Nania bertemu Rafli saat kerja praktik lapangan di perusahaan pengembang perumahan. Rafli menjadi pembimbing mahasiswi arsitektur itu. Rafli tidak memperlakukan Nania secara khusus. Nania harus ikut bekerja kasar bersama buruh bangunan seperti mengaduk semen ,memplester dinding,dan lainnya. Namun karena melakukan pekerjaan2 kasar itulah, Nania mengenal Rafli lebih jauh, begitu jugadengan Rafli.
Nania dan Rafli saling bersimpati.Nania melihat sendiri betapa besar kepedulian Rafli dalam beribadah. Di tengah kesibukannya mengawasi pembangunan perumahan , Rafli masih menyempatkan diri shalat di antara truk2 besar. Rafli juga melihat Nania sebagai perempuan yang tidak mudah mengeluh. Bahkan ia mengevaluasi rencana anggaran biaya perumahan sehingga dapat mewujudkan impian Rafli untuk menghadirkan rumahyang nyaman dan juga murah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Saat hadiri pernikahan tolle asisten Rafli , keduanya semakin dekat. Nania menanyakan kriteria calon istri Rafli. Salihah dan menutup aurat adalah jawaban yang diucapkan Rafli. Saat itu, Nania mengenakan gaun model shanghai yang memperlihatkan kaki jenjangnya. Rafli pun menjelaskan konsep ta'aruf "lelaki berani mengajak perempuan ta'aruf adalah lelaki yang yakin bahwa perempuan itu akan cocok untuknya." Nania semakin kagum terhadap sikap dan pemikiran Rafli.
Benih2 cinta terhadap Rafli yang tumbuh di hati Nania terusik kehadiran Tyo. Tyo seorang dokter bedah, memiliki bebet,bibit,bobot yang sesuai dengan kriteria keluarga besar Nania. Ibu dan ketiga kakak Nania mendorong Nania agar serius menjalin hubungan percintaan dengan Tyo. Rafli pun mulai menyadari keberadaan Tyo yang sering mengantar dan menjemputkan Nania ke lokasi praktik. Ada perasaan rendah diri pada Rafli,karena ia hanyalah laki2 lulusan biasa, lulusan D3.