Panti Asuhan
Sore itu, seorang gadis kecil terus memandangi langit gelap melalui jendela rumah, tirai polos yang sengaja ia buka.
Angin sore yang begitu dingin membelai, membuat pipinya merah tersipu. Dia tak bisa tidur dari sejam yang lalu, tapi bukan karena angin sore yang dingin.
"Dingiiin sekalii" suara seseorang yang ia kenal. Sesegera mungkin gadis kecil itu menutup tirai rapat-rapat.
"Maaf..." ucap si gadis kecil.
"Kamu belum tidur Fira?" tanyanya.
"Belum..." jawab si gadis kecil, pemilik nama 'Fira' itu. "Kenapa?" tanya Lisa.
"Aku belum ngantuk kok. Maaf.. udah mengganggu Kak Lisa" ucap Fira.
"Ya. Gak apa. Bener, kamu belum ngantuk?" tanyanya untuk yang ketiga kalinya.
"Iya" jawab Fira tersenyum kecil. "Hmm..., ya udah kalau gitu. Kakak tidur lagi. Kamu juga cepat tidur Fir..." perintah Lisa. "Iya Kak" jawab Fira.
Sejenak, gadis kecil memperhatikan punggung perempuan yang ia kenal dengan sebutan 'Kak Lisa' yang telah tertidur. Namun seketika terfikir kembali hal itu. Lagi. "Kak..." panggil si gadis kecil lirih, tapi tak ada jawab.
"Kak Lisa... kata Fika. Kalo kita punya ibu, kita bisa makan makanan enak, terus kalo sakit, 'ibu' perhatian. Apa aja yang kita mau, bakal dikasih. Aku tahu Kak... itu gak mungkin. Tapi aku mau diulang tahunku yang ke-6 besok bisa ketemu ibu. Kalau cuman nglihat aja, juga gak apa-apa." Ungkap gadis kecil.
"Hmm... Kak Lisa?" tanya Fira.
Sebenarnya Lisa memang sudah terjaga sejak gadis kecil itu tak sengaja membuatnya terbangun.
"Fira... Kan Kakak udah bilang berapa kali biar kamu tahu. Tadi kamu bilang udah tahu, tapi tetap kerasa kepala. Sudah pasti kita gak bisa bertemu. Karena kita tidak punya... Terus, kamu gak usah dengerin ceritanya si Fika." ucap Lisa dengan nada sedikit kesal, karena emosi yang belum stabil sebab sedari bangun tidur.
"Hm. Iya kak, maaf." Fira yang menyesal.
"Ya, udah. Gak apa-apa. Sekarang kamu tidur, besok kita akan ada acara." ungkap Lisa dengan senyum penuh arti.