1.

4.1K 162 38
                                    

Happy reading

Apa sih arti cinta itu? Adakah yang tahu apa arti cinta itu? Please tell me.

Aku yang selalu gagal dalam mendapatkan cinta membuat ku jengah. Sumpah aku kesal dengan semua permainan laki-laki yang pernah singgah dihatiku.

Bagaimana tidak? Sebut saja sih Tio mantan aku yang pertama kali, dia hanya memanfaatkan ku saja demi kebutuhan dan kenyamanan hidupnya.

Lalu sih Dean, ah dia pun sama saja seperti Tio bedanya sifat materialistis Dean tidak terlalu mencolok seperti Tio.

Aku yang lelah akhirnya tidak ingin menjalin sebuah komitmen yang namanya pacaran.

Aku yang terlahir dari keluarga berkecukupan tak ayal membuat semua orang berbondong-bondong untuk sekedar dekat dengan ku ntah itu tulus atau palsu. Walau kebanyakan palsu.

Aku punya seorang kakak yang sangat sangat cuek dan dingin, bahkan tatapannya saja tajam sekali.

Kalau ngomong irit banget, aku sebagai adik kandungnya saja kesal dibuatnya, Huffftttt.

Pletaakk

"Aw sakit kak!" Rintihku pada seseorang yang menggetok kepalaku. Siapa lagi kalau bukan dia kakak ku yah Axele, panggil saja Axel.

"Bisa bilang pada teman-teman mu tidak? Jangan kegatelan padaku!" Ucapnya dengan aksen bahasa Indonesia yang masih belepotan.

Sedangkan aku sedikit fasih dalam berbicara bahasa Indonesia.

Yah kami blasteran... Daddy orang Amerika asli dan Mommy orang Indonesia Asli.

"What? My friends?" Memang apa salahnya kalau mereka hanya sekedar ingin mengenalmu kak."

"ini lebih dari sekedar ingin mengenal!" aku mengernyitkan dahi bingung. "Please Sarah help me! aku ingin ketenangan saat aku berada di Indonesia."

Aku hanya mengedikkan bahu tanda acuh tak mau tahu. Lagian apa susahnya sih membuka sedikit hati untuk salah satu diantara mereka.

"APA?" Ucapku ketus pada Axele.

"Ingat itu, dan... mana ponselmu? Berikan padaku." dengan cepat aku menggeleng dan berusaha menyembunyikannya.

Terlambat karena Axele sudah dulu meraihnya dan mengutak-atik ponselku.

Dan kalian tahu apa yang dia lakukan pada ponselku? Dia menghapus semua foto-foto dia, Daddy, dan ,Mommy. Hell.

"Kakak jahat, kenapa dihapus foto-fotonya?"

"Agar kau tidak sembarangan dalam menyebar foto ku, mommy, dan Daddy."

Aku memalingkan wajahku darinya tanda sebal. Dasar pemaksa, dingin dan arogan, Aku benci kau Axele.

.

..

...

Mumpung lagi liburan aku menghabiskan waktuku di Indonesia dengan berkeliling kota.

Menggunakan mobil pribadi yang dikawal 4 bodyguard ku. 2 perempuan dan 2 laki-laki.

Banyak kan? Tentu saja!

"Berhenti! Aku ingin makan itu!" mobil berhenti dan aku menunjuk makanan yang ku inginkan.

Aku ingin makan ice cream yang ada dipinggir jalan, dicuaca yang saat ini lumayan panas sangat cocok makan yang dingin dan segar.

Awalnya para bodyguard melarang ku untuk makan makanan dipinggir jalan, mereka takut dimarahin Daddy.

Tapi ya dasar aku keras kepala mereka pun mau tak mau menurutinya, aku meminta mereka memberhentikan mobil di sebuah taman.

Ditaman lumayan ramai orangnya.
Apalagi ini dijam sore tentu saja ramai. Banyak anak kecil bersama para orangtuanya. Ada juga pasangan uhm.. sepertinya berpacaran.

Aku duduk disalah satu bangku taman. Ah suasananya sangat sejuk sekali.

Aku melirik ke arah yang lumayan jauh para bodyguard ku memantau ku. Good job, aku yang menyuruh mereka untuk tidak mengawal ku seperti anak kecil.

Saat asyiknya menikmati suasana dan juga ice cream yang ku beli tadi. Aku melihat seorang anak kecil laki-laki menangis.

Aku menghampirinya. "hei anak manis, kamu kenapa sayang?" Anak itu tampak ketakutan.

Aku melihat sekeliling, ramai tapi seperti tidak ada yang perduli.

Aku mencoba membujuk anak itu, awalnya anak itu takut dan menghindar, tapi setelah aku meyakinkannya akhirnya dia mau menurutiku.

Aku mengajak dia duduk di bangku taman. "kamu kenapa adik manis?" anak itu menunduk.

"Ayo cerita pada kakak sayang."

"A-aku mencari kakak ku." aku mengernyitkan dahi bingung "kakak?" Gumamku.

"Memang tadi kakak mu kemana?"
"Tadi dia bilang ingin beli sesuatu sebentar terus Alif asyik muter-muter dan...." anak itu menangis lagi.

"Ooh, nama kamu Alif sayang?" dia mengangguk.

"Hem, baiklah Alif mari kita cari kakakmu!" Alif mengangguk.

"Sudah jangan menangis lagi." aku menghapus air matanya, Dan menggenggam tangannya.

Jujur ini pertama kalinya aku sangat dekat dengan anak kecil. Entah kenapa saat melihatnya pertama kali ada sesuatu perasaan yang aneh entah itu apa?

Perasaan yang seperti ingin membantunya, dan menenangkannya.

"Aliffff!" aku mendengar suara seorang pria dari arah belakang kami.

Aku menoleh begitu pun Alif yang merasa dipanggil namanya.

Oh Gosh, aku melihat seorang pemuda tampan. Berdiri dengan gagahnya.

Dia berjalan mendekat kearah kami
Nafasku tercekat, setelah sampai dia merunduk dan berjongkok dihadapan Alif.

"Kau dari mana saja Alif?" Anak itu hanya diam, tangannya yang tadi aku genggam terlepas dan memeluk pria itu.

"Kau tahu, kakak sangat khawatir mencari mu sayang." dia menciumi seluruh wajah Alif.

"Maaf kakak." kata yang terucap dari mulut mungil Alif.

Aku berdeham untuk menyadari mereka bahwa aku ada. Pria itu mendongak melihat ku karena posisinya yang masih jongkok menyesuaikan tinggi badan Alif.

"Terimakasih nona sudah menjaga Alif." aku terpana dengan suaranya yang serak dan terdengar sangat seksi.

"Iya sama-sama tuan, tadi aku melihatnya menangis." aku berdiri dengan gelisah. entah kenapa aku jadi salah tingkah.

"Perkenalkan nama ku Dion." dia mengulurkan tangannya.

Aku gugup, nafasku tercekat dengan tiba-tiba. Dengan tangan gemetar aku menerima uluran tangannya.

"Namaku Sarah." dia mengangguk dan melepaskan tautan tangan kami.

"Baiklah nona, sekali lagi terimakasih" ucapnya tersenyum. "Ayo Alif kita pulang!" Dion menggendong Alif dan melesat pergi dari hadapan ku.

Menyisakan aku yang berdiam diri bagai patung. Masih kentara keterpanaan ku tadi.

Aku menatap punggung pria itu dan melihat Alif yang melambai-lambai dan tersenyum padaku, aku pun membalasnya.

"Semoga saja kami bertemu kembali."  ucapku dalam hati.

Para bodyguard ku sedari tadi tidak berkutik karena memang aku yang melarangnya.

Aku pulang dengan senyuman yang tidak pernah luntur.

TBC..

Vote dan komennya sayang
Semoga suka

Love 😘😘

Sarah's Love Story (Sudah Di Bukukan & Tersedia Versi E-booknya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang