Part 1 (H-14)

12.8K 267 16
                                    

Note : Bagi yang pro Andin-Bagyo harap tidak membaca. Soalnya kasihan si Andin.

====================

"Kamu kenapa sih tiba-tiba pulang?" tanya Gyo setelah berhasil menjajari langkah Cinta.

"Capek aja." Cinta menjawab sambil terus berjalan.

"Ayo aku antar pulang." Gyo langsung menarik tangan istrinya menuju tempat mobilnya diparkir.

"Aku mau pulang sendiri." Cinta berusaha melepas pegangan tangan Gyo.

"Jangan seperti anak kecil! Aku gak suka!" Tiba-tiba Gyo mengeraskan suaranya.

Cinta kaget, langsung diam saat tangannya ditarik menuju mobil. Ada rasa sakit yang menjalar di hatinya, sakit karena suara keras suaminya, juga karena perlakuan seperti itu yang tak pernah dia dapatkan.

Tak ada bintang di langit, terlihat suram, sesuram hati Cinta. Dinginnya AC mobil tak bisa mendinginkan hati Cinta yang terbakar rasa cemburu. Dia mengusap wajahnya pelan, bagaimana bisa cemburu kalau baru kemarin dia menerima pernyataan cinta dari Adit? Bahkan wajahnya masih memerah, seperti dulu saat Aditya menembaknya di bangku kuliah.

"Cinta, mau mampir ke toko pizza?" tanya Bagyo memecah kesunyian.

"Terserah." Pandangan mata Cinta hampa, hanya melihat jalanan yang ramai oleh kendaraan.

Bagyo membelokkan mobilnya ke toko pizza langganan mereka. Tanpa menunggu lama, dia turun dari mobil dan memesan pizza istimewa penuh keju, dua kardus sekaligus. Yakin bahwa Cinta hanya makan sedikit di restoran. Tak lupa dia membeli beberapa jenis buah di toko sebelahnya untuk mengisi lemari es.

Tak ada pembicaraan sepanjang perjalanan. Sampai Gyo menepuk jidatnya karena melupakan kekasihnya di restoran bersama Adit, bahkan dia langsung berlari mengejar Cinta, tanpa berpamitan dengan Andin. Dia langsung mengeluarkan ponsel dan menghubungi Andin, sayangnya tak ada jawaban.

"Bodohnya ...," desah Bagyo pelan.

Cinta tak mempedulikan suaminya yang mulai tak fokus menyetir. Diliriknya ponsel yang masih menyala, ada nama 'My Baby' di sana.

Lalu Bagyo menghubungi Adit, berharap dia masih bersama Andin di restoran, rasa bersalah menjalari hatinya. Saat Cinta pergi, dia seolah lupa bahwa Andin masih duduk di sebelahnya. Mengejar Cinta begitu saja, tanpa mempedulikan Andin.

"Halo!" Adit mengangkat teleponnya.

"Andin masih sama kamu?" Bagyo merasa lega saat mendapat jawaban dari Adit. Segera dia aktifkan speaker agar bisa menyetir tanpa memegang ponsel.

"Iya nih, ada apa? Kamu dapat nomorku dari siapa?"

"Antarin Andin pulang, ya?" pinta Bagyo pada rivalnya itu, tanpa menjawab pertanyaan dari Adit.

"Yakin nih minta aku buat antarin Andin? Kalo dia aku ambil, gimana?" tanya Adit pada Bagyo.

"Brengsek kamu!" kata Bagyo sambil memukul kemudinya.

"Gak usah sama Adit, aku bakal pulang naik ojol. Mas antarin Mbak Cinta pulang aja." Tiba-tiba suara Andin terdengar dari ujung telepon.

"Maaf, Sayang. Aku tadi gak sadar saat ngejar Cinta. Aku lupa pamitan sama kamu," ucap Bagyo penuh penyesalan.

Klik.

Ponsel dimatikan sepihak oleh Andin. Bagyo menarik napas panjang, memukul kemudi lagi, lalu melirik istri yang ada di sebelahnya. Dilihatnya, ada air yang mulai menggenang di mata istrinya. Dia menyakiti dua wanita yang sama-sama mencintainya.

============

"Yakin mau naik ojol? Katanya tadi mau aku antar?" tanya Adit sambil memasukkan ponsel ke dalam saku ya lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terpaksa MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang