Bersama petrikor nan harum semerbak
Lihatlah, jiwaku memberontakBersama rinai hujan nan jatuh memercik
Dengarlah, relungku memekik
Kemelut memecut
Sesak mengikat
Ambiguitas meretas
Sakit menjeritSebab...
Presensimu terasa begitu jauh
Jarak kita terasa begitu renggang
Yang padahal kautengah merengkuh
Yang padahal kautengah menggenggamApakah karena...
Kamu panas, aku hujan
Kamu laut, aku awan
Kamu siang, aku malam
Maka jalinan kasih kita menjadi suram?Ataukah karena...
Aku arunika, kamu swastamita
Aku pergi ke mushola, kamu pergi ke gereja
Maka Tuhan tak izinkan kita bersama
Sebab kita adalah hal nan beda?Kisah kita bak bertemu persimpangan
Kamu tertarik pada kiri, aku teguh pada kanan
Membuat kecamuk hadir mengusutkan pikiran
Membuat badai menggoyahkan keyakinan
Sebab jalan kita amat bersebrangan
Kaudengar?
Gemuruh hujan masih berdendang
Sementara hatiku remuk-redam
Tatkala kamu berkata pelan:
“Hei, ternyata kita bernapas dalam perbedaan.”
Didedikasikan kepada: MontaseAksara
Sthrynnara, 27 November 2018
12.33 PM
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Perbedaan
ПоэзияPuisi bertema cinta beda agama yang suram. copyright © sthrynnara 2018 sumber cover: pinterest (dengan perubahan)