Suara bising pecahan piring telah menjadi suatu hal yang biasa bagi Liona setiap hari,bahkan suara caci maki sudah menjadi lagu penghantar tidur bagi Liona
Mendengar atau bahkan melihat saja Liona sudah merasa muak, tiada hari tanpa keributan dirumah Liona
" dasar, istri tak becus!! " hardik seorang lelaki
"apa? Apaaaa? Siapa yang tak becus? " tantang kemudian sang wanita
PRANKK
suara pecahan piring kembali terdengar dari dalam bilik Liona, Liona hanya mampu diam merenung menghadap jendela sederhana disudut kamarnya, menikmati suasana hujan mungkin lebih menenangkan pikirnya
Tapi, semua rasanya sama
Hingga kini terdengar suara tangisan diiringi tamparan yang berulang, Liona tak bisa diam, ia memukul jendela itu hingga pecah kaca mengenai kepalan jarinya, kemudian ia berlari menuju dapur yang bising itu
"hey bocah, lihat ibumu itu, lemah sekali" senyum smirk muncul dari lelaki itu
Liona yang melihat ibunya tertunduk di ubin bawah hanya mampu menatapnya iba dan setelahnya baru ia mengajak kekamarnya untuk menenangkan sang ibu
Lelaki itu pergi entah kemana, yaa seperti itu, suara bising terjadi setiap hari, benda pecah setiap hari, suara tangisan setiap hari dan luka luka itu muncul setiap hari
Setelah sampai dikamar Liona membaringkan ibunya yang masih sesegukan itu kemudian meninggalkan ibunya keluar kamar
Pelampisan! Ya Liona butuh pelampiasan.
Suasana hening dijalanan basah itu kini mengisi suasana hati Liona yang selalu hancur, sampai tiba tiba terdengar suara bising motor dari arah belakang
Sebelum Liona mengalihkan pandangan ke belakang pun ia sudah tau bahwa mereka adalah sekumpulan orang yang selalu menjadi lawan tawurannya
Mereka turun dari motor dan mulai mendekati Liona
"hahahaha akhirnya kita ketemu lagi" tawa sumbang itu terdengar dari salah satu mulut mereka, Liona menaikkan sebelah alis
"lo kemarin udah ngalahin gue, dan sekarang giliran gue yang bakalan ngalahin lo! " ucapnya mulai datar
"lo kalo kalah ya kalah aja, ga usah sok jagoan" ucap Liona tak kalah datar
" cewek bitch!! Kemarin lo boleh menang bawa pasukan, dan sekarang lo sendirian, mati deh lo hari ini"
"segitu rendahnya kemampuan lo sampe sampe lo ngeroyok cewe? Haha sampah emang lo, L O S E R" Liona sengaja menekankan kata itu diakhir kalimat
Kepalan tangan dari sang lawan mulai terlihat dan itu membuat Liona senang, ini yang dia mau, tangannya sudah tak tahan ingin memukul seseorang
"maju sini lo!! " tantangnya,
Liona yang menjawab dengan acuh pun semakin memancing emosi sang lawan,
"udah bro, kita balik aja ga malu apa lo ribut ama cewe? Cuma satu lagi, nanti pamor kita turun bro" lerai seseorang dari balik punggung cowo itu
Setelah menimbang nimbang, "oke, gue ga akan lawan cewe ini, tapi lain kali liat aja"
"loh, ga jadi nih? Yahhh cupu amat mas" ejek Liona
"udah ayo cabut aja, ga usah diladenin" lerainya lagi
Suara motor itu mulai menjauh dari pandangan Liona, air matanya tak lagi bisa terbendung, mulai jatuh dan membasahi pipi Liona
Disaat seperti ini, Liona hanya butuh pelampiasan semata, terduduk ditengah jalan basah nan sepi membuatnya bebas mengekspresikan air matanya
KAMU SEDANG MEMBACA
D'liona
Teen Fictionini cerita tentang seorang gadis yang berkepribadian berbeda dari kebanyakan perempuan, disaat para kaum perempuan lebih memilih pergi ke salon, maka berbeda dengan liona yang lebih memilih pergi tawuran dan berkelahi . dari kebiasaannya tersebut Li...