wait for me

35 6 0
                                    

Aku mendengarkan lagu sampai tertidur di perpustakaan. Buku yang ku pinjam terbuka tanpa ku baca sama sekali.. hari ini aku hanya ingin menyendiri di perpustakaan, aku tak ingin mengganggu dan di ganggu siapapun... seharian ini dari pagi sampai hampir sore ini aku duduk menatap buku tanpa membacanya.. ku abaikan ratusan chat teman-teman ku, bahkan donghyuk sekalipun.. ku hanya tak ingin di ganggu untuk hari ini, sampai akhir nya ku tertidur... entah kenapa aku bermimpi buruk tapi ku tak bisa melihat apapun, hanya bisa merasakan betapa sedihnya diriku dalam mimpi ku.
       "  Jung-ie... min jungie...." tangan ku di gerakkan oleh seseorang... ku ingin bangun tapi kenap berat sekali... " Min jung... gwaencanhayeo? Min jungie..." aku membuka mata, seketika ku merasakan mata dan tangan ku basah. Ku menatap lelaki tirus di depan ku. " Gwaenchanha?". Aku duduk perlahan, mengangguk. " Kau tak ingin pulang? Sudah hampir malam"
       " Eung.. aku akan pulang sebentar lagi" kataku sembari menghapus air mataku.
       " Jangan seperti ini" dia menggeser kursi lalu duduk disampingku. " Kau akan menghawatirkan Bobby hyung"
       " Aku tak apa Dongii-ya... gwaenchanha..." kataku. Ku mulai membereskan tempat duduk ku. Aku sedikit oleng ketika berdiri dan hampir jatuh... mungkin karena duduk seharian disini tak makan dan minum.. bahkan aku melewatkan pelajaran kesukaan ku.
       " Apa kau sakit?" tanya Donghyuk hawatir. Aku tersenyum.
       " Sudah ku bilang aku tak apa... ayo pergi.. aku lapar"















   Selama makan dengan Donghyuk aku tek pernah sediam ini. Biasanya aku selalu membuat ramai, tapi entahlah...
       " Coba jelaskan padaku, apa masalah nya? Kenapa kau, sebulan ini selalu mengabaikan Bobby hyung? Kalian bertengkar?" Tanya nya ketika aku hanya mengaduk aduk jajjangmyeon ku.
       " Nde? Aaaaah itu.. tak ada... tak ada masalah.. aku hanya.. ya.. aku hanya tak ingin menyapa nya saja sekarang"
       " Sampai kapan? Ini sudah satu bulan dan kau membuatnya frustasi! Kau tau? Bobby hyung selalu menunggu mu berbicara padanya, menunggu kau menghubunginya seperti biasa.. kenapa kau__". Aku meletakkan sumpit menghela nafas berat... air mataku kembali menggenang.
       " Aku... aku hanya ingin berpikir.. itu saja... aku tau telah menyakitinya.. tapi ku tak bisa berhenti, aku harus.. aku...." ku tak bisa melanjutkan kata kataku, ini terlalu berat.. jadi ku katakan padanya jika ku ingin pulang sendiri.
       " Min jung ah..."
       " Ku akan mengabari mu besok... ku tak apa... aku pulang" setelah itu aku pergi.
   Sungguh ku tak punya masalah apapun dengan Bobby oppa, aku hanya.. entahlah.. aku... . Sekelebat ingatan ku lewat tentang kejadian satu bulan yang lalu.. Bobby oppa berkata padaku.
       " min jung-ah... kau tau? Ku pernah suatu saat berpikir tentang 'kita'"
       " Kita?"
       " Uhm... kita.. ku kenal dengan si gendut sudah lama"
       " Ya... kau akan membuatnya donghyuk marah jika memanggilnya gendut.." dia tertawa dan terua melanjutkan ceritanya tanpa menghiraukan ucapanku.
       " Karena kenal sudah lama makanya setiap kali dia mengenalkan temannya aku akan berusaha dekat dengan mereka meskipun terkadang ku tak nyaman..". Aku menoleh. Bobby oppa tersenyum. " Tak terkecuali dirimu..". Aku menunduk.
       " Kau tau.. suatu hari aku berpikir bahwa kau adalah gadis yang sangat baik, kau sama dengan Donghyuk, baik, penyayang.. hanya saja kau lebih nakal... dan cantik.. tentu saja" bobby oppa menghela nafas. " ku berpikir apakah jika ku mengucapkan janji padamu atau kata kata keren kau akan percaya? Apa diriku sendiri akan percaya?" Dia terdiam.. menatap sungai han. " Aku akan berusaha menjadi baik, aku akan melindungi mu, aku akan membuat mu tertawa sebanyak kau maneteskan air mat, bahkan ku takkan membiarkan kau menangis... ku akan menjadi bintang untuk menyinari mu, ku akan bersamamu selama kau menunggu ku... itu yang terlintas ketika ku pulang ke rumah suatu hari". Aku terdiam tak tau harus mengatakan apa... Bobby oppa berteriak keras. " Bodoh! Kenapa harus terjadi?! Dasar anjing sialan! Bagaimana bisa aku tak mampu mengucapkannya padahal dia ada disini?!" Ku masih tak mengerti apa yang terjadi.. kenapa? Ada apa?
       " Oppa... w-wae?"
       " Aku mendapat beasiswa ke Eropa.. untuk empat tahun kuliah.. apa kau mau menungguku?" Katanya. Hati ku sakit entah kenapa.. aku tak menyukainya.. aku tak menyukai lelaki yang bahkan tak selembut donghyuk.. tapi kenapa... " Ku mohon tunggu aku... bisakah kau mengatakan bahwa kau akan menunggu?" Aku hanya terdiam.. ku tak bisa berbicara... dadaku sesak entah kenapa... air mata ku menggenang..
       " Aku... disini dingin.. aku ingin pulang" kataku. Bobby oppa menatap lembut padaku. Kemudian tersenyum.
       " Tentu saja.. bodoh nya aku... kajja kita pulang... sebentar lagi musim dingin.. kajja"
Dan setelah itu entah kenapa aku mulia menghindarinya.












   Aku kembali berjalan sendirian setelah donghyuk menelfon ku untuk meminta maaf karena perkataannya tadi. Ku hanya mengatakan tak apa setelah itu kembali berjalan. Salju pertama turun... ku percaya kata ibuku sekotor apapun hati seseorang.. dia pasti punya bagian yg bersih untuk berdoa. Entah apakah hatiku kotor atau bersih.. di awal musim dingin ini aku berdoa semoga kubtak lagi seperti ini.. ku bisa menemukan jalan pikiran ku lagi.. entah kenapa ku menangis merindukan orang tua ku yang telah tiada.. ku hanya ingin di peluk di musim bersalju ini.. aku.... aku menghetikan tangis ku... seseorang memegang kedua tangan ku yang terkatup di depan wajah ku. Aku membuka mata..
       " Bagaimana aku bisa pergi jika kau seperti ini?" Kata bobby oppa yang entah sejak kapan " Kemari" Dia menarikku kedalam pelukan hangat nya. Tangisan yang ku tahan sebulan ini pecah. Aku menangis tersedu sedu, tak bisa berhenti. Bobby oppa memeluk ku erat dan hangat, ku kehabisan nafas karna menangis tapi tak bisa berhenti. Ku mulai memukul lengannya lembut.
       " Wae?" Bisikku. Bobby oppa tak menjawab. " Waeeee?" Rengek ku sedikit keras. " Kenapa harus pergi? Kenapa mendadak sekali? Kenapa ku tak bisa menyadari apapun bahkan sampai sekarang?" Aku terus terisak.. entah kenapa aku benar benar tak ingin dia pergi, aku ingin bobby oppa tetap disini.
       " Karna ku ingin membuat janji, karna ku ingin kau tak pergi, karna ku ingin kita tetap seperti ini sebelum ku memulai semua," bobby oppa berhenti sejenak... " Dan karna ku mencintai mu" Ku mengeratkan pelukan ku terisak. " Maaf kan aku... ku malah membuat mu menangis bukannya tertawa... aku benar benar payah ya.."
       " Kau bodoh!"
       " Iya aku tau... maaf kan aku yang bodoh ini.. hmm" aku tertawa.
       " Jangan membuatku tertawa!"
       " Aku tak membuatmu tertawa.. ya jika kau tertawa itu bagus.. nanti kau cepat tua jika terus menerus tak menghiraukan ku"
       " Oppa!..."
Bobby oppa melepaskan pelukan nya. Melihat ku yang masih menangis sesekali.
       " Jangan menangis.. kau ingat janjiku? Aku akan menjadi baik untuk mu, aku akan melindungi mu, aku akan menjadi sebuah bintang untuk menyinari mu, aku akan membuat mu tertawa sebanyak kau meneteskan air mata, bahkan lebih dari itu... jadi ku mohon... tunggulah aku.."
       " Kenapa aku harus menunggu orang bodoh sepertimu" kataku yang tangis nya berhenti sedikit demi sedikit.
       " Karna hanya aku orang bodoh yang bisa membuat mu tertawa" aku menatapnya. " Ku mohon...". Aku menghirup udara musim dingin pertama dalam dalam...
       " Janji kau akan kembali?" tanya ku. Bobby oppa tersenyum lalu mengangguk. " Jangan lebih dari empat tahun..."
       " Iya..... tak akan lebih"
       " Yaksseok?"
       " Yaksseok"
















End
   

졸께 (just for you)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang