"Minggir kamu!! Mulai sekarang dan selamanya, Tempat duduk ini milik Cia. Cuman Cia yang boleh Duduk disini" Cia melayangkan pandangannya kepada Dinar.
"Apaan sih Cia,, kan aku dulu yang duduk disini. Ya terserah akulah".
Dinar menjawab pernyataan Cia dengan santai" Ih... Tapi Cia pengennya duduk disini. Gak ada yang boleh duduk disitu selain Cia. " Cia terus merengek sampil menggoyang goyangkan pundak Dinar.
"Kok kamu makin lama makin nyebelin sih?? Ini dah jadi tempat aku dan gak ada yang boleh duduk disini. Apalagi anak manja kayak kamu." Celetuk Dinar kepada cia sampil memainkan pulpennya. Sementara itu Cia terdiam. Dia lantas duduk di mejanya. Dinar kira masalah selesai. Namun ternyata masalah baru muncul. Bel istirahat berbunyi. Dinar hendak bangkit dari tempat duduknya. Namun,
Brukk....
Cia menendang meja Dinar sampai Dinar terjatuh. Semua siswa yang tadinya akan beranjak menuju kantin mengurungkan niatnya, karena terkejut dengan apa yang dilakukan Cia.
"Pokonya Cia bakalan lakuin apapun Buat dapet apa yang Cia mau. Dan sekarang Cia mau duduk disini, gak boleh ada yang nentang Cia. Cia mau Dinar ambil tas, terus pindah dibangku lain. SEKARANG!!!!"
"Terus kalo gue gak mau lo mau ngapain?? Emang gue takut sama lo?? Felicia Agatha anak manja!!!!!!" Kesabaran yang mulai habis, membuat Dinar berbicara agak kasar kepada Cia, sambil membersihkan debu yang menempel dibajunya.
"Kok kamu jadi nyolot sih Dinar. Cia kan ngomong baik baik?? Kok Dinar kasar sih ngomongnya??"
"Yaudah kalau lo gak mau dikasarin, ya jangan maksa. Lagian tempat duduk lain masih banyak kan?? Dasar lo anak aneh!!." Setelah mengucapkannya, Dinar berniat keluar dari kelas untuk membersihkan diri. Namun tiba-tiba Cia mendekat dan memukul pundak Dinar lalu menamparnya.
"Maksud lo apa nampar gue??. Lo tu emang dasar gila ya. Dari dulu selalu aja manja. Berani banget lo nampar gue."
"Cia cuman mau tukeran tempat duduk sama Dinar. Tapi Dinar malah ngeselin. Ya udah Cia reflek nampar Dinar. Sakitya? Kacian...."
"Lo tu bener bener fuck ya. Dasar cewek gila. Gak waras lo. Awas aja, gue bakalan bales perbuatan lo, inget baik baik". Ancam Dinar setelah dia memutuskan mengalah dan memindahkan tasnya.
" Ye,,, biasa aja kali,,Cia kan niat awalnya baik baik??" sambung Cia setelah menaruh tas nya ditempat duduk Dinar.
**********
Bel pulang sekolah berbunyi. Para murid Sma Jaya Kusuma berhamburan keluar gerbang.
"Cia, sorry ya?? Aku hari ini gak bisa bareng sama kamu. Soalnya aku mau mampir kerumah nenekku dulu, maaf banget ya??" Zifa berbicara dengan wajah menyesal.
"Lhah?? Terus Cia pulang ma siapa dong?? Cia kan gak berani kalo pulang sendiri??"
"Ya maaf dong, kan ini mendadak"
"Yaudah deh gapapa. Cia bisa pulang sendiri, udah ya Cia mau langsung pulang keburu dicari mama. Dah zifa"
Cia melambaikan tangan kearah Zifa sambil pergi menjauh dari Zifa.Jarak rumah Cia dengan sekolah memang lumayan yakni sekitar 1,5 km. Dan dia biasa pulang bersama Zifa, namun karena Zifa ada kepentingan, Cia terpaksa pulang sendiri. Ya hitung-hitung mencoba mandiri.
Ditengah jalan, Cia terus menunduk. Ia sebenarnya sangat takut. Karena baru pertama dia pulang sendirian. Saat Cia melewati gang, Cia merasakan ada seseorang yang mengikutinya. Suara langkah kaki sangat terdengar jelas di telinga Cia. Cia berhenti sejenak. Ingin rasanya ia menoleh dan mengetahui apa yang terjadi. Namun lehernya seakan kaku tak dapat digerakkan. Akhirnya Cia tetap berjalan sambil perlahan. Rasa takutnya makin menjadi tak kala ada suara lelaki yang memanggilnya
"Cewekk,"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Believe
Teen FictionFelicia Agatha Gadis manja, cantik dan kurang pandai, berubah 180 derajat setelah bertemu Devon Manansala. Mereka bertemu dengan cara yang unik. Namun ada saja orang yang merusak dan mengganggu mereka.😨 Selamat membaca