Siapa yang tidak mengenal seorang Aaron sang penguasa kegelapan dunia Vampire. Ia seorang raja yang sudah lama menduduki tahta, wajahnya tampan dan tampak dingin. Sudah ada setengah abad hidup didunia ini dengan ribuan mangsa, tentu saja membuat pria ini tampak kejam, keji dan tak tahu rasa kasihan.
"Aaarghh.." Teriakan itu tak dipedulikan oleh Aaron yang sudah ribuan kali mendengarnya. Ia hanya terus menghisap darah mangsanya yang baru saja ia setubuhi.
Setelah dirasa darah mangsanya sudah habis, segera ia mendorong jauh hingga terjatuh mengenaskan dengan wajah putih kebiruan. Aaron segera merapihkan diri dan pergi dari kamar yang berada disebuah bar tersebut.
"Yang Mulia.." Aaron mengangguk sekali dan terus melanjutkan langkah diikuti Jenderalnya.
"Kita kembali ke istana." Sesaat satu langkahnya memasuki istana keningnya berkerut.
"Ada apa Yang Mulia?" Ia terhenti dan membalikkan badan menatap sang Jenderal. "Apa kau mencium sesuatu? Aroma harum ini?"
"Iya Yang Mulia, aroma ini sudah tercium sejak pagi tadi." Aaron semakin bingung, "Benarkah? Darimana asal aroma ini?"
Sang Jenderal menunduk seolah minta maaf, "Saya belum menyelidikinya Yang Mulia." Aaron membalikkan tubuh dan mengibaskan jubahnya sambil melanjutkan langka. "Cari tahu."
"Baik Yang Mulia."
Keesokan harinya, karena belum ada kabar sama sekali Aaron menjadi semakin penasaran. Aroma ini semakin menjadi saja membuat semua yang menghirupnya terpedaya. Karena rasa penasaran inilah Aaron nekat mencari sendiri dimana asal aroma yang memabukka tersebut dan entah bagaimana ia bisa sampai di salahsatu pack werewolf yang dipimpin oleh putera mahkota kerajaan werewolf.
Tapi kenyataan tersebut tak membuat nyalinya ciut, ia malah terus mencari penyebabnya hingga berada disebuah kamar yang berisikan seorang gadis cantik. Aaron terus mengawasinya dibalik gorden, terlihat gadis itu menghembuskan nafas kesal dan bangkit dari tidur malas. Melangkah santai menuju kearah pintu kamar.
Dengan gerak cepat Aaron menghadangnya, sontak gadis itu menjerit karena melihat taringnya yang sudah dipenuhi darah. Darah dari mangsanya saat perjalanan kemari. Gadis itu tampak mundur ketakutan. "Jangan menjauh dariku Luna."
Tapi ia terus mundur karena Aaron yang melangkah maju. "Jangan dekati aku!"
Awalnya Aaron tersenyum menang karena gadis itu terpojok, hal yang tak terduga adalah gadis itu melompat dan menggunakan kasur sebagai tolakan untuk menuju ke balkon kamar. "Jangan macam-macam denganku Luna. Cukup ikuti saja apa yang ku katakan." Ujarnya masih berada ditempat yang tidak terkena sinar matahari.
"Tidak! Aku tidak mau!"
"Jovan! Andreas! Tolong!! Tolong siapapun tolong aku!!"
"Luna! Berhenti atau aku yang akan membuatmu berhenti." Aaron dengan ancamnya. "Aku tidak takut dengan ancamanmu!"
Aaron semakin berang dan menarik paksa gadis itu hingga jatuh dipelukannya. Aaron sangat menikmati aromanya yang ternyata benar berasal dari gadis dipelukkannya, oh mungkin bukan gadis karena Aaron bisa melihat jelas tanda yang diberikan oleh sang pangeran pada matenya.
"Hah aku sudah menduga akan semenyenangkan ini. Aroma tubuhmu sangat indah kenapa aku tidak mendapatkanmu lebih dulu sebelum Alpha sialan itu. Apalagi sepertinya tubuhmu tak kalah indah dengan aroma nya."
Aaron merayu wanita itu dengan ucapannya, tetapi nampaknya tak berhasil karena wanita itu malah mengeluarkan airmata saat ini. Tangannya yang semula memeluk kini membingkai wajah cantik itu untuk menatapnya. "Kenapa menangis princess? Aku hanya memelukmu saja. Aku adalah calon suamimu, setelah kita membunuh Alpha sialan itu." Wanita itu menggelengkan kepala dan terus menangis seakan menolak. "Sstt. Sudahlah jangan menangis, aku tidak ingin wajahmu yang cantik ini menjadi aneh akibat menangis."
Dan sesuatu yang tidak terduga kembali terjadi dengan geraman yang tiba-tiba terdengar telinga Aaron, "Wah wah apakah ini wolf
seorang Luna yang mengambil alih? Mata biru yang indah.""Lupakan saja mate-mu dan ikutlah denganku kekerajaan vampire. Kau akan ku jadikan ratu di kerajaanku untuk mendampingiku."
"Aku tidak tertarik dengan tawaranmu." Decih seseorang dengan suara serak yang terdengar sexy, membuat Aaron semakin tertarik.
"Selain tubuh dan aroma indah, suaramu pun terdengar menggoda. Ini tawaran terakhirku dengan baik-baik sebelum aku membawa mu dengan paksa."
"Aku tidak akan meralat ucapanku sama sekali."
"Baiklah dan jangan menyesal." Ujarnya dengan senyum licik. Tetapi belum juga memulai aksinya Aaron sudah terlempar hingga terbentur tembok yang menyebabkan tembok retak dan melengkung sedikit.
"Pengendali angin heh? Ini semakin menarik. Apakah kau pengendali yang lain juga?" Ini semua semakin menarik. Luna dengan pengendali angin? Itu sudah lama sekali tak terjadi.
Aaron bangkit dan terbang dengan cepat ke arah Luna tersebut dengan kuku dan taringnya yang tajam. Tapi karena ada api yang muncul dari tangan sang Luna, ia beralih mundur.
"Pengendali api? Aku sudah curiga jika dirimu adalah seorang yang istimewa sejak mencium aroma ini. Oleh karena itu, aku akan membawa mu dari sini." Dan kembali Aaron sudah terhempas cukup jauh hingga ke balkon dan menghilang begitu saja.
Ia langsung menghilang menuju istananya, mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mengumpulkan para petinggi kerajaan untuk mengadakan rapat dadakan untuk membicarakan hal ini.
"Aku sudah menemukan asal aroma ini." Ucapan pertama Aaron langsung menjadi pusat perhatian. "Ini berasal dari Luna blackmoon pack, istri dari putera mahkota kerajaan werewolf."
Aaron mengerutkan kening dan menatap para tetua, "Tadi aku berjumpa dengannya dan ternyata ia adalah pegendali elemen. Apa kalian tahu sesuatu?"
"Yang Mulia setahu hamba, para Luna yang memiliki kekuatan demikian sangatlah langka dan tak tertebak dan biasanya anggota dari kerajaan bukan orang sembarangan. Bisa terjadi beberapa puluh tahun sekali dan orang yang mendapatkan anugerah itu adalah orang yang istimewa. Konon jikalau Luna ini tengah mengandung maka akan mengeluarkan aroma yang memabukkan dan tercium hingga seluruh dunia Immortal, dan janin itulah yang menjadi pusatnya. Jika ada seseorang yang berhasil mengambilnya dan memakannya secara langsung maka dapat menambah kekuatan entah itu hidup abadi atau menjadi pengendali elemen."
Aaron mengerutkan keningnya masih berpikir keras. "Aku suka aroma ini, apa kalian juga? Jawablah dengan jujur."
Semua orang yang berada dalam ruangan ini menjawab dengan jujur dan mengiyakannya. "Para tetua kalian mengatakan bahwa aku tidak bisa menikah sembarangan karena aku sudah ditakdirkan akan memiliki belahan jiwa. Ku akui Luna Blackmoon pack sangat cantik dan menarik, tetapi selain aromanya aku tak merasakan apapun dalam diriku. Mungkinkah ia adalah belahan jiwaku?"
Seorang tetua yang sebelumnya sudah menjawabnya berdehem pelan dengan tetap mempertahankan wajah tanpa ekspresinya. "Maaf jika lancang Yang Mulia, apakah saat melihat Luna Blackmoon pack Anda bergairah?"
"Tidak." Jawab Aaron lantang dan pasti. "Tapi aku merasakan sesuatu yang aneh seperti aku harus melindunginya, apa kalian tahu apa sebabnya?"
Vote and Comment guys!!
KingSign💖
KAMU SEDANG MEMBACA
King Sign
VampireXanders Series 4 Clare Emery Xanders tak pernah menyangka bahwa selama ini dirinya punya seorang penguntit, seorang pria tinggi berkulit putih dan juga tampan yang selalu datang dimimpinya disetiap malam hari ulang tahunnya selama ini. Clare tahu ia...