part 2

1.4K 55 17
                                    

Jangan kesel-kesel,

Entar malah sayang.
-------------------------------------------------------------


***

Aluna dengan sangat tergesa berlari menuju kelasnya. Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh lewat dua puluh menit dan itu berarti ia sudah telat sekitar lima menit lamanya.

Aluna menggerutu pelan. Bibirnya dengan begitu lucu mencebik karena kesal. Semua ini karena Diaz yang membuatnya tidak bisa tidur semalam, akibatnya ia justru kesiangan setelah baru tertidur sekitar dua jam.

Sesampainya di depan pintu kelasnya, Aluna menarik napas dalam lalu membuangnya perlahan. Mencoba mengatur napasnya kembali. Diam-diam dirinya juga merapalkan begitu banyak doa di dalam hatinya, berharap guru yang berada di dalam kelasnya itu sedikit mengerti keterlambatannya pagi ini, walaupun kemungkinan itu hanya sekitar 0,01 persen saja.

Perlahan Aluna membuka pintu kelasnya. Kepalanya sedikit menyembul di sela-sela pintu yang sedikit terbuka. Ia mengernyitkan keningnya bingung saat tak menemukan siapapun di dalam sana.

Dengan gerakan cepat Aluna membuka pintu kelasnya lebar. Kebingungan masih jelas tergambar dari raut wajahnya. Seharusnya saat ini ia sedang belajar Bahasa Indonesia, lantas kemana semua temannya pergi?

"Eh, Lun!" Sebuah suara berhasil mengagetkan Aluna. Gadis itu menoleh dengan begitu cepat hingga membuat lehernya sedikit sakit.

"Sya, lo kok di sini?!" Tanyanya bingung. Pasalnya kelas gadis yg bernama Tasya ini cukup jauh dari kelasnya.

"Iya. Gue habis dari kelas sebelah."

"Oh!"

"Oh iya, tadi gue ketemu sama Naura, dia nyuruh lo ke taman belakang sekarang."

"Ngapain?"

Tasya mengangkat kedua bahunya. "Nggak tahu. Tapi, temen-temen lo yang lain juga ada di sana."

"Hah... serius?!"

"Iya. Buruan gih."

Tanpa menunggu lama. Aluna melangkahkan kakinya ke taman belakang. Ia tidak tahu apa yang sedang di lakukan teman-temannya disana, dan seingatnya hari ini juga tidak ada praktik atau apapun itu.

Jadi, untuk apa teman-temannya ada di sana?

Tidak ingin menduga-duga terlalu lama Aluna semakin mempercepat langkahnya, ia bahkan setengah berlari agar bisa sampai di taman belakang dengan cepat.

Jujur, jika sudah seperti ini Aluna kadang menyesali kelasnya yang terletak paling depan.

"Ra!" Teriaknya setelah melihat Naura yang berbaris diantara teman-temannya. Menjadikan dirinya pusat perhatian karena teriakannya yang cukup keras.

Naura yang mendengar teriakan Aluna berdecak sebal. Sahabatnya yang satu itu benar-benar tidak bisa melihat situasi.

"Maaf, Bu! Saya terlambat." Ucap Aluna sesaat setelah ia sampai di sana.

"Semua orang yang ada di sini juga bisa melihat kalau kamu terlambat Aluna, dan saya yakin kamu juga tahu resikonya jika terlambat mengikuti kelas saya!"

Aluna menunduk malu. Kata-kata dari gurunya itu benar-benar tidak ada basa-basinya sama sekali.

"Iya, Bu."

"Kalau begitu silahkan jalankan hukumanmu."

Aluna mengangguk patuh, lalu pergi dari taman belakang. Kakinya dengan lesu melangkah ke arah toilet, tempat dimana ia akan menjalankan hukumannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang