Two

2.4K 386 155
                                    

Heechul berjalan memasuki rumah sambil merangkul pundak sepupunya. Setelah menyaksikan drama singkat antara Jaejoong dan Yunho mereka masuk kedalam rumah. Changmin sebenarnya ingin pulang, tapi Heechul memaksanya masuk.

"Changmin-ah, kau datang?"

"Iya hyung, aku datang berkunjung"

"Pas sekali, sebentar lagi waktunya makan malam. Sekalian saja makan dengan kami"

"Terima kasih tawarannya, aku tidak akan menolak"

Heechul mencibir. Tadi Changmin memberikan seribu alasan saat Heechul mengajaknya masuk dan sekarang anak itu menerima tawaran Hangeng tanpa ragu. Changmin dan makanan memang tidak bisa dipisahkan.

"Dimana Jaejoong?"

"Dia sedang bermain india-indiaan dengan tetangga sebelahmu hyung"

"Mwo?"

Heechul tertawa melihat tampang suaminya yang terlihat bingung dengan jawaban Changmin.

"maksudnya Jaejoong sedang bersenang-senang dengan pujaan hatinya. Kau mengerti kan yeobo?"

Hangeng mengangguk paham. Jika berhubungan dengan Yunho adiknya pasti akan kembali dalam waktu lama. Saat ini ia pasti sedang merusuh di rumah Yunho. Adiknya itu memang centil dan pecicilan jika menyangkut Yunho.

"Sebaiknya kita makan sekarang sebelum Jaejoong datang dan memaksa kita mendengarkan ocehannya"

Mulut Jaejoong sering kali susah diberhentikan jika bicara. Ia juga tipikal pemaksa yang akan menarik semua orang ke ruang tengah untuk mendengarkan semua ceritanya terutama tentang Yunho. Jika sudah begitu semua orang terpaksa mendengarkan sampai selesai.

Malam itu makan malam mereka tetap ramai walaupun Jaejoong tidak ada diantara mereka. Changmin meramaikan suasana dengan berebut makanan yang tersedia bersama keponakan kecilnya. Urusan makanan melawan anak kecil sekalipun Changmin tidak mau kalah.

Changmin dan kegilaannya pada makanan.

. . .

Yunho malu setengah mati. Mau ditaruh dimana wajah tampannya ini sekarang. Bagaimana ia harus menghadapi para tetangganya yang usil itu?. Ini gara-gara mulutnya yang keceplosan. Tetangganya yang centil itu pasti besar kepala sekarang.

"Kau masih disini? Ini sudah siang, kenapa kau belum berangkat bekerja?"

"eomma, hari ini aku bolos kerja. Aku mau bermeditasi"

"Jangan macam-macam. Cepat pergi ke kantor dan bantu appamu"

"Eomma sehari saja, biarkan aku diam di rumah" Yunho setengah merengek. Melupakan usianya yang hampir menginjak kepala tiga dan bertingkah seperti bocah ingusan.

"Ingat umurmu Jung Yunho. Mau kau beri makan apa Jaejoong jika kalian menikah kalau kau malas bekerja hah?"

Jaejoong lagi yang dibahas. Yunho makin kesal kan jadinya.

"Yak memang siapa yang akan menikah dengan kutu loncat itu? Eomma sembarangan sekali"

Mrs.Jung menatap datar Yunho. Sudah tertangkap basah masih saja sok menolak. Siapa yang kemari cemburu melihat 'kutu loncat' pergi dengan namja lain?. Ayah dan anak sama saja, gengsi menunjukan perasaan tapi tidak suka jika orang yang disukainya direbut orang lain.

"Oh begitu ya. Tadinya eomma ingin menjodohkan kalian tapi karena kau tidak suka pada Jaejoong sebaiknya eomma membatalkannya"

Yunho menekuk wajahnya dan memasang wajah kesal. Mrs.Jung ingin tertawa rasa-rasanya.

"Aku mau pergi kerja"

"Eoh? Berubah pikiran? Tidak jadi bermeditasi?"

Yunho mendengus sebagai jawabannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Crazy Little Thing Called Love (repub)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang