"Aku menyukaimu" kata Rena pada sahabatnya itu. Setelah mengatakan isi hatinya, Rena melangkah pergi tanpa mendengar balasan. Rena kembali berjalan menuju kelas. Tidak sengaja dirinya bertemu dengan teman kelasnya "Kenapa murung ?" tanyanya. Rena tersenyum kecil dan meninggalkan teman kelasnya. Ia sangat berharap tidak pernah bertemu dengan teman kelasnya yang tampan itu, tetapi takdir terus mempertemukan mereka. Rena menatap wajahnya yang hitam itu. Mengingat kedua orangtua Rena keturunan Jawa, kulitnya berwajah hitam eksotis. Kekesalan Rena memuncak karena dirinya tidak seperti yang di harapkan. Badannya yang gemuk menjadi permasalahan utamanya, apa lagi mengingat tinggi badannya. Air matanya menetes. Ia sangat menyesal mencurhakan isi hatinya terhadap Alex, sahabatnya. Alex yang memiliki kekasih tidak mengurungkan niat Rena untuk mengatakan isi hati sebenarnya. Setelah Rena membasuh wajahnya, ia berjalan menuju ruang kelas. Rena di sambut dengan wajah yang sangat menyebalkan yang sama menegurnya "Mau apa ?" tanya Rena ketus. Ia seakan di ikuti oleh bayangan penasaran. Laki – laki remaja itu tertawa dan mencubit kedua pipi Rena yang tembam "Judes sekali lo ini. Orang yang bernama Renatalis Mawar ini suka banget ya marah" katanya. Rena menangkis tangan tersebut "Sudah lah !" dumel Rena. Dia masih saja terhalangi jalannya oleh orang yang sama "David ! Stop !" tegur Rena. Mata Rena terus menatap tajam kearah David. David tertawa sehingga mata birunya hampir menghilang.
"Habis lo murung terus dari tadi"
"Itu bukan urusanmu"
Para siswa yang sedang berjalan tertarik dengan perbincangan Rena dan David. Rena semakin dibuat resah dengan senyuman David yang semakin lebar. Rena tidak ingin menjadi pusat perhatian bagi sekolahnya itu. David melihat sekelilingnya dan menghela nafas. Rena kembali berjalan saat David memberi ruang untuknya.
Sampai di meja, Rena memendamkan kepala di atas meja. Rasanya begitu berat untuk satu hari ini. Rasa lapar menghantui di tengah hari membuatnya semakin frustasi. David melangkah mendekati Rena dan memberikan semangkok kuah bakso favorite Rena "Ayo makan, lo belum makan dari tadikan ?" kata David. Rena semakin jengkel kelakuan bule asing di depannya yang masih mengekorinya "Nggak" kata Rena. David terus menaruh mangkuk kearah Rena "Dav –" "Makan !! Perut lo sudah bunyi dari tadi, gue kesal dengarnya" "Yah tutup saja kupingnya !". David berkesempatan memasukan sendok kedalam mulut Rena yang sudah siap berperang dengannya.
"Enak ?"
"Iya"
"Makan kalau begitu"
Rena menarik sendok yang di gengam oleh David "Aku bisa makan sendiri, aku gak senang di lihatin orang seperti ini" dumel Rena. Rena dan David mulai makan di dalam keheningan. Rena tegang saat David telah selesai makan.
"Aku ganti uangmu"
"Gak usah, anggap saja di traktir"
"Ok, nanti aku traktir selanjutnya. Kamu kenapa bisa tau ini kesukaanku ?"
"Karena lo selalu jajan itu"
Rena menelan ludah, ia memikirkan bagaimana caranya untuk menjaga jarak dengan David. Semakin David mendekat, semakin mata banyak sebelah mata. Cemburu di sekeliling Rena akan semakin mencuat, Rena tidak menginginkan semua itu. Ia ingin kehidupan tenang selama di sekolah, sudah cukup dirinya mendapat cibiran yang pedas terhadap penampilannya dan kedekatannya dengan David, begitupula dengan Alex.
"David, bisa gak sih kamu gak usah dekat – dekat aku lagi ? Aku risih soalnya"
"Risih kenapa ?"
"Kamu tau sendirikan kalau yang lain gak senang kalau kamu ngajak aku ngobrol"
"Terserah mereka mau mikir kayak gimana, memangnya dosa ngajak lo ngobrol ?"
"Tapi –"
"Dengerin gue baik – baik. Gue tau posisi lo sekarang, tetapi kenapa orang berpikir gue salah besar buat temanan sama lo ? Gue tau dari tatapan orang lihat kita kayak aneh, justru sebaliknya. Jadi lo jangan mau pusing sama pikiran orang, kita yang jadi aneh lagi"
Mendengar perkataan David, Rena berpikir yang sama denganDavid. Ada hal yang lain menganggu pikiran Rena.
YOU ARE READING
Tidak apa - apa, Kamu Yang Terindah Bagiku
RomanceKehidupan Rena di SMA tidaklah semudah itu. Apalagi bila sudah menyangkut dengan fisiknya yang tidak sempurna seperti wanita yang lainnya. Sahabatnya pergi meninggalkannya perlahan, hati Rena sangat remuk di kala itu. Cintanya jatuh bertepuk sebelah...