Pagi hari yang indah. Aku terbangun karena suara burung-burung yang berkicauan. Hari ini adalah hari yang paling membosankan di setiap minggunya. Aku langsung bergegas pergi ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk pergi sekolah.
Namaku Alena Wanda, aku sekolah di SMA favorit yang ada di kotaku. Aku adalah anak IPA. Keseharianku sangatlah membosankan, walaupun aku memiliki teman-teman yang sangat perhatian, asik, enjoy, berkecukupan, tetapi aku merasa bosan dengan kehadiran mereka.
Aku memiliki sahabat yang bernama Angelia, ia sangatlah mengerti perasaanku. Setiap hari Angel selalu menemaniku , mengajarkanku dan membuatku tersenyum. Aku senang mempunyai sahabat seperti Angelia.
Hari-hariku selalu ditemani oleh Angelia. Angelia sangat prihatin dengan keadaanku yang sekarang. Akhir-akhir ini aku sering melamun dan tidak banyak interaksi dengan banyak orang. Bahkan aku tidak pernah tersenyum belakangan ini.
"Selamat pagi sahabatku.", sapa seorang Angelia yang berdiri di depan pintu kelas.
"Pagi Angel.", jawabku kepada Angelia.
Seperti biasa di hari senin pagi semua murid sekolahku melaksanakan upacara bendera. Aku dan Angel sangat senang berdiri dibarisan paling belakang, karena kami berdua tidak pernah bisa mengikuti upacara dengan baik.
30 menit pun berakhir. Upacara telah selesai. Aku dan teman lainnya bergegas masuk ke dalam kelas untuk melanjutkan kegiatan belajar mengajar.
Tiba-tiba, guru yang datang bukanlah guru pengajar mata pelajaran jam itu melainkan wali kelas kami dan seorang murid baru yang lumayan ganteng, tinggi, putih, dan menawan.
Aku dan Angel bertanya-tanya. Siapakah sosok lelaki itu? Apakah dia adalah murid baru yang akan menggantikan temanku yang sudah pindah sebelumnya.
"Ehh Angel, liat deh itu. Cowoknya ganteng bangettt!", ujarku saat Pak Ahmad memperkenalkan murid baru itu.
"Syuttt! Berisik banget sih kamu Al. Aku pengen denger suaranya nih"
"Ihh, tapi dia ganteng bangettt! Lagian kamu ngapain sih segala kepo sama suaranya, emang suara doi kamu kurang merdu ya, hmmm"
"Gatau ah", Angelia menjawab kesal.
Laki-laki yang bersama Pak Ahmad itu langsung memperkenalkan diri dihadapan kami semua. Dengan suaranya yang berat membuat semua murid terkagum-kagum dengannya.
"Hai, nama gue Maximus. Gue biasa dipanggil Max"
"Hai max!!!", jawab serentak semua murid dalam kelas terutama anak perempuan.
Maximus adalah murid pindahan dari luar kota, ia pindah karena orang tuanya mendapatkan tugas di kotaku. Max pun disambut hangat oleh semua teman barunya termasuk aku.
Kebetulan max diberi tempat duduk pas di samping tempat dudukku. Hatiku sangat gembira saat ia mulai menduduki bangku itu. Wangi parfum yang menjadi ciri khasnya membuat aku ingin mengenalnya lebih dalam.
Entah mengapa dia membuatku tertarik padanya. Perasaanku menjadi sangat campur aduk. Aku pun tidak bisa mengerti apa yang harus aku lakukan.
Ketika pelajaran berlangsung, aku tidak bisa berhenti memperhatikannya. Aku sangat berharap ia melihatku kembali dan menyapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Seorang Gitaris
Short StoryCerita ini mengisahkan tentang seorang remaja peremuan yang bernama Alena Wanda. Ia mencintai seorang laki-laki yang senang bermain gitar. Laki-laki itu bernama Maximus. Kisah cinta mereka sangatlah indah. Hingga mereka menjadi gitaris yang handal.