two ~preteding to know~

19 11 0
                                    

"Aku pulang" ucap bella sembari melepaskan sepatu yang dikenakanya

"AKU MELIHAT SEMUANYA DENGAN MATA KEPALAKU SENDIRI"

"APA KAU BISA DIAM?! KALAU KAU MELIHATNYA, APA KAU SADAR?! SELAMA INI KAU LEBIH MEMILIH PEKERJAAN DARI PADA DIRIKU. AKU INI ISTRIMU BUKAN PATUNG YANG KAU BIARKAN BEGITU SAJA"

"YA KAU MEMANG PATUNG DAN KAU PANTAS UNTUK DIBIARKAN TANPA AKU TANGGAPI, KAU WANITA MUNAFIK, MUNAFIK"

"BENAR, AKU WANITA MUNAFIK DAN KAU PRIA BRENGSEK. SEMUA PRIA BRENGSEK"

"AKU TAK AKAN KEMBALI LAGI"

BRAK...

"YA SILAHKAN, KAU TAK USAH KEMBALI LAGI UNTUK SELAMANYA... hiks... hiks..."

Bella menutup telinganya rapat-rapat, bella tak ingin mendengarkan pertengkaran kedua orang tuanya. Apa yang harus bella lakukan? Apa bella harus pergi dan meninggalkan ibunya dirumah seorang? Apa bella harus menetap dirumah itu dengan setia mendengarkan pertengkaran kedua orangnya? Atau bella harus... bunuh diri?

Itulah yang ada dipikiran bella saat ini sembari menatap langit-langit kamarnya dengan mata yang sudah berawan, bagaimana tidak? hari-harinya penuh keburukan. Ia sudah tak berdaya dan ingin jauh-jauh dari kehidupan gelapnya

"Hiks... hiks... hiks..."

"Tidak, aku tidak boleh menangis! Aku harus strong untuk diriku sendiri. Ok... bella you strong, you great, you always happy, you don't cry, you don't great girl, you tough, you not weak. Aku adalah aku dan jangan perdulikan apa yang membuatmu rapuh" ucap bella memperkuat hatinya dan tubuhnya agar tidak lemah seperti ibunya yang selalu menangis tanpa henti

Tok...

Tok...

Tok...

"Sayang, apa kau sudah makan?" Tanya seorang wanita paruh baya dibalik pintu kamar anaknya

"Hah!" Bella menghembuskan nafasnya dengan kasar

"Ya, aku sudah makan disekolah" jawab bella seadanya tapi sebenarnya ia belum makan malam ia sudah kehilangan selera makannya saat kedua orang tuanya mulai bertengkar

"Baiklah, apa kau sudah membersihkan tubuhmu?" Tanyanya kembali

"Bisakah kau tak usah bicara? Aku bukan anak kecil lagi yang dulu dan sekarang..." jawaban bella membuat hati ibunya sakit, ya saat bella kecil ia sangat dimanja oleh kedua orang tunya walaupun keadaan keuangannya sangatlah tidak stabil dan tidak seperti sekarang

Walaupun dulu bella kehidupanya tak berkecukupan, bella masih memiliki kasih sayang kedua orang tuanya. Tapi sekarang... bella hidupnya berkecukupan hanya saja tak memiliki kasih sayang kembali dari kedua orang tuanya

"Hm...baiklah, kau istirahatlah dan jangan lupa mimpi indah" hanya itu yang bisa beliau ucapkan dengan hati yang yang sangat sakit, ia tahu... ia membiarkan putrinya dan memilih untuk bertengkar dengan sang suami, ia harus menanggung kebencian putrinya walaupun itu menyakitkan

***

"Steve, apa kau sudah menemui ayahmu?" Tanya ibunya yang membuat selera makannya hilang drastis

"Bisakah ibu tidak membicarakan dirinya saat aku makan?" Tanya steve dengan sedikit bentakan kepada ibunya "ck, membuat selera makanku hilang saja" gumamnya lalu melangkahkan kakinya ke dalam kamar

Steve merebahkan tubuhnya diatas kasur, menatap langit-langit kamar yang gelap membuatnya teringat saat ia masih kecil disiksa oleh ayahnya sampai-sampai steve memiliki memar dan sampai kini masih berbekas mungkin tak akan kembali sama halnya seperti hatinya yang rapuh dan ingin seklai membalas dendam, tapi sayangnya ibu steve menahan semua balas dedam untuk ayahnya

Snow On Cristmas DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang