I foolishly hope this song with lots of regret to touch the sky
I hope my wish for you that keeps me up all night touch your heart
.
.
.
."Yak Lee Daehwi, tumben kau datang terlambat?" Suara Somi langsung menyapa gendang telinga Daehwi saat ia sampai di dalam kelas.
Tubuhnya sedikit tidak nyaman sejak bangun tadi pagi. Membuatnyah harus berbaring lebih lama agar lebih baik. Dan benar saja, setelah berbaring lagi sekitar setengah jam. Tapi hasilnya ia harus kesiangan hari ini.
"Aku bangun kesiangan. Hehehe." Jawab Daehwi sembari terkekeh pelan. Ia lanjut duduk dibangku nya yang berada tepat disamping Somi saat ini.
"Daehwi-a, kau sudah mengerjakan tugas kimia?" Seseorang sudah berdiri di depan Daehwi. Daehwi mendongak lalu dengan cepat mengeluarkan buku tugas kimia yang dimaksud dan memberikannya kepada orang itu. Daehwi tidak mau mendapat masalah hari ini.
"Kenapa kau berikan?" Somi berbisik di telinganya.
"Tidak apa. Dia hanya meminjam eum?" Daehwi berbisik juga. Lalu mengeluarkan buku dektat matematika yang menjadi pelajaran pertama hari ini.
Bae Jinyoung datang beberapa saat setelahnya. Dia datang lewat pintu belakang, kelas yang tadi cukup hening karena siswa lain sedang sibuk menyalin tugas kimia dari Daehwi, sedikit memberikan atensi mereka pada Jinyoung.
Jinyoung datang seperti biasanya. Hanya saja hari ini luka di wajahnya bertambah banyak dengan beberapa luka baru di pipi dan pelipisnya. Sepertinya dia berkelahi lagi. Begitu pikir Daehwi.
Jinyoung sudah duduk dibangkunya. Tapi Daehwi tidak juga bisa melepaskan pandangannya dari lelaki berwajah mungil itu. Bahkan hingga Jinyoung sudah menelungkupkan tangannya diatas meja. Mengambil posisi untuk tidur siangnya.
Daehwi memperhatikan bagaimana wajah babak belur itu masih terlihat tampan. Kenapa Daehwi baru menyadarinya? Mata dengan bulu mata panjang itu terpejam. Hidung mancungnya, bibir mungilnya yang terdapat sedikit luka disudutnya, bahkan pelipisnya yang tertempeli plester dengan sembarangan. Wajah Jinyoung masih terlihat tampan.
Jinyoung itu tidak punya teman, sepengetahuan Daehwi setelah mereka sekelas dari tahun ajaran baru. Jinyoung adalah siswa pindahan. Jinyoung juga sering masuk kelas dengan babak belur. Membuat teman sekelasnya tidak ada yang berani menegurnya ataupun mencoba berteman dengannya. Tidak juga Daehwi.
Daehwi lebih beruntung dari Jinyoung. Ia masih memiliki teman. Meski hanya satu orang. Jeon Somi. Daehwi cukup pendiam untuk bisa lebih dulu mencari teman. Dan tampilannya terlalu cupu hingga membuat teman sekelasnya malas berteman dengannya, kecuali untuk meminjam tugas. Daehwi adalah salah satu contoh dari objek bullying. Ya, Daehwi sering menjadi korban bullying oleh banyak siswa-siswi berandal disekolah ini. Somi tidak bisa banyak membantu. Karena Daehwi melarangnya.
Daehwi itu penyakitan. Tubuhnya lemah dan mudah sakit. Membuatnya sering kali harus keluar masuk rumah sakit karena kondisinya memburuk. Jadi Daehwi sering merasa jika setiap hembusan nafasnya adalah bonus yang diberikan Tuhan kepadanya. Bukan tidak mungkin kan jika ia mati besok?
Daehwi masih menikmati aktivitasnya memandang Jinyoung. Daehwi tdiak terpesona. Tidak. Dia hanya merasa sedikit penasaran dengan Bae Jinyoung. Itu saja kok.
.
.
.
.
.
Daehwi menghela nafasnya lelah. Ia sudah hampir selesai membersihkan kelas. Hari ini dia ada piket. Harusnya bersama beberapa teman sekelasnya. Tapi mereka dengan tega menyuruh Daehwi membersihkan kelas sendirian, sedangkan yang lain pulang. Somi tidak bisa menemaninya hari ini. Dan Daehwi cukup tau diri untuk tidak terlalu merepotkan sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Pair
FanfictionIni bukan kisah romansa seperti Romeo dan Juliet Bukan pula semanis kisah Jack and Rose Bukan pula kisah cinta roman picisan si bintang sekolah yang menyelamatkan si Nerd. Ini hanya kisah mereka. . . . Jinhwi Yaoi Fanfiction NB. Dasar cerita ini bu...