1

215 74 54
                                    

Namanya Anindya Putri Kinara, dia merupakan wanita cantik blasteran Italia.


Hari ini adalah hari pertamanya menginjakan kaki di SMA.



Waktu telah menunjukan pukul 06.20,tiba-tiba ada suara yang mengusik tidurnya.

"Anin...!!!" teriak wanita paruh baya yang tak lain adalah ibunya sendiri.

"Apasih maa,berisik banget,lagi enak mimpi juga",gerutu sambil menarik selimut dan menutup wajahnya rapat rapat yang mengisyaratkan kepada ibunya untuk tidak mengganggu tidurnya.

"Ayo bangun Anin!!,coba ituu kamu liat sudah jam berapaa? ini kan hari pertamamu masuk sekolah",ucap mama sembari menarik selimut yang masih membungkus tubuh putri cantiknya itu dan sedetik kemudian dia udah nggak ada di pintu.

Anin pun bangun dari tidurnya dan terkejut melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 06.20 dan bergegas untuk mandi. Usai mandi, ia langsung mengenakan seragam putih biru serta rambut panjang yang tergerai dengan indahnya.

Setelah semuanya rapi anindya pun keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga. Anindya sedang mengikuti masa orientasi siswa di salah satu sekolah favoritnya. Anin tinggal di salah satu komplek perumahan yang ada di Bogor.

Dia melirik jam tangannya sudah menunjukkan jam 06.30 WIB, dia benar- benar sudah terlambat belum lagi menaiki angkutan umum yang menghabiskan 15 menit untuk sampai sekolahnya. Anin pun langsung berpamitan dengan Ibunya dan berlalu pergi.Sementara Ayahnya sedang bekerja di kalimantan. Ayahnya bekerja sebagai proyek . Namun sayangnya, Ayahnya hanya pulang ke Bogor satu minggu sekali, biasanya paling lama 2 minggu di Bogor atau empat hari.

Anin dan Ibunya pun mengerti karena pekerjaan Ayahnya sangat sibuk. Ayahnya sempat menawarkan Anin dan Ibunya untuk tinggal bersamanya di apartemen milik Ayahnya di kalimantan, namun anin tidak mau, ia tetap ingin tinggal di Bogor .

Pada saat menaiki angkutan umum, ternyata mobilnya mogok ditengah jalan yang mengharuskan anin untuk turun dan mencari angkutan umum. 5 menit kemudian, Anin pun menemukan angkutan umum untuk yang kedua kalinya dengan paniknya dikarenakan waktu sudah menunjukkan 06.40 dan dia baru ada di setengah perjalanan menuju sekolah.

Setelah membayar angkutan umum yang kedua tersebut dan berhenti di sebrang sekolah karena arah sekolah yang berlawanan dengan rumahnya.

Dengan terburu- buru, Anin pun bergegas menyebrang menuju gerbang karena gerbang sudah setengah ditutup. Suara motor itu terdengar sangat keras dengan melaju pada kecepatan penuh pada saat Anin ingin menuju gerbang.

Kemudian, Anin pun terjatuh karena tersenggol oleh motor ninja berwarna merah milik seorang laki-laki itu.

"WOY kalau bawa motor hati- hati dong." teriak Anin dengan luka di siku tangannya.

Cowo tersebut hanya menengok ke belakang lalu melanjutkan mengendarai motornya memasuki gerbang sekolah dan setelah itu gerbang pun tertutup. Akhirnya di hari pertama MOS Anin datang terlambat ke sekolah barunya ini. Dan mau tidak mau Anin harus menerima hukuman dari kakak osis . Dan yang paling apes, cuman Anin sendiri yang telat.

Akhirnya dia pun di hukum mengelilingi lapangan 10 kali dan harus hormat pada bendera sendirian.



Anin itu berjalan memasuki sekolah. Ia berkeliling di sekitar koridor-koridor sekolah sambil mencari kelas X- IPS 2 Setelah sampai di kelas X-IPS 2.

"Kamu, masuk! Ngapain berdiri di depan pintu" ucap cowok berseragam osis berwarna hijau itu.

Anin menoleh ke kanan, ke kiri dan ke belakang, ia tidak menyadari jika gadis itu yang dipanggil oleh cowok berseragam osis tersebut.

"Saya kak?" ucap Anin sambil menunjuk wajahnya dengan jari telunjuknya sendiri.

"Iya, coba sekarang kamu perkenalkan diri di depan kelas ." ucap cowo itu lagi.

"Hai, perkenalkan nama saya Anindya Putri Kinara , salam kenal semuanya." Ujar anin didepan kelas diakhiri dengan senyuman.

"Hai anin." Jawab semua yang ada di kelas pada Anin.

"Kamu duduk sama yang dipojok belakang ya." Ucap kakak osis lalu melanjutkan pengarahan mos di depan kelas.

"Oke kak." Jawab anin sembari berjalan menuju tempat duduk yang berada di pojok belakang

"Hai Anin, kenalin gue Bianca syahira permata." Ujar Bianca yang merupakan chairmate baru Anin.

MOS pun sedang berada pada masa perkenalan siswa namun ada yang membuat Anin memfokuskan padangannya dan Yap, ternyata itu cowo yang tadi nabrak dia sedang memperkenalkan diri di depan kelas. Ternyata dia bernama Rava Alveno Pramudya.

"Sial banget gue hari ini harus sekelas sama cowo nyebelin ini." Gerutu Anin dalam hatinya.

"lo kenapa? Kok gua liat2 kayak orang sebel gitu liat si Rava?" Tanya Bianca

"Iyalah, dia yang menyebabkan gua telat hari ini, tadi pagi gua ditabrak sama dia ." jawab Anin dengan sedikit emosi mengingat kejadian tadi pagi.

"Btw, kok lu kenal cowo nyebelin itu sih?" tambah Anin

"iyalah gua kenal, gua se smp sama dia, dia itu dari smp banyak banget penggemarnya karena ketampanan dan jago ngeband juga loh makanya dia suka seenak enaknya sama orang gitu ." jelas Bianca

" Yaelah model kayak dia banyak yang suka, pake jampe jampe kali dia." Batin Anin

Bel pulang sekolah pun berbunyi beberapa siswa pun sudah keluar untuk pulang kerumahnya masing masing. Anin pun menghampiri Rava dengan gejolak emosi yang menggebu- gebu.

"Heh lo yang tadi nabrak gue kan, ganti rugi lo! Gara gara lo gue telat terus tangan gue luka." Ucap Anin sambil menatap tajam Rava

"Itu sih salah lo sendiri lah ngapain jalan disitu , nutupin jalan gua sama motor gua." Lalu Rava pun membawa tas dan keluar dari kelas.

Saat Rava keluar kelas Anin pun ingin mengejarnya namun ditahan oleh Bianca.

"Udah, percuma lu minta ganti rugi sama dia, yang ada lu malah makin kesel sama dia, yuk kita pulang rumah lu di gang kloper kan ? kita beda se gang rumahnya, gue di gang nanas " kata Bianca

"Iyaa, wah bisa deketan gini, yukk" ujar Anin

Yap , itulah dia namanya Rava Alveno Pramudya cowok bertubuh tinggi, hidung mancung, serta berpenampilan keren dan juga berwajah tampan sekaligus mahir dalam band sehingga banyak sekali cewek-cewek yang menyukainya. Namun tidak bagi Anin dia membencinya. Dia lahir di Sragen , 10 juni 2002. Dia anak tunggal dari Vino Bramantyo dan Marsha Timoty . Papanya seorang Direktur Utama pemilik perusahaan terbesar di Jakarta. Akan tetapi, dia adalah orang yang sangat cuek terhadap lingkungan dan hanya berbicara seperlunya saja.



KEAJAIBAN CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang