1

2.1K 104 3
                                    

Prilly memasuki sebuah coffee shop yang masih sepi dengan langkah pelannya. Dentingan bell tepat menyapa ketika pintu caffe berkaca bening itu terbuka.

Mata prilly menatap setiap sudut coffee shop sementara langkahnya mendekat ke arah bar, suasana coffee shop yang terkesan vintage namun hommy sedikit terusik karena sepertinya coffee ini belum sepenuhnya siap menerima tamu.

Mata prilly menatap setiap sudut coffee shop sementara langkahnya mendekat ke arah bar, suasana coffee shop yang terkesan vintage namun hommy sedikit terusik karena sepertinya coffee ini belum sepenuhnya siap menerima tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin dia yang datang terlalu pagi, coffee shop ini begini hening seolah belum terjamah orang, tapi setidaknya pintunya sudah terbuka kan? Berarti sudah ada orang di sini.

Sebuah kepala muncul di balik dinding sudut meja bar di sudut ruang coffee shop, menampakan wajah seorang pria dengan bulu mata yang sangat indah...

"Selamat pagi..." Sapa pria itu ramah.

" pagi sekali kau datang nona?" Tambahnya dengan memasang senyum sumringahnya yang terkesan hangat.

"Hmm apa aku datang terlalu pagi? Apa ini belum buka?" Tanya prilly ragu.

"ohh tidak apa...hanya saja belum sepenuhnya siap, karyawanku juga belum datang, tapi aku suka kalau ada pelanggan sudah bertamu sepagi ini" Ucap pria bernama Aliando itu masih dengan nada hangatnya.

Prilly mengangguk paham dan memilih duduk d kursi tinggi yang terpasang di tepi meja bar.

"Green Tea Latte, Vanilla Latte atau Hazelnuts Latte?" tanya Ali yang kini berdiri tepat di seberang Prilly

Prilly sedikit terkekeh mendengar ucapan Pria di hadapannya ini, mereka tidak saling kenal sebenarnya, kenal sekedarnya karena Prilly memang pelanggan tetap coffee shop ini sejak beberapa bulan terakhir. Hanya saja Pria itu bisa begitu hafal pilihan kopi favoritnya. Dia sedikit tersanjung.

"Green Tea Latte kali ini..."

Ali hanya mengangguk untuk kemudian sibuk dengan peralatan baristanya...tak butuh waktu lama secangkir green tea latte tersaji di hadapan Prilly

Pria itu tidak bergeming, dia diam menatap Prilly yang menyesap beberapa teguk Green Tea Lattenya...

Prilly menyadarinya...wanita itu berhenti dari aktivitas nikmatnya ini dan menatap ke arah Ali dengan heran...

"Aku belum ada kerjaan dan tidak ada konsumen jadi tidak apa kan menemani konsumen pertamaku ngobrol?" Ujar Ali menyadari wanita di hadapannya ini tengah menatapnya.

"ehhh iyaa ..."prilly mengangguk

"Kau sudah sarapan" Tanya Ali lagi.

Coffe Love  (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang