Track 01: Lonely September (DazaixChuuya)

331 17 22
                                    

Cinta adalah api yang membara.
Jangan bermain api jika tak ingin terbakar olehnya.

.

Awal September, 2029

Osamu Dazai tersentak.

Seperti ada yang menepuk pelan pundaknya. Membuat seluruh lamunan, tentang kisah kasih sepuluh tahun silam bersama seorang sahabat yang sempat terlintas, buyar seketika. Kesadaran Dazai pun kembali ke hari ini, di sini, pada sebuah acara meriah; reunian alumni dari SMA-nya.

Pria jangkung berambut ikal yang tahun ini genap berusia duapuluh tujuh tahun itu lantas menoleh dan menemukan seorang pria lain bertubuh lebih tinggi dan berambut panjang setengah punggung dikuncir ekor kuda---Dappo Kunikida, salah satu teman sekelas saat masih SMA, dulu menjabat sebagai ketua kedisiplinan---yang spontan menunjuk dengan ujung dagu ketika Dazai bertanya ada apa melalui kerutan di kening.

Ekor mata Dazai langsung mengikuti apa yang ditunjuk Kunikida barusan.

Sepasang mata sayu milik Dazai dipaksa membelalak ketika melihat seorang pria berambut sejingga senja dan bertubuh lebih pendek darinya, terbalut setelan serba hitam seperti dirinya lengkap dengan topi koboi lebar berwarna senada setelan yang dipakai, baru saja memasuki ruangan diikuti seorang pria lain yang lebih tinggi.

Dazai mengenali pemuda itu.

Tentu saja.

Hari ini adalah hari reunian teman alumninya ketika di SMA. Bukan hal aneh jika pemuda itu muncul di sini. Karena dia juga merupakan alumni di sekolah yang sama dan kebetulan seangkatan juga dengan dirinya. Hanya beda kelas saja; Dazai di kelas reguler, sedangkan pemuda tadi adalah siswa kelas akselerasi. Meski beda kelas, tapi mereka juga tetangga sejak kecil sehingga cukup akrab.

Bahkan mereka pernah berbagi tempat tidur semasa SMA dulu.

Ada perasaaan bahagia yang buncah tiba-tiba di dalam dada Dazai. Segala kejenuhan yang sempat mengungkungnya, karena meski bersikap slengekan sebenarnya pemuda kelahiran bulan Juni itu kurang suka dengan iruk-pikuk pesta, seolah sirna tak bersisa kini. Berganti perasaan rindu yang meletup-letup bak kembang jagung yang kepanasan.

Dazai segera membawa langkahnya untuk menghampiri pemuda tadi. Rasanya seperti melayang saja! Kemudian ekor matanya seolah sudah terpaku pada sosok yang kini sudah berpindah tempat ke atas panggung, duduk di kursi dan memangku sebuah gitar akustik.

"Selamat malam," sapa pemuda berambut oranye terang itu, riang dengan senyum semringah, setelah memastikan mic di depan wajahnya berfungsi sempurna. Berdeham sebentar lantas lanjut berkata dengan senyum di wajah seputih pualamnya, "Karena rindu itu berat, kita perlu reunian. Malam ini aku akan menyanyikan sebuah lagu untuk kalian. Selamat menikmati!"

Usai berkata demikian, jemarinya mulai lincah menekan dan memetik kunci-kunci nada, langsung membentuk melodi riang dan menghanyutkan. Suara ketukan khas kotak kejong pun membuat mereka yang semula sibuk sendiri dengan pikiran masing-masing mulai berkerumun menikmati permainan musik dari pemuda mungil yang merupakan seorang musisi dan memang sedang naik daun itu. Semua tahu siapa pemuda bertubuh mungil tersebut dan beberapa dari mereka ada yang memujanya sebagai sosok idola bertalenta.

Semua, termasuk Osamu Dazai sendiri. Bahkan dia merupakan orang yang paling mengenalnya.

Pemuda yang pernah menjejal segala cara untuk bunuh diri karena terlalu putus asa menghadapi hidup itu kenal betul dengan melodi yang menyapa ruang dengarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

S. O. S (Story of the Song)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang