Espoir - [1]; Beginning

6K 861 275
                                    

Don't trust too much,
Don't love too much,
Don't hope too much,
Because that "too much" can hurt you so much.

Espoir [1]; Beginning

.

.

.

.

.

Ting tong!

Jisung menekan bel dengan lengan kirinya, sementara lengan kanannya masih menggandeng tangan mungil Jiyeon. Kedua laki-laki berbeda usia itu menanti pintu yang terbuat dari kayu jati di hadapan mereka terbuka. Sesekali bocah kecil berusia empat tahun itu akan bersenandung lirih membuat Jisung tersenyum kecil.

"Papa, kenapa Daddy lama sekali?" Tanya Jiyeon dengan tidak sabar. Keduanya sudah menekan bel berkali-kali, namun belum ada tanda-tanda pemilik rumah di hadapannya akan membukakan pintu.

"Tunggu sebentar, mungkin Daddy sedang di toilet, Jiyeonnie." Jiyeon mencebik lucu membuat sang ayah mengacak surai halus putranya itu gemas.

Jisung kembali menekan bel, dan tidak lama setelahnya, pintu kayu di hadapannya terbuka. Seorang lelaki yang lebih dewasa dari Jisung membukakan pintu.

"DADDY!!!" Seru Jiyeon lantang saat yang membukakan pintu untuk mereka ternyata adalah orang yang mereka tunggu. Orang yang Jiyeon panggil Daddy itu pun tersenyum dan meraih tubuh mungil Jiyeon untuk ia gendong.

"Jagoan Daddy. Tampannya.." Lelaki dewasa di hadapan Jisung itu menciumi seluruh permukaan wajah mungil Jiyeon dengan gemas, membuat bocah laki-laki di gendongannya terkikik kegelian.

"Mark-hyung." Sapa Jisung sopan. Jisung membungkuk singkat pada Mark yang tengah menggendong Jiyeon. "Jisung-ah, akhirnya kalian datang juga. Ayo, masuk. Haechan sudah menunggu sejak tadi."

Mark mempersilahkan Jisung masuk kedalam rumahnya masih dengan menggendong tubuh mungil Jiyeon. Pria berdarah Kanada itu terlihat sangat merindukan Jiyeon.

"Kalian berdua apa kabar? Sudah lama sekali tidak berkunjung." Mendengar pertanyaan Mark, bibir mungil Jiyeon kembali mencebik. "Papa itu menyebalkan, Daddy! Papa sibuk sekali sampai tidak bisa mengantar ku bertemu Daddy!"

Mark dan Jisung terkekeh bersamaan mendengar gerutuan Jiyeon lengkap disertai cebikkan bibirnya yang menggemaskan. "Papa mu memang workaholic, Jiyeonnie. Sampai mengangkat telepon dari kakak sepupunya saja tidak sempat."

"Ya, hyung! Kau menelpon saat aku sedang meeting, bagaimana aku bisa mengangkat telepon mu, eoh?" Bela Jisung tidak terima.

"Ya! Lanjutkan saja, Mark Lee, Park Jisung! Sudah punya anak masih saja suka berdebat!" Seru sebuah suara dari arah dalam. Mark dan Jisung langsung mengalihkan pandangannya pada orang yang baru saja datang sembari menggendong bayi perempuan.

"Suami mu ini menyebalkan sekali, Haechan-hyung. Mau-maunya kau menikah dengannya." Cibir Jisung

"Ya! Aku ini kakak sepupu mu, Park Jisung. Aish, jinjja. Dasar anak nakal." Mark menggerutu membuat Jisung menertawakan kakak sepupunya itu. Sejak dulu, menggoda Mark adalah hobi nya.

ESPOIR : ᶜʰᵉⁿˢᵘⁿᵍTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang