KOTA DAN KATA-KATA YANG BELUM KUTULIS
Kota ini dan kata-kata yang belum kutulis memasuki kesedihan dan segala kemungkinan dalam kepalaku. Di sini tak ada harapan dan masa depan. Laut dan langit-langit kamar adalah wujud lain dari suaramu. Ia selalu membisikkan pertanyaan-pertanyaan yang tak mampu kujawab.
Aku ingin menulis pesan. Merangkai harap dan tumpuan pada kata. Menitip salam di segala ruang yang pernah ada aku dan kau, bibirmu dan telingaku, juga semua yang mengirim pagi untukmu. "Bagaimana kabarmu?" Pertanyaan yang selalu kutanyakan dalam waktuku.
Jarak-takdir adalah hal yang tak mampu menerka waktu. Kautahu, tempat yang jauh aku mengutuk mimpiku dan gerimis yang pernah kutitip untukmu. Ingatan menjadi tempat terakhirku pulang sebelum pergi untuk mati.
Meninggalkanmu adalah caraku mencintaimu dan juga cara menyakiti diriku. Aku sendiri, rindu sendiri. Kami menjadi pasangan abadi. Kau sering kali menyandarkan diri di jendela kamar atau menjadi mimpi buruk yang seketika mengentak sadarku-langit sering membawa rindu dan wajahmu.
Ndi', aku ingin menulis pesan untukmu. Kalimat yang kususun dari kegelisahan dan penyesalan. Namun, kata-kata tak mengizinkanku menyebut kita. Pesan itu adalah puisi yang kaubaca saat ini.
R Dedy Kartawan
Serawak, 07 November 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Kece 💕
RandomPuisi itu curhatan alami seorang penulis. Hanya saja menggunakan kata demi kata yang agak sulit dipahami. Puisi punya banyak makna, ada yang mudah dimengerti pembaca ada pula yang hanya dipahami penulis. Terkadang kaubisa menangis hanya karena puisi...