[🔙Junior High School]

72 12 8
                                    

"Aku tak percaya bahagia itu sederhana, sampai akhirnya dirinya datang dan menyapa"

Mentari bersinar cerah seperti biasanya, burung-burung berkicauan merdu seakan mengerti bahwa ada sosok yang sedang berbahagia. Ya, sosok tersebut adalah Kang Daniel. Daniel berbahagia karena ini hari pertamanya masuk SMP dan dia masuk sekolah yang sama dengan hyung tersayangnya, Seongwoo.

Seongwoo yang mengetahui hal itu pun sangat berbahagia. Karena akan sangat menyenangkan berada satu sekolah dengan adik kesayangannya. Begitu pikirnya.

Daniel berjalan dengan sedikit terburu-buru karena ia ingin cepat sampai sekolah, melihat nama teman sekelompoknya untuk MPLS nanti.

Tak terasa langkah kakinya sudah sampai di depan gerbang sekolahnya yang baru. Ia tersenyum dan menghela nafas sejenak, setelah itu memutuskan untuk masuk dan mencari letak mading. Setelah menemukan mading ia melihat mading dengan raut muka serius, lebih tepatnya mencari namanya.

"Ah, ini dia!" Pekiknya kegirangan. Untung saja ini masih jam 06.15 jadi belum terlalu banyak orang yang datang sehingga dia tidak harus menanggung malu karena pekikannya tadi.

Daniel memilih berbalik dan menuju ruang kelas sementaranya. Di perjalanan ia terus menggumamkan nama kelompok dan kelasnya, agar tidak lupa.

"Kelompok Aster, kelas 7C. Kelompok Aster, kelas 7C. Kelompok Aste--"

Brukk

"Aduh, sakit banget pantat aku." Daniel tidak sadar, selama ia fokus menggumamkan nama kelompok dan kelasnya ia tidak terlalu memperhatikan jalan dan akhirnya dia menabrak seseorang.

"Ah, maaf. Saya tadi tidak fokus melihat jalan karena menghafal kelas. Kamu terluka?" Daniel berinisiatif membungkuk dan berusaha membantu lelaki yang ia tabrak tadi untuk berdiri.

"Oh, tidak. Hanya terkejut. Lain kali perhatikan sekitarmu saat berjalan ya." Lelaki tersebut tersenyum dan berjalan melewati Daniel.

Daniel yang melihat itu hanya menghela nafasnya lega. Ia pikir dirinya akan dimarahi dan dipermalukan habis-habisan oleh orang tersebut, yang kelihatannya seperti kakak kelas.

"Hei!"

"Kkamjagiya!" Daniel melirik sekilas siapa orang yang membuatnya terkejut. Setelah tahu siapa orangnya ia hanya mendengus malas dan memasang wajah datar.

"Hyoooong, berapa kali harus aku katakan untuk jangan membuatku terkejut?" Iya, orang tadi adalah Seongwoo. Sementara yang ditegur hanya memasang cengiran diwajahnya.

"Kau sangat menggemaskan ketika terkejut. Aku menyukainya." Seongwoo melirik sekitar lalu kembali menghadap Daniel lagi.

"Daniel, apakah kau belum memiliki teman?" Daniel hanya menggeleng untuk menanggapi hyungnya itu.

"Eiyy, kenapa begitu? Kau seharusnya mencari teman agar hari-harimu di sekolah tidak membosankan." Seongwoo berjalan ke arah kelas sementara Daniel yang tadi sempat dilihatnya di mading sebelum menghampiri Daniel.

Daniel berjalan mengikuti hyungnya. Setelah berada di sampingnya Daniel menengok ke arah hyungnya.

"Untuk apa? Bukankah mereka hanya datang ketika kita bahagia? Ketika kita banyak uang? Dan ketika kita sedang berada di puncak? Lalu saat kita sedih dan membutuhkan bantuan mereka akan berpura-pura tidak mengenal kita. Aku tidak butuh orang seperti itu hyung. Memilikimu saja aku sudah cukup." Ucap Daniel panjang lebar.

Seongwoo tersenyum, memberi jeda sejenak dan akhirnya membalas perkataan Daniel.

"Kau tidak bisa terus bergantung padaku, Daniel. Ada saatnya kau membutuhkan teman sebayamu untuk berbagi keluh kesah karena kalian akan lebih mengerti keadaan satu sama lain. Aku bahagia karena selama ini kau tumbuh menjadi anak yang baik, tapi aku sedih saat mengingat anak sebaik dirimu tidak memiliki teman selain aku." Seongwoo menunduk.

Daniel menghentikan langkahnya, menatap Seongwoo. "Lalu, kenapa kau sendiri tidak memiliki teman?"

"Jangan pikirkan aku, Nyel. Aku baik-baik saja. Kau harus hidup dengan baik dan membuat papimu bahagia disana, ok?" Seongwoo mendongak, menatap Daniel. Ia tersenyum seolah berkata dia baik-baik saja.

"Hm, baiklah. Aku akan mencari teman nanti. Itu juga karenamu, hyung. Jika tidak, aku tidak akan mau mencari teman." Daniel mengalihkan pandangannya.

'Aku tidak pernah salah, Hyongie orang yang berbeda. Aku sangat beruntung bisa mengenalnya. Terimakasih Tuhan, aku bahagia." -kdn.

***

Hehe, hai? Maaf ya aku udah gantung cerita ini lama banget, mungkin ada yg udah lupa sama jalan ceritanya ya? Wkwk. Maaf karena ide yang tiba-tiba hilang dan aku juga lagi sibuk menata hati huhu h-5 kawan:"). Yasudah gitu aja, jangan lupa tinggalkan jejak! Gomabda!❤ 10 vote 5 komen buat lanjut ya❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wish You Were Here [OngNiel🐾]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang