Dua Bulan setelah kejadian itu, lebih tepatnya setelah Tasya menikah dan pergi bersama suaminya, Tasya belum pernah lagi mengunjungi rumah orang tuanya. Bahkan dia tidak mengabari orang tuanya entah masih marah atau sibuk dengan kuliahnya? Itulah pertanyaan yang sering muncul di benak Verdi dan Natasya.
Namun,mereka tidak ingin berburuk sangka pada anaknya sendiri. Maka dari itu,mereka tidak mempermasalahkan Tasya yang berbuat demikian.
Tepat pukul 9 malam terdengar bel rumah berbunyi yang menandakan ada seseorang yang hendak bertamu di luar.Mereka tidak menyangka bahwa itu Tasya dan lagi mereka heran tak biasanya malam malam ada yang bertamu kerumahnya. Tapi, mereka tidak mau berfikir negatif lebih jauh lagi mungkin saja orang yang bertamu itu memiliki kepentingan yang sangat penting sehingga pak Muklis satpamnya membuka kan gerbang untuknya.
Ketika Natasya membukakan pintu,betapa terkejut dan bahagianya seorang ibu melihat putrinya yang tidak ada kabar dan tidak pernah menemuinya selama dua bulan dan tanpa disangka sangka ada di depan mata bersama suaminya. Walaupun Tasya bukan anak kandungnya tapi,Natasya sangat menyayangi putrinya tersebut.
Tasya dan suaminya mencium tangan Natasya sebagai rasa hormat.
Tanpa terasa,air mata kebahagiaan jatuh di pipi Natasya dan seketika itu juga Natasya langsung memeluk anak tirinya itu dan tak henti henti menciuminya. Natasya lalu berteriak memanggil suaminya karna semenjak anaknya tidak ada mengabarinya, suaminya itu terlihat sangat murung dan Natasya juga khawatir karna akhir akhir ini suaminya sering sakit sakitan.
"Pahh... Papah... Tasya datang pahh".
"Ayo masuk, pasti kalian lelah. Oh iya nak Alfa kopernya simpan saja di sini nanti biar bi Inah yang bawa ke kamar Tasya yahh". Natasya mempersilahkan anak dan menantunya.
Lamunan Verdi buyar ketika seperti mendengar teriakan istrinya. Setelah sadar ternyata memang benar itu memang istrinya.
"Tapi tunggu. Apa tadi dia menyebut nama Tasya?" kata berdi dalam hati.
Verdi yang menyadari hal itu tanpa fikir panjang langsung berlari menuju ruang tamu.
Sesampainya di ruang tamu, Verdi langsung membeku seketika. Di dalam hati kecilnya dia sangat bahagia melihat Tasya dengan suaminya.
Tasya yang menyadari kehadiran sang ayah langsung berlari dan menghamburkan pelukannya pada laki laki yang sangat dia cintai.
Karena asyik berbincang bincang,tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 23.45
"Sudah malam sebaiknya kalian istirahat dulu, nanti besok di lanjut lagi bincang bincangnya." kata Verdi yang menyadari bahwa kini sudah larut malam lalu mulai beranjak bersama istrinya.
"Mah... Aku mau tidur sama mamah ya malam ini". Kata Tasya sambil bergelayut manja pada ibunya yang akan melangkah pergi.
"Tumben kamu pengen tidur sama mamah?". Kata Natasya bingung
"Lagian kan kamu udah punya suami, gak enak lahh sama suami kamu". Lanjutnya
"Aku kangen sama mamah, banyak hal yang mau aku tanyakan dan ceritakan sama mama,lagian mas Alfa gak keberatan kan kalo aku tidur sama mama malam ini". Tanya Nataya pada suaminya dengan tatapan memohon
"Iyaa gak papa sayang". Kata Alfa tersenyum hangat sambil mengusap surai istrinya.
"Oke kalo gitu Alfa tidurnya di Kamar Tasya aja yaa... Biar mamah sama Tasya tidur di kamar tamu".
Sesampainya di kamar Tasya tidak bisa tidur.
Natasya yang mengetahui hal itu langsung mengajukan pertanyaan kepada anaknya.
"Tasya, mamah lihat dari tadi kamu gak bisa tidur yah?".
"Iya mahh aku gak bisa tidur. Mahh aku mau denger cerita mamah boleh?". Tanya Tasya
"Cerita? Ya ampun,kamu kan udah besar udah punya suami. Masa masih mau denger cerita pengantar tidur kaya anak kecil".
"Bukan cerita itu yang aku mau mah,aku mau mamah ceritain sama aku tentang ibu kandung aku Mamah Accha".
Natasya tertegun mendengar penuturan anaknya,Natasya mebeku seketika dan senyum di bibirnya perlahan pudar namun dia berusaha mengontrol dirinya.
"Iya sayang mamah akan ceritain semua tentang ibu kandung kamu. Semuanya tanpa ada yang di tutup tutupi".
~Flash back~
Dua Minggu berlalu. Semenjak kejadian di kafe ,Accha tidak tahu kabar Verdi . Bukannya move on, keadaan Accha dari hari ke hari semakin memburuk bahkan tubuhnya terlihat semakin mengkurus.
Tok...tok...tok...
"Chaa.. Sayang makan dulu nakk.. Kamu belum makan dari semalam,minum obat dulu chaa". Ayah Acha berusaha membujuk gadis kesayangannya yang sedari kemarin malam mengurung dirinya di kamar yahh walaupun tak dapat di pungkiri bahwa sejak kejadian dua minggu yang lalu Accha jadi sering menghabiskan waktunya dengan mengurung diri di kamar.
Orang mana sihh yang bisa move on setelah 5 tahun berhubungan namun kandas di tengah jalan.
"Gimana yahh?? Udah berhasil?" tanya Raka kakak Accha
"Ayah juga gak tau adik kamu dari tadi gak nyaut nyaut". Jawab Ayah Accha gelisah. Karna penasaran, raka mencoba mengetuk pintu dan memanggil adiknya
"Chaa... Achaa?"
namun hasilnya tetap sama sampai akhirnya mereka ber inisiatif mendobrak pintu Accha.
Betapa terkejutnya ayah dan kakak Achha ketika pintu berhasil terbuka. Terlihat dengan jelas keadaan kamar yang berantakan dan seorang gadis yang sedari tadi mereka khawatirkan tergeletak tak berdaya di bawah lantai bersama dengan obat yang berserakan.
Raka segera menggendong adik satu satunya itu dan berlari menuju mobil dan di susul oleh pak Raditia untuk membawa nya ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, Accha langsung di bawa ke UGD. Namun,karena keadaannya sangat kritis akhirnya Accha di pindahkan ke ICU
"Bagaimana keadaan anak saya dok?"
"Maaf pak untuk saat ini keadaan nona Accha sangat kritis. Accha mengalami Over dosis sehingga dia mengalami koma dan saya tidak bisa memperkirakan kapan dia sadar. Kami akan melakukan pemeriksaan lanjut untuk mengetahui kemungkinan ada penyebab lainnya ."
Ketika keluar dari rungan dokter ayah Accha terlihat syok. Raka yang melihat ayahnya murung langsung menghampiri ayahnya.
"Gimana kata dokter yah??" tanya Raka yang hanya di jawab gelengan kepala oleh ayahnya.
Raka yang melihat respon ayahnya langsung menarik kesimpulan bahwa adiknya sedang tidak baik baik saja sekarang. Dia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya kasar.
"Kita berdo'a pada Allah, semoga Allah memberi Accha kesembuhan. Ini ujian. Kita tidak boleh kalah ketika kita di beri ujian, justru kita harus bangkit. Agar ujian ini cepat selesai, kita harus optimis karna di setiap ada masalah pasti akan ada jalan keluarnya." Raka berusaha memberikan energi positif pada ayahnya.
"Sekarang Raka mau tanya sama ayah? Ayah udah sholat Ashar belum sekarang?" seperti tadi,ayahnya hanya menjawab dengan gelengan.
"Kalo gitu lebih baik kita sholat Ashar dulu. Kita doa kan Accha semoga dia nggak kenapa napa. Gimana Allah mau mengabulkan do'a kita jika kitanya saja jauh bahkan lupa kepada Allah. Kita sholat dulu ya Ayah".Raka berusaha bersikap setenang mungkin bahkan dia memaksa mengembangkan senyumnya seolah dia baik baik saja. Karna Raka tidak ingin membuat ayahnya semakin sedih jika melihat dirinya sedih. Siapa lagi yang akan menghibur ayahnya itu.
Besok adalah hari pernikahan Verdi. Setelah kejadian di kafe itu Verdi memutuskan untuk memenuhi permintaan ibunya untuk menikahi gadis pilihan ibunya. Mendengar hal itu, ibu Verdi memutuskan untuk memajukan hari pernikahan Verdi. Dia tidak ingin menunda lagi niatannya untuk menikahkan Verdi dengan Natasya karna dia khawatir Verdi berubah fikiran dan alhasil dia gagal menjodohkan putranya itu.
Di balkon rumah,Verdi sedang berbincang dengan ayahnya
"Verdi? Apa kamu yakin dengan keputusan kamu?" tanya seorang pria paruh baya yang tak lain adalah ayahnya.
"Insya Allah aku yakin". Jawab verdi mantap
"Kamu yakin kamu gak akan nyesel?" tanya pria itu lagi khawatir
"Aku gak tau yahh, tapi aku yakin apa yang aku lakukan ini sudah benar. Aku gak mau jadi anak durhaka pah dan aku rasa. Selama ini aku juga belum pernah bahagiakan mamah". Ucap Verdi lirih
"Papah tahu apa yang kamu rasakan sekarang. Papah sebenarnya ingin meluhat kamu bahagia dengan wanita yang kamu cintai,papah tahu apa yang mamah kamu lakukan pada kamu itu salah mungkin ini terlihat seperti egois tapi,papah gak bisa menyalahkan mamah kamu juga. Karna papah tahu rasa sakit yang mamah kamu rasakan. Tidak mudah bagi mamah kamu menerima menantu dan berbesanan dengan mantannya sendiri".
Verdi yang mendengar penuturan ayahnya langsung menoleh ke arah ayahnya tepat disampingnya itu dan menatapnya dengan tatapan tak percaya
"Biasa aja kali lihatnya. Nanti suka lohh Wkwkwk" Sambil cengengesan Bramantio berusaha menetralkan ketegangan Verdi dengan cara menggodanya namun Verdi tidak menanggapi ayahnya itu karna masih kaget dan becandanya juga bisa disebut garing.
"Kaget yah kamu? Papah juga kaget awalnya".kata Bramantio lalu mengalihkan kembali pandangannya ke langit tanpa bintang. Mereka pun larut dalam obrolan masa lalu."Kau tahu Accha Malam ini di langit tidak ada bintang sama seperti keadaanku saat ini karna tidak ada kamu yang menemani aku lagi sekarang. Dan apakah kamu tahu Accha,di langit malam ini hanya ada bulan separuh, dan lagi lagi bulan itu mewakili diriku sekarang ini karna separuh hidupku juga telah hilang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Aku Memilih Mantan
RandomOrang-orang menyebutku si '' Isteri Sambung " karena aku menikah dua hari setelah suamiku menikahi istri pertamanya... Aku bukan pelakor... Aku bukan wanita gatal Jika kalian berfikir demikian Maka, kalian salah Karena kalian tidak tahu kisah ku.. C...