"Hey ini bukan waktunya basa - basi, diluar Jin hyung membawa pistol" Kata Hoseok.
"Apa?!" Jungkook berkata dengan sedikit berteriak.
"Bercanda..."
"Tak apa, sungguhan pun tak apa hyung yang penting mereka bahagia, meskipun aku harus mati, meskipun aku harus dibunuh, aku rela, asal semua bahagia" Ucap Jungkook dengan senyuman.
"Yak!! Kookie kau tidak salah kan? Kau bilang kau tidak salah tunjukkan itu, buat mereka percaya padamu!!! JANGAN HANYA DIAM DISINI DAN MENANGIS!!! TUNJUKKAN SISI DEWASAMU!!!!!!" Hoseok mulai lelah melihat adik termudanya seperti saat ini, frustasi.
"Sudahlah hyung semua tidak percaya, hanya kau dan Jimin hyung....." Ucap Jungkook dengan menghela nafas.
"....mungkin juga kalian hanya kasian padaku" Lanjut Jungkook dengan berbisik lalu tersenyum, sangat terlihat putus asa.
Jika ada seseorang yang melihat dia tersenyum seperti ini dipinggir jalan pasti akan sangat ketakukan.
"Jungkook, hyung lapar" Kata Hoseok mencoba mengalihkan semua yang ada dipikiran Jungkook.
"Oh hyung ingin memesan pizza? Jajang? Ayam? Atau apa?" Kata Jungkook.
"Hyung membeli daging dan beberapa bumbu yang hyung lihat diinternet, bagaimana jika kita memasak saja kook? Kau mau membantuku kan?" Hoseok benar - benar ingin membuat adiknya kembali ceria seperti semula.
"Tapi hyung... Aku jadi meridukan Jin hyung yang selalu memasak Dan memyiapiku" Kata Jungkook dengan kembali berlinang air mata.
"Baiklah aku akan memasakkan untukmu, tunggulag disini..." Kata Hoseok*Flashback*
Jungkook POV6 - 7 tahun Lalu, sekitar tahun itu, kami baru memiliki formasi yang tepat dan memiliki dorm dari agensi, ya meskipun dormnya sangat kecil, kami hanya memiliki 1 kamar. 1 kamar untuk 7 orang tentunya, aku selalu tidur diantara Jin hyung Dan taetae hyung.
Jin hyung selalu tidur paling pojok kanan, karena ingin jauh dari Namjoon hyung, Namjoon hyung selalu mendengkur dengan sangat keras saat tidur, dengan mulut terbuka, aku sering memasukkan bawang pada mulutnya saat pagi hari, untuk mengganggunya.
Aku selalu bangun pagi, setelah Jin hyung bangun, aku selalu membantu Jin hyung membuat sarapan, walau hanya dengan memtong bawang dan duduk menemani Jin hyung memasak.
Aku selalu mendapatkan giliran pertama, entah itu makan, mandi, dan semua hal, hanya Jimin hyung yang selalu protes akan segala hal
'Mengapa selalu si bungsu dikedepankan? Lihatlah badannya lebih besar dariku!'
'Justru karena aku lebih besar hyung, aku butuh asupan yang lebih banyak, supaya roti sobekku ini tetap aman hyung'Kata - kata itu selalu berhasil membuat semua tertawa dan membuat Jimin hyung marah padaku..
Ah kenangan lagi, itu terus berputar, terlalu banyak hari yang kulalui dengan mereka, terutama Taetae hyung, hyung yang selalu bersamaku saat kecil, hyung yang tetap berada disampingku dengan pertanyaan tidak masuk akal yang ku lontarkan, disaat semua orang menghindar bahkan seperti ingin lari saat aku berkata 'Mengapa?' Taetae hyung tetap ada menjawab dengan sangat sabar. Hyung mengapa hubungan kita menjadi pecah seperti ini, aku sangat merindukan semua kebersamaan kita.Author POV
Dibalik kabinet hoseok memandang adiknya dengan wajah sedih. Melihat adiknya sangat terpuruk, dia bisa gila jika seperti ini.
'Tuhan aku percaya Jungkook tidak melakukannya, dia adik terbaikku, dia adik kesayanganku, bantulah mengungkap semuanya ya Tuhan, ungkapkanlah kebenaran, kejadian yang sebenarnya, bahwa adikku tidak bersalah' Hoseok berdoa didalam hati, sambil terus memikirkan cara mengembalikan semuanya seperti semula.
Jika dipikir - pikir, Jungkook menangis sepanjang hari, selama 2 bulan ini, jika air matanya dapat ditampung, mungkin sudah tidak muat ditampung di bathtub rumahnya.
Apa yang harus dilakukan agar 2 hyungnya kembali percaya padanya, agar ke 2 hyungnya kembal menyayanginya?PS: aku niat lho part ini edit for jhope😄
KAMU SEDANG MEMBACA
Together Forever
FanfictionAku tidak tahu mengapa semua menjadi seperti ini, aku muak melihat ini semua, Tuhan kembalikan kententraman di hidup kami, aku rela mati asal semua menjadi seperti semula, semua bahagia...-Jeon Jungkook Heh.. Sebodoh inikah aku? Aku tidak sadar, adi...