Hellaaaw!!

19 1 0
                                    

Untuk kesekian kalinya aku menghentakkan kakiku. Kesel deh! Selalu aja kayak gini. Hellaaaaw!! Aku ini udah kerja loh. Umur aku 25 going to 26. Bahkan aku udah kebelet pake banget pegen nikah tahun ini. Bukan karena apa-apa yah, udah lewat loh batas target nikah aku. Mana teman-teman seangkatan udah pada sold out, mantan-mantan udah pada say goodbye dan duduk cantik di pelaminan. Sakitnya tuh di sini (sambil megang dada kiri). Nasibku ya Allah.

"Ya udahlah kak. Harusnya kakak senang dong dianggap adek aku, itu artinya kakak mukanya gak boros. Lagian itu temen pas SD, gak akrab juga, ya wajarlah kalau dianya gak tau kalau kakak kecil kesayangan ini kakak aku" ucap Danu menenangkan. Tapi akunya masih aja misuh misuh gak jelas.

"Harus banget yah diperjelas?"
"Yaelah, gak usah nyolot juga kali kak. Udah masuk sana!" Danu terkekeh sambil mengacak rambutku. Ini nih yang bikin aku gak bisa marah sama adikku yang sok dewasa ini. Kayaknya kita emang ketuker deh. Kayaknya emang dia yang harusnya jadi kakak, tapi malah aku yang lahir duluan.

"Ya udah. Kakak turun dulu. Kamu kelas siang kan. Jangan lupa beresin kamar kamu. Jangan sarapan mie instan. Awas aja.."
"Iya, iya, iya bawel. Udah. Kakak masuk gih di kantor. Semangat yah kakak kecil kesayangan. Saranghae!" ucapnya sambil mengacungkan jempol dan jari telunjuk berbentuk heart.
"Dih. Jijay!"

***

"Pagi kecil. Ih cantik banget, dandan nih sekarang?" sapa Adam.
"Pagi tem, banyak bacot ah" balasku. Aku suka manggil Adam 'item', sebenarnya Adam gak item item banget sih, cuma cowok bawel satu itu kadang ngeselin, sembarangan aja panggil aku kecil, iya sih aku kecil. Tapi kan sebel juga.
"Dih sensi amat pagi-pagi."
"Cerewet!"

Tiba-tiba, "pagi."
Oh Tuhan suara berat itu lagi. Suara yang bikin aku merinding disco.
"Pagi Pak" sapaku sambil menunjukkan senyumku.
"Kamu beda hari ini. Kamu pakai riasan?" ucapnya lagi.
"Hah? I.. i.. itu sebenarnya saya dirolling ke front office mulai hari ini pak" jawabku sambil nyengir gak jelas.
"Oh. Jadi Customer Service atau Cashier?"
"Cashier Pak"
"Oh. Pantesan" ucapnya dengan wajah datarnya.
Ya Allah. Nih kaki pake lemes lagi. Haduh haduh! Itu muka tolong dikondisikan Pak, gak kuat akunya.
"Ehem. Kamu beda hari ini" bisiknya sambil berlalu.
"Hah?" dan aku cengo.

Masya Allah kayaknya aku musti periksa jantung deh. Akhir-akhir ini makin gak normal aja detaknya. Apalagi pas ketemu Pak Kafka, Head Supervisor Ndf Car di kantor aku yang gantengnya gak ketolongan, mirip Oppa Korea member salah satu boyband kecintaan adik bungsu aku. Eh bukan Oppa deng, aku kan udah noona kalau kata adik aku yang sok dewasa itu.

Setelah absen di finger print, aku menuju ruangan front office lebih tepatnya meja kerjaku yang disekat dengan meja Customer Service. Sambil menyalakan komputerku, aku mengecek kembali penampilanku. "Apa gak ketebelan yah? Atau menor banget kali yah sampe Pak Kafka ngomong gitu" gumamku.

Kayaknya mulai hari ini aku bakal sahabatan deh sama foundation, eye shadow, blush on, concelear, dan apalah itu namanya yang ribet-ribet itu, mana gak tau cara pakainya lagi. Kalau bukan karena tuntutan pekerjaan, malas aku dandan ribet gini. Berat banget muka aku rasanya.
Make up-an ribet, gak make up-an entar ditegur sama atasan. Yah nasib.

Aku mah anaknya gitu. Dibilang tomboy gak juga, dibilang feminim gak juga. Biasa aja sih akunya. Cuma yah gitu aku gak suka dandan. Dandan ke kantor ala aku yah, cukup pake mosturizer aloe vera yang ala-ala Korea itu, bedak sama liptint doang, udah. Kalau kata Adam sih mau aku dandan atau gak, aku mah tetep manis, imut, kecil dan gemesin. Dasar si Adam item.

***

"Selamat pagi, pak. Ada yang bisa dibantu?"
"Pagi Mbak, saya mau konfirmasi angsuran atas nama Hendro Widodo" seorang pria berwajah oriental menghampiriku.
"Maaf Pak, KIKnya dibawa?" tanyaku.
"Apa tuh Mbak? Saya gak tau" tanyanya bingung.
"Kartu Identitas Konsumen pak" jelasku.
"Oh, kartu yah. Waduh kayaknya ada sama Ayah saya deh Mbak. Kontrak di sini atas nama Ayah saya, boleh dicekkan dulu Mbak, kontraknya atas nama Hendro Widodo, mobil Toyota Agya" ucapnya.
"Baik saya cekkan sebentar Pak ya" setelah menginput dan serching by name akhirnya ketemulah. "Maaf pak, saya konformasi sebentar, ini Kontrak atas nama Hendro Widodo, alamat Jl. Cemangi No.15, Kelurahan Cipete, unitnya Toyota Agya plate DBxxxxxx."
"Iya bener Mbak. Tolong dicekkan pelunasannya yah Mbak, mau saya bayar sekalian."
"Baik, saya coba cekkan dulu total pelunasannya. Boleh menunggu sebentar pak"
"Baik"
Beberapa saat kemudian.
"Kontrak atas nama Bapak Hendro Widodo?"
"Iya, jadi berapa total pelunasannya Mbak?" tanyanya.
"Totalnya Rp. 68.000.000,00 Pak. Ini kontraknya mau dilunasi? Tidak berencana memyambung kembali Pak? Kebetulan kita ada promo untuk bulan ini, bagi kontrak yang Repeat Order pencairan dia atas 50 juta dapat cash back Pak" ayo Aura lancarkan godaan mautmu. Jangan biarkan asset perusahaanmu release, batinku.

Si KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang