Sore telah menjingga, Arief terduduk
layu sembari melamunkan kekasihnya. Ia berharap kepada waktu agar segera mendatangkan temu di antara mereka berdua. Maklum, setelah lulus sekolah menengah atas, Arief dan Lulu melanjutkan pendidikannya lintas daerah yang berbeda. Arief berada di kota kembang sedangkan Lulu berada di kota pendidikan. *Tingg* Terdengar suara pesan masuk. Arief merogoh saku, mengambil handphone lalu membuka pesannya."Sayang,bagaimana harimu?
Sudah selesai tugasnya?
Aku sedang makan dengan
elsa yah" -LuluArief membaca pesan dari Lulu.
lalu memasukkannya kembali, tanpa membalasnya. Arief menarik nafasnya dalam-dalam dengan berkata didalam hati "Aku sangat sedang merindukan hadirmu" sembari membuang nafasnya jauh-jauh.Alam semesta terkadang memang suka bercanda. Bagaimana bisa, seseorang merasakan rindu yang membelenggu tanpa temu. Adil-kah bagi mereka yang sedang merindu, dibandingkan dengan mereka diluar sana yang bisa bertemu setiap waktu, atau alam semesta itu sendiri yang membuat sebuah pertemuan dan perpisahan?. Tidak ada yang tahu, apa yang akan terjadi di masa depan. Alam semesta membuatmu jatuh hati, dengan dia yang mengajarkannya bagaimana cara jatuh hati. Lalu, alam semesta membuatmu patah hati, dengan dia yang meninggalkanmu pergi.
***
Malam itu teramat sunyi, Arief terbaring di kamarnya.
Hanya ditemani dengan suara jangkrik dan angin malam. Arief sudah tak bisa menahan rindunya yang semakin hari semakin dalam. Ia mengambil ponsel, lalu menelpon LuluArief : "Hai sayang"
Lulu : "Ohh,Hai sayang,Ada
apa?"
Arief : "Hanya sedang ingin
mendengarkan suaramu"
Lulu : "Ciee,pasti kangen yah"
Arief : "Yah, begitulah.."
Lulu. : "kangen itu manusiawi,
aku juga kangen kamu."
Arief : "Aku ingin segera
bertemu, banyak hal
yang ingin aku lakukan
denganmu"
Lulu : "Aku mengerti sayang,
hanya kita tak lagi
tinggal di kota yang
sama, apalagi kita
sedang menjalani
pendidikan lanjut.
Arief : "Tetap saja, aku ingin
segera bertemu
denganmu."
Lulu : "Sayang, tolong m
mengerti akan keadaan,
akan ada waktu-nya
kita bertemu."
Arief : "Bagaimana jika, aku
pergi ke kotamu sana?"
Lulu : "Hah?! Engga-engga,
jangan melakukan hal
yang bodoh, kita jauh
sayang, jangan memaksa
untuk tetap bertemu."
Arief : "Ya sudah,aku tidur
dulu, dah."Belum sempat Lulu membalas percakapannya, Arief sudah mematikan teleponnya. Ia pergi keluar kamarnya, lalu duduk di teras depan. Matanya memerah, menahan tangis yang hendak meledak. Ia tak sanggup menahan semua rindu didalam dirinya. Mengejar fatamorgana yang semu bahkan mustahil tuk menatap temu.
Begitulah manusia, ia tahu akan batasannya sendiri. Namun, hanya perihal rindu dan cinta seakan bisa membuatnya melewati batasannya sendiri. Menjadi bodoh, lalu melakukan hal yang bodoh. Seperti sedang diserang obat terlarang, menyerang saraf otak, membuat sebagian tak bekerja . Akal sehat hilang, hingga berani melakukan hal diluar batasannya sendiri. Lalu menyesal dikemudian hari.
***
Lagi-lagi pagi datang menghampiri.
Embun pagi, fajar yang terbakar mentari hingga jingga, kicauan burung pagi berhasil membangunkan Arief.
Meraba kasur dengan mata setengah sadar, mencari handphone-nya lalu melihat satu pesan masuk. "Selamat pagi,sayang" -Lulu. Lagi dan lagi Arief merindukannya. Arief tersenyum layu, Imajinasi lagi dan lagi menertawakan, melihat Arief berhasil bertemu dengan Lulu. Sementara realitas? Semesta menertawakan mereka yang terpisah jarak.Di dalam lamunan, Arief terus berpikir
tentang bagaimana cara orang diluar sana mengatasi rindu yang tak tertahankan. Semesta seakan menyuruh Arief untuk membuka telapak tangannya, Namun ia terlalu takut jika harus sampai tidak menggenggam apa-apa. Arief bergegas berbenah diri, mengunjungi toko buku di perempatan ujung jalan sana. Memilah lalu memilih buku, membawanya ke cashier lalu membayarnya. Kembali terduduk di teras depan. Ia membuka buku itu lalu membacanya, seharian ia membaca buku itu. Seakan lupa ada rindu yang sedang ia rasakan. Berjam-jam ia lewati duduk di kursi bagai singgasananya sendiri. Lalu ia tersadar temu bukanlah satu-satunya penawar rindu. Rindu tercipta karena kesepian yang pilu.
Kesepian yang membuat kita merindukan seseorang. Lalu terdengar ponsel Arief berdering, sebuah pesan masuk ke dalamnya."SAYANG! Besok aku ke
kotamu, karena ada proyek
penelitian disana.. Kita
akan bertemu esok" -LuluArief terdiam, Arief merasakan senang yang meledak-ledak, membayangkan bahwa ia akan menemui kekasihnya esok.
Arief balik menertawakan semesta, Ia menghancurkan ruangan semu bernama imajinasi. Memecah fatamorgana menjadi realitas yang indah. Beginilah waktu, seakan menjadi misteri yang besar. Tak tahu apa yang terjadi di masa depan. Berharap waktu dan temu berjalan di satu garis waktu."Kita terkadang menyimpan
rindu yang membelenggu.
Berharap waktu akan temu
berjalan bersama pada satu
garis waktu.
Bahkan, merengek untuk
mempercepat waktu.
Rindu adalah hal yang
paling pilu.
Namun, temu bukanlah satu
satunya obat penghilang
rindu.
Teknologi kini sudah
semakin maju.
Simpan rengekanmu, masih
banyak cara untuk
menggantikan temu."***
KAMU SEDANG MEMBACA
Alam Semesta Bertjanda
Short StoryAlam semesta terkadang suka bercanda. Bagaimana bisa ia membuat jatuh hati, melalui seseorang yang mengajarkan bagaimana cara jatuh hati kepadanya, lalu membuat patah hati melalui seseorang yang sama. Apakah alam semesta hanyalah sebuah kebetulan? A...