Bab 1

1.1K 45 6
                                    


Di sebuah rumah sakit mata di pinggir kota Sevilla, Spanyol...

"Buka matamu..."

Gadis muda itu mencoba membuka kedua matanya yang baru saja bebas dari perban yang selama 48 jam terakhir membalutnya.

"Pelan-pelan saja Elsa..." kata Dokter Alex Ramos, salah satu dokter senior di rumah sakit ini.

"Kenapa aku belum bisa melihat?" tanya gadis bernama Elsa saat kedua matanya telah terbuka sempurna.

"Itu wajar. Syaraf-syaraf matamu telah pasif selama bertahun-tahun. Butuh waktu supaya mereka bisa beradaptasi dengan mata barumu."

Dokter Alex mengambil senter kecil dari saku jas dokternya. Dia berjongkok di depan Elsa lalu menyorotkan senter tersebut ke arah mata gadis itu.

"Sekarang bagaimana?" tanya dokter berusia lima puluh tahun itu.

"Saya bisa melihat cahaya. Dan juga mulai muncul bayangan, walau masih kabur."

"Bagus. Terus berusaha, tapi jangan dipaksa. Kalau lelah kau bisa beristirahat dulu."

Dokter Alex kemudian berdiri.

"Saya pergi dulu. Jika terjadi sesuatu, kamu bisa memanggil saya." Kata si dokter.

"Boleh saya bertanya sesuatu?" tanya Elsa saat dokter Alex hendak pergi.

"Tanya apa?"

"Siapa pedonor mata saya, dan siapa yang membiayai operasi ini?"

Dokter Alex terdiam sejenak mendengar pertanyaan Elsa.

"Lo Siento, saya tidak bisa memberitahu kamu siapa pedonor mata kamu. Sedang mengenai pihak yang membiayai operasi kamu, nanti juga kamu akan bertemu dengannya." Jawab si dokter, lalu membuka pintu ruangan dan melangkah keluar.

Di luar ruangan, ternyata dua orang pria telah menunggu dokter Alex.

"Bagaimana dokter?" tanya salah seorang dari mereka yang berambut jarang dan berkumis tebal.

"Operasinya berjalan dengan baik. Dia akan bisa melihat kembali," jawab dokter Alex.

"Bagus. Lalu kapan kami bisa menemuinya?"

"Jangan sekarang. Dia membutuhkan waktu sekitar 1-2 hari untuk memulihkan kondisinya dan beradaptasi dengan mata barunya. Saat dalam fase tersebut, tekanan darahnya harus stabil."

"Tapi kami tidak ada waktu..." tiba-tiba orang kedua yang berusia lebih muda menyela.

Tapi pria pertama memberi isyarat pada rekannya untuk tidak meneruskan ucapannya.

"Baiklah dokter. Kami akan menunggu. Besok kami akan kembali lagi." Kata pria pertama.

Praha, Ceko,

Dua Minggu kemudian...

Menjelang tengah malam, Rachel berdiri di salah satu sudut jalan yang gelap di pojok kota Praha. Gadis itu terlihat tenang. Matanya sesekali berkeliling ke segala arah, terutama ke salah satu pertigaan jalan. Yang sunyi.

Akhirnya yang ditunggu tiba. Sebuah mobil sedan yang muncul dari arah pertigaan dengan kecepatan tinggi, dan berhenti beberapa meter dari tempat Rachel menunggu. Rachel melangkah mendekati mobil tersebut, membuka pintu belakang dan masuk ke dalam mobil. Setelah Rachel masuk, mobil sedan itu kembali berjalan.

Di kursi belakang mobil ternyata sudah ada penumpang lainnya, yaitu seorang pria berusia sekitar empat enam puluh tahunan dan mengenakan jas lengkap. Pria itu adalah Vladimir Sechnov, mantan agen FSB yang sekarang menjabat sebagai salah satu staf kedutaan Rusia di Praha.

"Bagaimana?" tanya Rachel.

"Orang yang kau cari ada di Penjara Federal di Moskow, dalam sel yang terisolasi dan dijaga sangat ketat. Mustahil kau bisa masuk ke dalam." Jawab Vladimir

Pria itu lalu memberikan sebuah mikro SD pada Rachel.

"Denah penjara, personil serta sistem pergantian penjaga semuanya ada di sini. tapi tetap akan sangat sulit untuk masuk " kata Vladimir lagi.

"Apa ini bisa dipercaya?"

"Tentu saja. Informasi ini termasuk dalam klasifikasi level enam. Untung saya masih punya teman di NTsUO yang bisa membantu." Jawab Vladimir.

"Baiklah."

Vladimir mengeluarkan secarik kertas dari saku jasnya dan memberikannya pada Rachel.

"Jika kau akan masuk, hubungi sepupuku. Dia mengenal betul seluk beluk Penjara Federal, dan pasti akan membantumu. Jangan kuatir, dia bisa dipercaya," kata Vladimir lagi.

"Kau benar-benar membantu," sahut Rachel.

"Aku selalu membantu teman, asal dia juga membantuku," ujar Vladimir.

Rachel mengeluarkan sesuatu dari saku jaket kulitnya. Sebuah flashdisk.

"Sesuai perjanjian kita, " kata Rachel sambil menyerahkan flashdisk pada Vladimir.

"Apa ini bisa dipercaya?" Vladimir mengulang pertanyaan yang pernah diucapkan Rachel.

"Tidak. Itu tugasmu untuk menyelidikinya," jawab Rachel tenang.

Vladimir tersenyum sambil memasukkan flashdisk ke dalam saku jasnya.

"Bog blagoslovit vas, Double R," tandasnya.


Federal'naya Sluzhba Bezopasnosti : Biro Intelijen Rusia

Tuhan memberkatimu

Mawar Merah : Masquerade (Preview)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang