oneshoot

42 1 0
                                    

Matahari sudah terbit dan memancarkan sinarnya. Sinarnya menusuk mataku membuat terbbangun. Padahal malam ini aku baru tidur jam 2 pagi tadi. Aku tinggal di keluarga beragama islam tapi aku engga percaya tuhan. Orang tuaku sering mengenalkan agama islam dan orang tuaku juga engga ingin anaknya memeluk agama islam karena keturunan. Walau begitu di kartu idenditasku tetep islam karenadi indonesia tidak boleh ateis.

"Diza, Diza bangun. Kemarin malam kamu pasti ke club lagikan?" teriakan ibu yang selalu menganggu. Aku bangun dengan terpaksa satu hal yang aku tau aku tidak pernah membentak orang tuaku karena merekalah aku ada di sini.

"ya ma aku kemarin abis dari club" jawab ku, mama tidak pernah ngelarang ku karena aku hanya pergi dimalam akhir pekan. Walaupun aku sering lihat mama menangis di tengah malam diantara doa doanya karena kelakuanku maafin aku ya ma. Aku turun dan membantu mama. Mamaku adalah seorang dokter dan papaku seorang pengusaha. Aku punya adik laki laki yang sangat penurut dan pintar yang bernama Brayen. Aku masih skolah sma di sma internasional. Begitulah keluargaku .

Sampai suatu saat keadaan bisnis papa tidak baik memaksakan papa menjual banyak asetnya termasuk rumah ini. Sekarang kita tinggal di rumah yang lebih kecil dan tidak lagi di komplek. Aku dan adikku pun pindah sekolah dari sekolah internasional ke sekolah negeri. Walaupun begitu aku masih bersyukur punya orang tua yang sabar. Mama dan papa sekarang kerja lebih lama dan aku harus menjaga adik dan rumah. Sebenarnya aku sedih harus pisah dari teman teman ku.

Pagi hari sepertia biasa aku bangun dan membantu mama memasak sarapan dan bekal. Setelah itu aku berangkat sekolah sambil mengantar adik ku kesekolah. Sebenarnya banyak hal yang aku kesal ketika aku menjadi miskin seperti ini aku sudah jarang lagi hangout sama teman temanyang dulu dan mereka juga banyak yang udah mneghindar dari ku di tambah lagi teman yang sekarang yang sering membullyku.
Di sekolah

"hai diza, lu kata orang orang dulunya lu anak orang kaya ya? Ko engga pernah keliatan naik mobil mewah si" kata keyra teman sekelasku yang sombongnya selangit.

"ya engga bisa lah key diakan udah bangrut sekarang aja dia tinggalnya di rumah yang kecil" cetus tiara anak buahnya keyra aku tidak menjawab satu pun pertanyaan mereka menurutku itu semua tidak penting mending aku lanjut membaca novel sambil dengerin lagu.
" hai kalo ada yang nanya tuh dijawab, lu budek atau apa si" kata keyra yang kali ini tidak segan segan menjambak rambut ku

" eh lepas dong jadi tadi lu ngomong sama gue maaf ya engga denger tuh. Bisa ulangin lagi engga? Kalo engga bisa sih engga papa" jawabku sambil melepaskan rambutku dan headsetku
" JADI LU BENER KALO LU TUH ANAK ORANG KAYA?" kata keyra dengan nada keras

"hai engga usah keras keras juga kali gue engga budek. Lagi pula kalo gue orang kaya yang bangrut toh apa hubungannya dengan lu? Lu kan bukan siapa siapa gue?" jawabku

"ih kok lu ngeselin si" kata keyra dengan jambak rambut aku lagi dan kali ini aku membalasnya kita terus saling menjambak satu sama lain sampai masuklah guru bk.

Kita di suru menelpon orang tua kita masing masing. Ini bukan pertama kalinya aku masuk ruang bk di sekolah ini karena yang pertama itu aku membuat keyra palanya benjol karena bola yang aku lempar ke arahnya pada saat itu tuh aku kesel banget sama dia. Dia udah jelek jelekin aku di depan banyak orang. Pertemuan kali ini membuahkan hasil surat skorsing.

Aku binggung harus menghabiskan waktu skorsingku selamat 3 hari ini kemana?. Akhirnya aku pergi ke club yang setiap malam weekend aku kesana. Selama tiga hari itu aku selalu kesana aku banyak minum dan bertemu banyak teman teman ku. Aku senang di sana karena aku disanalah yang sebenarnya aku tapi sekarng teman teman ku berubah karena mereka tau aku sudah jatuh miskin dan mereka meninggalkanku.

Karena itu aku kembali kerumah di malam harinya. Aku dengar banyak warga yang membicarakan ku waktu itu aku masih setenggah sadar akibat alkohol alkohol itu.
"hai lihat deh itu bukannya anaknya bu nadine dan bapak james ya?" tanya seorang ibu
" iya itu anaknya bu nadine yang namannya Gadiza" cetus salah seorang ibu
"kasihan ya orang tuanya padahal orng tuanya sangat baik tapi anaknya seperti itu" salah satunya lagi

Aku nenggok kemereka dan aku mendatangi mereka "emang dasar ibu ibu tukang gosip emang kenapa dengan keadang gue kaya gini urusin aja hidup lo kaya hidup lo udah pada bener aja" kataku di bawah pengaruh minum minuman.
" eh kalo ngomong kammu tuh di ayak ya diza, ngomong sama orang tua kok engga sopan si. Engga pernah di ajarin sama orang tuanya ya" ujar ibu ibu bertiga itu

"gue tuh selalu di ajarin sama orangtua saya tau. Ibu kali tuh yang engga pernah belajar agama. Bukankah setiap agama diajarkan dilarang mengomongi orang di belakangnya ya" ujarku ternyata kata kata itulah yang membuat mereka marah dan menjambak rambut ku lagi. Orang tuaku keluar dari rumah dan mereka menarikku kedalam rumah. Ku rasa mereka sangat malu dengan tinggah ku tadi. Kudengar juga merka meminta maaf ke ibu ibu itu.

Setelah malam itu aku merasa bersalah sekali kepada ibu dan ayah. Aku frustasi dan hampir gila. Aku tidak punya tempat dan teman untuk mencurahkan ini semua. Sampai akhirnya ayahku mengirimku kerumah tanteku yang sangat mengerti islam. Disinilah aku memulai hidup baruku dan mencoba melupakan masalah masalahku.
Aku di sini mulai belajar apa itu agama, kenapa harus percaya tuhan dan sekarang aku yakin adanya tuhan. Mereka mengenalkan islam kepadaku tidak hanya islam yang ritual yang hanya solat puasa dan sebagainya. Mereka juga mengajarkanku tentang itu semua dengan akal sehat tidak seperti yang sering ku dengar hanya yakinkanlah dan jangan dibantah tanpa ada bukti akal sehatnya.

Kini aku sudah lebih baik dan aku mengerti kenapa dulu ibu tidak memasakku untuk memeluk agama karena mereka ingin aku yang tau agama yang terbaik dan benar itu agama apa. Sekarang aku sudah merasakan perubahan yang baik walaupun perubahan itu menyakitkan. Mungkin bisa dibilang kini aku lebih baik dari pada mereka yang sudah bertahun tahun islam malah dari lahirnya belajar islam tapi tidak mengetahui seperti aku mengetahui islam seutuhnya.

islam merubah duniakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang