Prolog

25 1 5
                                    

      Semuanya yang terjadi itu sudah menjadi scenario tuhan. Termasuk pertemuanku dengan dia.





















     Saat itu aku masih kelas 6 SD. Hari itu aku tiba tiba di jemput oleh ibuku.

  "Mau kemana?" tanyaku,

  "Survey pondok pesantren." jawab ibuku.

Aku diam memikirkan pernyataan tiba tiba ini. Tetapi dalam hati aku berkata Alhamdulillah impianku terwujud.
Saat perjalanan ke pondok, aku tidak banyak bertanya, aku sibuk memikirkan seperti apa suasana pondokku nanti?

Dulu sinetron favorit ku adalah pesantren rock 'n roll. Pernah suatu hari aku berkata pada ayahku

    "Yah, nanti aku pengen mondok."

     Ayahku hanya mengamini perkataanku karena saat itu aku masih kecil, mungkin masih di anggap labil, oleh karena itu beliau mengamini agak kelak aku tetap pada pendirianku untuk berkeinginan mondok.

     Hari hari pertama di pondok aku betah. Bahkan sangat betah. Sampai rasanya aku tidak mau pulang. Setelah masa percobaan beberapa hari di pondok, aku pulang untuk liburan idul fitri.

     Aku tidak mau mengenal laki laki saat itu. Aku hanya ingin fokus belajar untuk menggapai cita citaku.

Namun takdir tetaplah takdir,

Sampai suatu hari aku tidak sengaja berkenalan dengan dia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dia (Bukan) Jodohku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang