5 menit saja, memelukmu seperti ini rasanya sangat nyaman."

"Tapi, tapi, tapi aku ingin mandi Tin cepatlah bangun kau dasar pemalas."

"Aku akan bangun, tapi," Aku mengangkat tangan dan menyentuhkan jariku pada bibirnya dengan perlahan dari sudut kanan sampai sudut kiri bibirnya, Ini adalah kebiasaanku saat meminta ciuman darinya dan saat ini aku ingin morning kiss darinya, bibirnya sungguh candu bagiku, tidak bisa bagiku sehari saja tidak menyentuhnya.

"Hmm ciumlah!"

"Aku tidak ingin menciummu,"

"hah! Lalu apa maumu, biasanya kalau kau menyentuh bibirku itu tandanya kau inginmenciumku?"

"Tidak, kali ini aku ingin kau yang menciumku, atau kau tidak kulepaskan, meskipun kau memberontak, kekuatanmu tidak akan cukup untuk melepaskan pelukan ini," dia tampak menarik nafas, lalu berpikit sejenak sebelum akhirnya memajukan bibirnya dan mendekatkannya padaku. Dikecup nya beberapa kali bibirku tanpa lumatan dan tanpa hisapan, rasanya aku ingin tertawa, aku tauseseorang yang sangat kucintai ini adalah seorang bocah, bocah bodoh yang selalu mempercayaiku dan membuatku tersenyum.

Saat kulepaskan pelukanku, dia langsung berguling menjauhiku, meloncat dari atas kasur lalu menghilang dalam sekejap, yang kudengar hanya makian dan sumpah serapahnya. Meskipun situasi sudah berubah, kami sudah resmi berpacaran tapi sifat tsunderenya itu tidak pernah berubah.

Dulu waktu semasa kuliah saat mengajaknya berpacaran dia sempat menolak dan bilang padaku bahwa dia hanya ingin berteman, aku tau dia menyukaiku dia bahkan cemburu pada pete, tapi mendengar penolakannya aku sangat terpukul, dan tidak menemuinya berbulan-bulan, Sampai akhirnya aku tidak tahan lagi dan memutuskan untuk menemuinya apapun yang terjadi aku akan memaksanya berkencan denganku, seorang Tin tidak akan menyerah hanya dengan penolakkan.

Tapi kalian tau apa yang terjadi, saat aku ke lapangan sepak bola untuk menemuinya, kukira aku akan melihatnya sedang bermain bola dengan cerianya seperti biasa, tapi yang kulihat sungguh diluar ekspektasiku, seorang anak laki-laki yang sedang melamun di tengah lapangan sepak bola, saat aku memanggil namanya, dia melihatku sejenak, matanya membola dan langsung berlari memelukku, aku yang kaget kehilangan keseimbangan dan terjatuh, sampai akhirnya dia menangis dalam pelukanku.

" Tin, sarapannya sudah siap, cepat turun dari kasurmu dan makan bersamaku jangan lama, atau aku akan makan duluan aku sudah sangat sangat lapar!" Akan aku lanjutkan ceritaku nanti, sekarang aku harus turun karena baby Can sudah berteriak.

"Aku turun sekarang, kenapa kau berisik sekali pagi ini can,"

"Karna kau lama sekali, aku lapar, kau tau sendiri kalau aku lapar bagaimana,"

"Ya, aku tau, makanlah yang banyak, agar kau bertambah tinggi."

"Tiiiiin!!!!" aku hanya membalasnya dengan tawa,

Sekarang memakan masakan Can juga adalah sebuah kebiasaan baru, semenjak kami berpacaran dan dia tinggal bersamaku, dia harus selalu memasakanku, masakannya enak, aku tidak menyangka bocah bodoh ini ternyata sangat pandai menyenangkan lidah dan perutku, dan bagian yang lainnya juga tentunya, yang ku tau dulu dia hanya tau makan, yang selalu memasakannya adalah adiknnya, tapi sekarang dia sudahsedikit berbeda, kurasa aku tidak akan bisa berpisah darinya, seperti dia diciptakan hanya untukku.

Selesai sarapan dia membereskan meja dan mencuci piring sedangkan aku harus mandi dan bersiap untuk ke kantor, ya aku meneruskan perusahan ayahku setelah kakakku kabur entah kemana. Aku hanya berharap dia tidak kembali dan menghancurkan hidupku.

"Jangan memperhatikanku seperti itu Tin, jangan melihatku dengan tatapan (ingin memakan)mu itu, aku takut!"

"Aku tidak tahan ingin memelukmu dan menciummu can,"

"Kita akan berangkat kerja jadi jangan pikirkan hal yang macam-macam, dan kau jangan lupa bawa bekal yang kubuatkan untuk mu, kau tau saat kau lapar kau akan menjadi lemas dan tidak bersemangat, lalu nanti kau tidak akan konsentrasi saat bekerja jadi kubuatkan bekal yang banyak agar kau tak kelaparan."

"hmmm," aku sudah menyerah dengan cara berpikirnya, akuakan mengiyakannya saja.

"Can kenapa lama sekali bersiapnya, jangan dandan terlalu tampan, jangan sampai kulihat ada yang menggodamu ditokomu nanti, atau kau tau apa yang akan terjadi!"

"Siapa yang lama berdandan, aku menyiapkan ini dan itu, lalu saat aku ingin bangun pagi kau memelukku dan tak melepasku, jadi semua ini salah siapa? Dan juga tidak akan ada yang menggodaku, para wanita itu tidak menyukaiku. Kenaapa aku terlahir dengan wajah imut bukannya tampan," mulai lagi dengan celotehannya yang tidak jelas, sebelum ucapannya semakin ngelantur, kutarik tangan nya sampai badan nya menhadapku dan berhasil kupeluk, lalu kukecup bibirnya yang manis,

"Sudah siap kan baby? Ayo kita berangkat dan berhenti mengoceh oke!"

TBC.

Ryuuu tuh masih galau karena ending LBC kemaren, huhu siapa yang samaan sama ryuuu? '3') Ryuuu mau minta maaf sama author LBC yang sesungguhnya karena minjem karakter TinCan. Ryuuu tuh cinta banget sama merekaaa jadi butuh asupan lebih hehe. Untuk fanfiksi ini apa ada yang ingin lanjut atau tidak??

My CantaloupeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang