3

1.2K 100 9
                                    

Di sore hari, tepat tiga hari sudah setelah kejadian pemecatan yang membuat Ali sempat dibuat risau. Dan kini pria itu jauh lebih baik, pulih dari perasaan yang mengganggu itu.

Pria itu kini tengah mengendarai mobil audi putih miliknya menyusuri jalanan dengan kecepatan sedang.

Wajah Ali jelas tidak terlihat kacau, malah kini wajahnya tampak menggariskan sebentuk senyuman. Matanya mengecil membentuk lengkungan khas seperti bulan sabit...

Tentu saja, dia kini merasa lebih lega. Setelah mempertimbangan beberapa waktu, pria itu akhirnya menjalankan saran Prilly.

Baru saja pria itu merampungkan urusannya dengan bekas karyawannya itu. Dia memutuskan untuk memberi pesangon lebih, dan kini beban rasa bersalah di hatinya bisa dia pupus dengan mudah. Perasaan lega terlihat jelas tergambar pada wajahnya...

Dan ini berkat saran prilly, tentu saja...

Karenanya saat ini di benaknya ada sederet rencana untuk...anggap saja membalas jasa prilly.

Yang ada di kepalanya sekarang adalah segera tiba di coffee shop karena dia tau sore ini biasanya prilly akan bertandang untuk menikmati latte sorenya.

Hari ini dia akan memberinya free latte untuk wanita itu, anggap saja bayaran atas sarannya yang sangat berguna...

Mungkin menahannya sesaat, menawarkannya makan malam di balkon atas yang juga bersambungan dengan tempatnya tinggal.

Dia tau ini lebih terdengar seperti mengambil kesempatan, mumpung ada alasan untuk mengajaknya makan malam tanpa terkesan berlebihan...

Sekali lagi namja itu mengguratkan senyuman, tampaknya namja ini sedang melambungkan khayalan tingkat tinggi dalam benaknya.

Dan, tiba-tiba saja lamunannya terusik...

Di kejauhan dia merasa menemukan sesosok wanita yang sangat familier, duduk terpekur di atas kursi tepi jalanan yang sedikit sepi. Wajahnya tersembunyi di balik kedua tangannya yang tertangkup bersangga pada kedua sikunya yang terlipat.

Dia tidak yakin, bagaimanapun wajahnya tertutup dan rambut panjangnya menggerai, menutup lebih rapat wajahnya...

Hanya saja, dia sangat kenal baju yang dikenakan wanita itu, pakaian yang sama yang dikenakan prilly tadi pagi, ketika wanita itu seperti biasa muncul di cafenya saat sarapan.

Apa itu prilly? Apa yang dia lakukan di sana?

Batin Ali mulai khawatir, diputarnya setir mobilnya dan kini dia sudah mengarahkan Audi putih itu mendekat ke tempat wanita itu berada.

Ali mendekatkan kendaraannya pelan, cukup pelan sampai wanita itu tidak menyadari ada sebuah mobil kini berhenti tepat di hadapannya. Ali mengamati detil postur yeoja itu dengan mata kecilnya yang menajam.

"prilly..." Suara Ali muncul untuk meyakinkan diri.

Wanita itu menengadahkan wajahnya, dan menyempurnakan keyakinan Ali, bahwa wanita itu memang prilly.

Wanita itu membuka matanya lebar dengan ekspresi sedikit terkejut. Tentu saja, dia memang tidak menyadari sejak kapan mobil itu sudah berhenti tepat di depannya. Yang mengejutkan bagi prilly, wanita itu menatap Ali dengan wajahnya yang sembab dan air mata berurai...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Coffe Love  (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang