Hidup

28 7 2
                                    

Pada suatu hari di keluarga yang sederhana, tepatnya pada bulan mei, lahir seorang bayi laki-laki yang sangat lucu, anak pertama dari pasangan Ucup & Milea yang diberi nama Bagas. Hari berganti hari, bulan berganti bulan bayi itu terus tumbuh besar, tak lepas dari sosok kasih sayang orangtua yang menyumpai makanan setiap hari pada bayi itu. Namun pada saat usia bagas menginjak umur 6 tahun kaki kanan bagas mengalami patah tulang karena tertabrak oleh sepeda motor, karena kejadian itu bagas tidak bisa beraktivitas selama 2 bulan lebih & harus berbaring di atas tempat tidur.  Seiring berjalannya waktu setelah bayi itu tumbuh besar menjadi anak-anak yang berusia 7 tahun lebih, tepatnya pada saat Bagas awal masuk ke Sekolah tingkat Dasar (SD), pada saat Bagas duduk di kelas 2 SD dia terpaksa harus hidup bersama kakek & nenek nya karena kedua orangtuanya memutuskan untuk pidah kerumah nya sendiri, orangtua itu pun menitipkan anaknya pada nenek dan kakeknya untuk diurusi. Dengan senang hati mereka mengurusi anak kecil itu. Walaupun begitu orangtua kandung anak kecil itu tetap memantau perkembangan anaknya.

Hari demi hari bagas melewati hari-harinya bersama kakek&nenek nya, sampai suatu hari, 1, 2 minggu orangtuanya belum menengok bagas, bagas merasa sangat merindukan orangtuanya, hingga pada suatu ketika bagas sakit & badannya panas, kemudian kakek&nenek bagas bergegas menelpon orangtuanya. Hari, minggu, & bulan terus berganti hingga bagas lulus Sekolah Dasar. Lalu bagas melanjutkan sekolah ke tingkatan SLTP bagas memilih sekolah  MTsN Cisalak untuk melanjutkan pendidikannya. Bagas sangat menikmati sekolah barunya, 1 semester telah berlalu, namun pada saat bagas kelas 7 semester 2, bagas dibawa oleh orangtuanya, untuk ikut pindah kerumah orangtuanya, Alhasil bagas pun meng iyahkan pindah ikut kedua orangtuanya. 2 tahun berlalu bagas pun menjalani kehidupannya bersama orang tuanya. Namun pada saat bagas duduk di kelas 9 pada saat bagas sedang mengikuti kegiatan LDKS sebagai tim panitia disekolah. Ada keluarga yang mendatangi bagas ke sekolah, & membawa kabar kakeknya yang sedang sakit keras. Bagas pun bergegas pergi kerumah kakek & neneknya yang berjarak 1,5 km dari sekolah nya. Setelah bagas melihat kondisi kakeknya bagas pun kembali ke sekolah karena di kediaman kakeknya sudah berkumpul keluarga & bagas merasa tenang karena banyak yang menunggu kakeknya. Jam menunjukan pukul 17.00 sore. 5 jam kemudian tepatnya pukul 23.00 bagas menerima telpon dari orangtuanya yang memberi kabar bahwasannya kakeknya sudah meninggal, sontak bagas pun menangis & terkejut, hingga bagas lalu bergegas secepat mungkin mengendarai motornya untuk memastikan kabar itu, setelah sampai & bagas melihat kondisi kakeknya yang sudah ditutupi oleh samping. Bagas tidak kuat melihat kakeknya, bagas pun memeluk kakeknya seerat mungkin sambil melihat wajahnya, & sontak bibi dari bagas mencoba menenangkan bagas. Ada rasa penyesalan yang sangat dalam dari bagas, dia menyesal karena tidak ada pada saat detik-detik kakeknya menghembuskan nafas terkahir.

Dari kisah ini kita dapat mengambil hikmah, yaitu sekecil apapun jasa yang pernah orang berikan kepada kita, jangan pernah melupakan jasa itu. Sayangi & jaga orang-orang yang kita sayangi karena penyesalan datang dari akhir cerita bukan dari awal cerita. Pengalaman akan menjadikan seseorang menjadi lebih baik atau sebaliknya, resapi pengalaman hidup itu dan gunakan sebaik mungkin untuk menjadi lebih baik. Karena berawal dari sendiri.

Jasa Yang DikenangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang