Part 1

5 3 0
                                    

'Dia sama seperti bulan, sulit ditemukan diantara gelapnya awan yang menyembunyikan cahaya sang bulan.'

*******

"Viaaa!!" seru seorang gadis sembari berlari menuju orang yang dipanggilnya

"Huhh..huh...huuhhh lo.. budek.. yahh?" tanya gadis itu dengan nafas tersengal sengal

"Apa sih Nin?" tanya Via

"Itu tadi gue liat lo keluar dari mobilnya Gino, kalian jadian?" tanya Nina. Via mengernyitkan dahi hingga berbentuk gelombang

"Emang kalo cewe keluar dari mobil cowo itu tandanya mereka jadian ya?" tanya Via balik

"Ya enggak sih, tapi kan kebanyakan gitu. Deket, jadian, terus dijemput berangkat bareng deh kesekolahnya hehe" ucap Nina cengengesan

"Kapan gue deket sama Gino nya coba, lain kali jangan asal mikir gitu ga baik" kata Via sambil berlalu meninggalkan Nina

"Eh Viaa tungguin" kata Nina

Sesampainya dikelas mereka duduk dibangku keramat mereka. Kenapa keramat? Karena tidak ada yang berani menempati bangku seorang Sivia Putri Arsella. Kenapa tidak ada yang berani? Karena Via dikenal dengan mulut pedas dinginnya jika sedang beradu argumen dengan musuhnya, itulah sebabnya ia banyak disegani oleh siswa siswi  SMA Pelita tapi tak sedikit pula yang mengagumi atau bahkan menyatakan rasa sukanya pada Via secara terang terangan dan ditolak mentah mentah oleh Via sendiri

"GAISS GUE PUNYA KABAR GEMBIRA NIHHHH" seru Bimo ketua kelas yang notabenenya tukang tipu

"Apaan? Jangan bilang lo dapetin sempaknya bu Minah" ucap Bila yang sudah muak dibohongi dengan 'kabar gembira' dari Bimo

"Enggak enggak yang kali ini beneran kabar gembira kok" kata Bimo

"Yaudah apaan"

"HARI INI FREE SEHARIAN!!"

Kriikk kriikk kriik kriiikk

"ALHAMDULILLAH YA ALLAH TERIMAKASIH ENGKAU TELAH MEMBERIKAN KAMI RAHMAT SERTA HIDAYAHMU DIPAGI HARI YANG INDAH INI. Teman teman sekalian marilah kita bersyukur atas hari ini dengan berdoa menurut keyakinan dan kepercayaan masing masing, berdoa mulai. Berdoa selesai, setelah itu marilah kita melakukan kegiatan unfaedah untuk memperingati dan merayakan hari langka ini. Kepada yang bersangkutan dipersilahkan" ucap Jodi selaku perwakilan ustadz dadakan.

Setelah itu seisi kelas mulai melakukan kegiatan mereka masing masing, ada yang bergosip gosip riaa, ada yang mojok, ada yang mulai mabar bersama kelas sebelah, ada yang menghilangkan diri entah kemana, dan Via sudah muak melihat teman teman sekelasnya yang kurang waras itu.

"Nin, ikut ga?" tanya Via

"Kemana?" tanya Nina bingung

"Tempat biasa" sahut Via, Nina menggeleng

"Engga deh, gue mau disini aja capek mau tidur. Kalo mau cabut bilang bilang ya" kata Nina, Via hanya membentuk jarinya menjadi tanda 'ok'

Dikoridor sekolah banyak siswa yang menggoda dia secara terang terangan, tapi dia tetap berjalan menuju tempat tujuannya. Sesampainya di rooftop ia melihat adegan yang menurutnya menjijikan. Bagaimana tidak sekarang ini didepannya, tepat didepan matanya ia melihat siswa dan siswi sekolah ini sedang berciuman dengan panasnya

"Kalo mau mesum jangan disekolah mas mba" ucapnya dengan nada dingin

Kedua aktor yang sedang berperan tadi berjengit kaget lalu melepaskan pagutannya

"Kalo mau ngintip jangan disitu mba, sekalian aja kesini" ucap si laki laki

"Siapa juga yang mau ngintip, kurang kerjaan banget gue" sahut Via menatap lurus ke retina mata si laki laki

"Udahlah Vi, sini gabung sama kita" kata si laki laki (lagi)

"Kok lo tau nama gue?" tanya Via penuh selidik

"Siapa yang gatau Sivia? Cewek dengan mulut dingin pedasnya, cewek berandal tapi berotak cerdas. Semua juga tau kali"

Via hanya mengangguk angguk

"Lo tau siapa gue? Pasti tau kan?" Via hanya menggeleng polos

"Lo beneran gatau gue? Demi apa?" tanya si laki laki dengan mata melotot, bagaimana bisa? Maksudnya bagaimana bisa Via tidak mengetahui dirinya? Padahal dia kan termasuk jejeran siswa most wanted disekolahnya

"Ekhem, disini masih ada gue ya" kata si cewek

"Ehh sorry Ra, kayanya lo turun aja duluan. Nanti kita lanjut lagi" kata laki laki itu. Rara menghentakkan kakinya lalu menuju pintu rooftop, saat sampai disana ia menatap sinis pada Sivia kemudian melanjutkan langkahnya dengan kesal. Via hendak mengikuti langkah Rara namun sebuah suara menginstruksinya

"Lo beneran gatau siapa gue?" tanya laki laki itu memastikan sekali lagi

"Udah gue bilang gue gatau dan gue tambahin gue gamau tau" sahut Via dingin

"Kenalin nama gue Alka, Alka Pradipta" ucap Alka sambil mengulurkan tangan. Via melirik tangan itu sebentar, lalu turun kebawah tanpa membalas jabatan tangan Alka

Disana, ditempatnya Alka tersenyum miring

Menarik, batinnya.

🌕☀

Untuk part awal segini dulu nanti dilanjut lagi di next part. Terimakasih, jangan lupa vote dan commentnya untuk penulis amatir ini :)

From Sun To The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang