Author pov
Seperti perkiraan sang Jendral, sesuatu akan terjadi. Sejak aroma ini selalu tercium dipenjuru dunia immortal, Aaron selalu mencari berita terbaru agar kerajaannya tak tertinggal sesuatu. Ia sudah tahu jika Luna blackmoon pack dipindahkan ke istana supaya selalu aman. Ia juga mendengar selentingan kabar tentang sihir hitam yang dikirim untuk wanita itu.
Entah mengapa Aaron merasa ia harus melindungi janin tak berdosa itu, Aaron merasa ini semua tak beres. Para tetua pun belum bisa menjawab pertanyaannya waktu itu, semakin membuat Aaron kebingungan dengan perasaan abu-abu ini. Sudah dipastikan Aaron tidak punya perasaan apapun pada Luna blackmoon pack, sama sekali tidak. Tetapi mengapa disaat tertentu Aaron ingin sekali mengusap perut wanita itu.
Kesempatan yang Aaron nanti tiba begitu saja bersamaan dengan surat resmi dari kerajaan werewolf. Aaron tahu jelas duduk masalah ini, oleh karena itu tanpa berpikir lagia ia langsung berteleportasi ke tempat yang dimaksud. Lagipula selama ini kerjasama kerajaan mereka baik-baik saja, jadi tak ada keraguan untuk Aaron mengambil keputusan.
"Aku sanksi mereka akan berpihak pada kita jika tanpa imbalan. Apalagi Vampire itu sudah pernah menyusup kedalam pack-ku." Aaron tersenyum kecil ketika mendengar gerutuan itu, lidahnya gatal jika tidak segera menyahut.
"Yang dikatakan oleh anakmu itu benar King, aku tidak akan bergabung jika tanpa imbalan. Jadi apa keuntungan bagiku jika aku ambil bagian?" Aaron berdiri pongah diantara yang lainnya.
"Aaron, bisakah kau datang kesini dengan sopan?" Aaron mendengus pelan, pamannya yang satu ini terlalu kaku menurutnya.
"Seorang raja mempunyai kebebasan dan apapun yang diinginkan harus terpenuhi. Jadi apa keuntungan bagiku?"
"Kami pun tidak mendapat keuntungan dalam hal ini. Tapi kita semua nanti dapat merasakan perubahannya. Akan ada perdamaian dan persatuan setiap kaum di dunia immortal ini." Jawaban bijak King tentu saja belum bisa membuat keinginan Aaron enyah.
"Bagaimana jika kita membuat perjanjian?" Tawaran Aaron cukup menggiurkan. Ia hanya cukup melakukan sekali pancingan saja untuk menghilangkan perasaan tak tentu dihatinya.
"Apa itu?"
"Aku sebenarnya tidak perduli dengan kaum lain dunia immortal ini, tapi setelah dipikir-pikir perjanjian ini cukup setimpal King."
"Cukup katakan saja apa yang kau mau Aaron, jangan berbelit-belit."
"Akan aku berikan pasukanku untuk mendukungmu dalam peperangan ini, tapi sebagai gantinya serahkan menantumu." Sekali lagi pancingan maka Aaron akan mendapatkan apa yang diinginkannya
"Sialan!!" Dan Aaron sudah menduga yang satu ini, kemarahan Mars yang tidak terima dengan tawaran Aaron. Tanpa basa-basi Mars langsung menyerang Aaron tanpa ampun. "Dia mate-ku!! Milikku!!"
Sebisa mungkin Aaron menghindar dan juga membalas. "Mars! Hentikan Mars!!" Suasana menjadi gaduh.
"Lepaskan dia untukku dengan tanganmu sendiri atau aku rampas dia?" Ucapan Aaron semakin memperpanas keadaan.
"Bajingan! Dia istriku!!"
"Mars cukup!!" Perkataan itu diabaikan.
"Itu terserah padamu. Jika kau mau melepasnya untukku kau selamat, atau jika kau masih jual mahal pergi berperanglah lalu mati dan akan ku rebut dia!" Pukulan Mars yang tadinya menggebu-gebu kini terhenti dan langsung berubah wujud wolf lalu menerjang Aaron.
Aaron berdecak pelan, untuk mendapat yang ia mau Aaron harus membiarkan wajahnya sedikit lecet. "MARS BERHENTI!!" Suara yang berasal dari Alpha King tentu saja membuat suasana menjadi hening. Tidak akan ada yang berani melawan perkataan setegas dan berwibawa itu. "Kita bisa bicarakan ini dengan baik-baik. Kalian berdua duduklah." Dengan nafas terangah-engah keduanya mengikuti ucapan sang Raja.
"Aaron, sebagai raja werewolf aku sangat tersanjung kau dapat datang kemari walau terkesan mendadak. Tetapi aku pun sama berpendapat dengan anakku mengenai perjanjian ini." Aaron mengangguk sambil mengusap sudut bibirnya. "Seperti yang kau tahu mate sangatlah penting bagi seorang werewolf seperti kami. Tanpa mate kami bisa mati kapan saja. Dan tentu kau pun sudah mengetahui tentang keadaan menantuku yang sedang mengandung sekarang. Jadi aku minta kebijakanmu sebagai seorang raja."
"Tapi aku menginginkan menantumu. Sangat. Aku tidak masalah jika ia sedang mengandung sekarang, aku bisa mengangap mereka sebagai anakku. Masalah anak-anak nanti bisa kita atur baiknya bagaimana. Satu minggu denganku atau dua minggu dengan ayahnya itu tidak masalah." Aaron perlu memastikan sesuatu yang membuat perasaannya dirundung perasaan yang tak diketahui ini selama berbulan-bulan lamanya.
"Jika aku dalam posisi anakku atau werewolf lain dalam posisi ini, tentu saja menolak keras tawaranmu. Jadi apa yang bisa digantikan dalam perjanjian ini?" Mungkin inilah saatnya.
"Ku dengar menantumu sedang mengandung bayi kembar. Dan firasatku mengatakan bahwa diantara mereka akan ada bayi perempuan yang merupakan belahan jiwaku. Aku ingin memintanya." Entah keputusan ini benar atau tidak, tetapi Aaron harus memastikannya sendiri.
"Sebelumnya kau ingin istriku lalu sekarang anakku? Setelah ini apa maumu?!" Aaron melirik sejenak sang putera mahkota, sepertinya pria ini yang akan menjadi penghalang dirinya mulai sekarang.
"Aku ingin istrimu karena suka aromanya dan kagum akan dirinya. Sedangkan untuk anakmu itu aku masih tidak yakin, kemampuan masa depanku sedikit terbatas. Jadi semua masih terasa abu-abu." Terang Aaron jujur, ia tak mau merasa sulit dimasa depan.
"Biarpun dia belahan jiwamu, tak akan aku biarkan kau membawanya." Aaron tak lagi memperdulikan Mars karena tatapannya sudah beralih pada Mario.
"King, kau tahu bukan apa arti belahan jiwa bagi seorang Vampire? Aku akan menunggunya hingga ia siap. Tapi biarkan aku membawanya pada saat itu."
"Aku izinkan." Setidaknya Aaron sudah mendapat lampu hijau, ia hanya tinggal menunggu waktu saja apakah firasatnya ini benar atau tidak.
Vote and Comment guys!!
KingSign💖
KAMU SEDANG MEMBACA
King Sign
VampireXanders Series 4 Clare Emery Xanders tak pernah menyangka bahwa selama ini dirinya punya seorang penguntit, seorang pria tinggi berkulit putih dan juga tampan yang selalu datang dimimpinya disetiap malam hari ulang tahunnya selama ini. Clare tahu ia...