___0o0___
"Berani sekali kau menyentuh kelinci milikku? Apa aku menyuruhmu untuk menyentuhnya? Mau kupecakan otak busukmu itu hah?!"
.....
Jinwoo tidak terlalu ambil pusing dan menatap Baekhyun yang masuk kedalam mobil. "Aku hanya menyentuhnya sedikit, Hyung. Hanya mencicipi, lagipula kenapa kau akan membunuh gadis manis seperti dia."
Baekhyun mengabaikan ocehan tidak berguna milik Jinwoo dan lebih memilih menatap Jihye yang meringkuk ketakutan dengan bibir yang bengkak. Ada sedikit luka gigitan di bibir bawah gadis itu dan sedetik kemudian Baekhyun menggeram marah.
Beraninya Jung Jinwoo menyentuh barang yang belum dia sentuh seujung kuku pun.
"Jika kau memang berniat untuk membunuhnya lebih baik kau memberikannya untukku. Aku jamin dia akan aman dalam apartemenku dan tetap tutup mulut."
Dalam hati Baekhyun mendecih. Bocah ini memang sudah bosan hidup!
Tanpa peduli keadaan Jihye yang merintih dan terisak, Baekhyun menarik paksa gadis itu untuk keluar dari mobil melewati pintu kemudi.
"Hyung! Kau deng---"
"Diam! Jika kau masih ingin menikmati para jalangmu atau---" Baekhyun menyeringai tipis dan mengangkat pistolnya tepat kearah kepala Jinwoo. "aku akan benar-benar menembakan peluruku tepat di kepalamu Tuan Jung."
Jinwoo segera menutup mulut rapat. Lalu mengangkat kedua tangannnya dan mundur perlahan. "All right! Aku akan diam."
Namun mata keranjangnya itu kembali menatap Jihye yang sedang terpaku melihat tontonan yang tersaji secara gratis di depannya kemudian mengerling dengan senyum manis. Sontak karena hal itu perasaan Jihye semakin tidak menentu dan menunduk takut.
Baekhyun yang melihat aksi temannya itu mendesis geram lalu membawa Jihye untuk berdiri dibelakang tubuhnya.
"Jung Jinwoo kau---enyahlah dari sini, sekarang!?"
Jinwoo tertawa kemudian mengangguk. "Baiklah. Untuk yang tadi terima kasih untuk ciumannya, baby. Selamat tinggal."
Pria itu berbalik lalu tersenyum miring. Dia kembali menuju kearah mobilnya berada dan menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda.
"Setidaknya, ciuman pertamanya aku yang dapat." gumam Jinwoo terlampau senang.
Setelah memastikan Jinwoo pergi dan menjauh, Baekhyun berbalik mematap Jihye dengan tatapan dingin tanpa ekspresi.
"Dasar jalang."
Rasanya hati Jihye seperti tertohok dengan dalam hingga jantungnya jatuh kedalam perut. Gadis itu baru saja mengalami bagaimana di cium dengan paksa dan kasar lalu sekarang ia juga harus merasakan apa itu dihina? Miris sekali.
"Tch! Murahan. Kupikir kau sedikit berbeda dengan bibimu yang juga seorang jalang tapi ternyata sama saja. Jika bibimu wanita penggoda para pejabat di kursi parlemen apa kau juga menjadi gadis nakal di sekolahmu, huh?"
Baekhyun tersenyum mengejek. "Dasar jalang kecil. Dan sangat disayangkan karena jalang ini harus menyusul keluarganya."
Jihye bungkam. Namun hatinya sakit. Dia tidak tau harus bagaimana. Kemudian tubuhnya terhuyung kedepan dan menubruk dada bidang Baekhyun ketika pria itu menariknya kasar. Baekhyun mengambil benda mengkilap dari balik saku jaketnya dan memotong tali yang mengikat kedua tangan Jihye.
Setelah itu Baekhyun melempar benda itu sembarangan dan menarik Jihye entah kemana. "Nona jalang, apa kau siap untuk mati? Ah, sepertinya itu tidak penting. Mau kau setuju atau tidak kau akan tetap mati."
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] BITTERLY
Teen FictionPEMBUNUH. Satu kata itu yang selalu aku ingat selama hidupku. Karena mulai hari itu hidupku akan terkurung bersama seorang pembunuh. --OH JIHYE---