Tepat di hari hujan disaat sepulang sekolah. Aku berjalan dengan hati-hati menggunakan payung hitamku. Berusaha menghindari genangan air agar tidak membasahi sepatuku. Namun sialnya, sebuah mobil lewat dengan cepat dan membuat seragamku kotor akibat terkena cipratan—ah tidak bisa disebut terciprat karena baju sisi kananku basah mengenai rokku juga.
Aku mendecak sebal karena sesampainya di rumah nanti aku harus mencuci baju seragamku untuk dipakai besok. Aku terus menggerutu disepanjang jalan. Tiba-tiba aku ditabrak seseorang yang berjalan berlawanan arah denganku. Ah, sialnya diriku karena aku pulang dengan basah kuyup. Payung yang kukenakan terlempar kebelakang dan hujan mulai membasahi wajahku.
"Ah, sial!"
"Kubantu berdiri," ujar sosok didepanku mengulurkan tangannya. Seorang lelaki. Kulitnya pucat dengan tudung hoodie yang menutupi kepalanya. Dia tidak tampak basah walaupun hujan juga menerpanya.
Aku menerima uluran tangannya dan aku terbelalak seketika. Tanganku.. Menembus tangannya. Aku menatap horror ke arahnya dan dengan cepat mengambil payung lalu bangkit berdiri. Lelaki tadi hanya terdiam menatap tangannya dan menegakkan tubuh. Dia tinggi sekali dan aku hanya sebahunya. Segera aku menundukkan kepalaku dan melewatinya begitu saja. Aku kembali terkejut karena pundakku menembus lengannya.
Aku mengabaikannya dan berjalan dengan cepat. Namun aku masih penasaran dan juga sangat takut. Tetapi rasa penasaranku mengalahkan rasa takut dan aku membalikkan badan. Kulihat dia masih berdiri disana. Wajahnya mendongak keatas namun air hujan menembus tubuhnya. Aku bergidik ngeri ketika seorang pria dengan jasnya yang berjalan menembus lelaki itu sembari memakai payung. Pria itu sama sekali tidak bisa melihat lelaki itu.
Aku mematung disana selama beberapa saat dan kembali tersentak ketika lelaki itu membalikkan tubuh dan menatapku. Pria yang berjas tadi melewatiku dengan tatapan bertanya. Aku tidak mempedulikan tatapan itu karena sedikit terpukau dengan manik kelamnya.
Perlahan tubuhnya memudar dan menghilang seketika. Aku mengerjapkan mataku berkali-kali. Mencoba mencari keberadaannya. Namun tidak dapat kutemukan. Tanganku melemas dan payungku jatuh terbalik. Aku sudah tidak peduli dengan seragamku yan benar-benar basah. Sekarang aku hanya memikirkan hal yang baru kualami.
"Apa kita bisa bertemu lagi?" tanyaku lirih entah pada siapa.
.
.
.Aku sampai dirumah dengan keadaan basah kuyup. Ibuku yang menyambutku pulang memarahiku karena aku pulang telat dengan seragam yang sudah basah kuyup. Aku segera menuju kamarku dilantai atas setelah puas mendengarkan omelan Ibuku. Membersihkan tubuh dan kembali turun kebawah untuk makan malam.
Disana aku melihat Ayahku yang sepertinya baru pulang kerja.
"Gimana sekolah kamu?" tanyanya seperti biasa disaat makan malam.
"Baik," ujarku dengan tenang dan menikmati masakan Ibuku yang terlihat sangat lezat malam ini.
Ayahku hanya menganggukkan kepalanya dan menikmati makan malam. Suasana meja makan pun menjadi hening, itulah kebiasaan keluargaku untuk tidak berbicara saat makan.
.
.
.Setelah makan malam, aku berpamitan untuk masuk ke kamarku dan mulai belajar. Akan tetapi aku tidak bisa fokus karena masih memikirkan kejadian tadi sore. Aku pun mendesah lelah dan menyenderkan punggungku di senderan kursi belajar.
Tiba-tiba jendelaku berderit pelan. Aku membuka mata dan melihat jendelaku yang sedikit terbuka. Seingatku aku sudah mengunci rapat jendela dan sama sekali tidak ada yang memasuki kamarku. Aku dengan segera menutup jendela kamar dan terdiam sebentar. Kurasakan nafas seseorang ditengkukku yang membuat bulu kudukku meremang. Aku memberanikan diri melihat pantulan di jendela. Dan tatapan kami bertemu.
"Hey.." ujar pemilik suara dengan nada rendahnya.
Dan setelah itu aku berteriak dengan sangat kencang.
Tbc.
Hey! Hey! Hey! Minna-saann!!
Aku kembali ke sini dan mempublish sebuah cerita yang idenya baru May dapet waktu mandi dibawah pancuran air shower...
Iya, beneran deh :>
Btw, ini ceritanya cuma buat percobaan gitu. Kalo banyak yang minta lanjut atau vote bakal dilanjutin kok.
Kalo nggak ya.. Hapus aja lagi deh #mojok sambil main pabji.
Wkwk ngga kok ngga. Bercanda.
Tapi serius loh, kalo gak ada yang minta lanjut ini cerita gak bakal lanjut :>
Udah ah, tekan bintang aja mendingan. Trus komen lanjut wkwk. Maap kalo ada typo karena May gak ngedit atau baca ulang lagi. Jadi kalo ada typo silahkan komen aja :>
Papayy-ssuu!!!
(Lah ini kenapa ada logat -ssunya?!-ssu?!! —minion yg maen basket :v)Mayy :>
KAMU SEDANG MEMBACA
(Un)Touchable
Teen FictionAku bertemu dengannya. Pertemuan yang sebenarnya sangat aneh karena hanya aku yang bisa 'melihatnya'. Dia selalu muncul, kapanpun dan dimanapun. Aku hanya tahu namanya. Kuro, yang artinya hitam. Seperti perawakannya. Mata hitam sekelam langit malam...