Gisa keluar dari bus lalu memasuki gerbang sekolahnya. Tak lama Gema terlihat lumayan jauh dibelakangnya membawa motor besar berwarna putih. Tanpa mengklakson, menyapa, ataupun melirik Gisa, Gema melaju melewati Gisa untuk memarkirkan motornya.
'Menyebalkan sekali,' batin Gisa menggerutu.
Gisa lalu pergi meninggalkan parkiran untuk masuk kekelasnya yang berada dilantai dua.
...
Gema membuka helmnya, seperti biasa selalu merapikan rambutnya didepan kaca spion yang mengundang topik pembicaraan para penggosip cinta.
Gema turun dari motornya lalu berjalan dengan santai dan sudah hampir melewati pintu kelasnya itu.
"Pagi Gemaa," Teriak Gisa tiba tiba muncul dari pintu mengagetkan Gema. Terlihat merah sekali wajah Gema seperti orang yang menahan malu.
Gema menggerutu kesal lantas pergi meninggalkan Gisa.
"Gak pernah diajarin sopan santun ya," cebik Gisa sebal menarik tasnya Gema sehingga Gema tertarik kebelakang.
"Lu yang gak pernah diajarin," emosi Gema menunjuk dahi Gisa dengan wajah merah padam. Gisa terdiam lalu pergi mengikuti Gema.
Gisa mendahului Gema lalu duduk ditempat duduk Jonathan. Tentu saja Jonathan akan kembali mengalah dan duduk dibelakang Gisa. Gema yang melihatnya acuh mengabaikan Gisa.
...
Jam kosong hampir istirahat ini membuat Gema kesal, karena menurutnya ini membuang buang waktu. Gema mencari headseatnya didalam tas dan melihat Gisa sedang memaksa Jonathan untuk memberikan sesuatu. Tapi bukan Gema namanya jika tukang nguping. Jadi Gema acuh lantas memakai headseatnya seraya merangkum tugas sejarah yang harus dirangkum.
Gema fokus merangkum tugasnya dengan sadar ponsel Gema berdering membuatnya berdecak kesal. Karena sedikit mengganggunya.
0821********
Hey
Read
Gema kembali menyimpan ponselnya didekat bukunya dan ponsel itu lagi lagi berdering.
Heyy
Siapa?
Tayo
Read
Dasar reader!!
Woy
Woy
Lu siapa sih ganggu aja
Aku disampingmu
Gema emosi melihat pesan yang dikirim dari nomor tidak dikenal itu. Dan tentu saja tersangkanya adalah orang sawah yang duduk disampingnya itu. Gisa cengengesan melihat reaksi Gema.
"Sini ponsel lo,"
Gisa memasukan ponselnya kedalam saku seragamnya dengan sigap. Dan tentu saja Gema tak bakal berani mengambilnya.
"Udah jelek, nyebelin, suara toa, hidup lagi," decak Gema melepaskan headseatnya lalu berjalan keluar untuk meredakan kesalnya.
"Udah jelek, so dingin, so cuek, so rajin, so- . Aww" perkataan Gisa terhenti karena ada orang yang melemparkan buku kearahnya dengan keras. Gisa meringis karena kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Injury::P1
Teen FictionJangan pernah pergi, kau tahu aku sangat mencintaimu tapi mulutku begitu kelu untuk mengatakan itu -G Aku menyukai senja seperti aku menyukaimu Meskipun sebentar tapi rasanya begitu menyenangkan Waktu sebentar yang t...