Ketika yang beku menjadi cair

35 7 1
                                    

No-ey2018
~
Siapa yang tidak mengenal Nanda? Ananda Radea, dia adalah cewek kelas 11 yang sangat menyukai musik. Nanda merupakan ketua eskul band di sekolahnya, Seza namanya. Pagi ini Nanda berjalan di koridor kelas ditemani Ardi, sahabatnya. Saat memasuki kelas, pasti selalu ada satu pemandangan yang menarik perhatian Nanda. Arkananta Rasyid. Bukan karena Nanda menyukainya, tapi karena Nanta yang selalu asyik sendiri dan lupa terhadap keadaan sekitar ketika sedang bermain gitar.

Ketika bel istirahat berbunyi serentak para siswa berlarian keluar kelas tak terkecuali Nanda. Kali ini Nanda tidak ditemani Ardi, tapi kali ini ia ditemani Salma, teman sebangkunya. Hal yang rutin dilakukan mereka berdua ketika istirahat adalah selalu makan di kantin atas yang rata-rata penghuninya adalah kelas 12. Tak ada sedikitpun rasa takut menyelimuti diantara mereka berdua. Sambil menikmati semangkuk bakso, mereka selalu berbincang mengenai perkembangan eskul band. Ya, Nanda sangat beruntung karena teman dekatnya juga sangat menyukai musik.

"Eh Nan, lo tau gak ada lomba band loh di Bali!"

"Hah demi apa lo? Kapan lombanya? Jangan bilang kalo seminggu lagi, kebiasaan lo kan gitu."

"Ih engga, ini masih sekitar 1 bulan lagi, Nan. Masih sempet lah buat nyari pengganti Pandu."
Pandu adalah gitaris Seza, tapi sayangnya Pandu sedang mengikuti AFS atau pertukaran pelajar.

"Kayaknya gue tau deh siapa pengganti Pandu."

"Siapa, Sal? Jangan bilang kalo orang yang lo maksud itu Nanta."

"Ayolah Nan, Nanta itu jago banget main gitar. Gue pikir dia lebih jago daripada Pandu. Lo pasti bisa bujuk dia kok."
Nanda hanya menghela nafas. Ia berpikir apa yang harus ia katakan kepada si 'Kaku' itu. Tapi demi Seza, Nanda akan melakukan apapun karena disitulah letak tanggung jawab Nanda.

Keesokan harinya, terlihat Nanta yang sedang asyik memainkan gitar yang selalu ia simpan di kelas dan tak pernah ia bawa pulang ke rumahnya. Nanda memberanikan diri untuk menghampiri Nanta meskipun Nanda tau bahwa Nanta paling membenci orang yang menggangunya saat bermain gitar.

"Ta, gue butuh lo buat gantiin Pandu di Seza."
Tanpa basa-basi Nanda langsung menjelaskan maksud kedatangannya kepada Nanta. Seketika petikan gitar Nanta berhenti. Nanta menatap Nanda dan mata mereka bertemu. Entah mengapa, jantung Nanda saat ini sangat bedebar. Tapi Nanta tak menjawab perkataan Nanda dan kembali memainkan gitarnya.

Saat bel pulang sekolah, Nanda terkejut melihat Nanta sudah keluar kelas telebih dahulu. Nanda buru-buru membereskan buku-bukunya, Salma yang ada di samping Nanda ikut membantu Nanda. Setelah semuanya beres, Nanda tersenyum kepada Salma dan langsung berlari keluar kelas.

"Sukses Nan!"
Nanda mengangkat jempolnya tanpa membalikkan badan.

Nanda berhenti karena kelelahan, tapi dia tak menyerah dan langsung berteriak.

"Eh, bisa dengerin gue dulu gak sih? Sengaja banget deh pas bel pulang langsung nyelonong."
Dengan wajah yang datar tanpa dosa, Nanta menengok dan langsung menghampiri Nanda yang terdiam agak jauh dari tempat Nanta.

"Ada apa?"
Nanda terkejut mendengar perkataan Nanta, kalau saja bukan karena dia pandai bermain gitar, pasti sudah Nanda habisi.

"Masih nanya ada apa? Gue kan bilang Seza butuh lo. 1 bulan lagi Seza mau ikut lomba di Bali, dan Seza kekurangan pemain gitar."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SeZaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang