•••
Rencana gue untuk bangun agak siang pun harus pupus karna pagi ini gue harus nganter dokter Kang buat pergi ke bandara. Iya, dia bakal pergi ke luar kota selama beberapa hari karna harus jadi dosen tamu untuk salah satu universitas kedokteran sebagai pembicara khusus.
Sebelum berangkat, gue diharusin buat nyiapin data-data laporan dan juga makalah kedokterannya yang bakal dia gunain selama berada di sana.
Setelah selesai, gue pun pergi mandi dan siap-siap buat dandan sebelum nganter dokter Kang ke bandara.
"Dean, coba kamu pergi ke kamarnya Daniel dulu."
"Buat apa, dok?"
"Daniel suka marah kalo saya tinggal tanpa izin. Karna biasanya dia suka ikut untuk ngantar saya sampai ke bandara."
"Saya bilangnya kayak gimana, dok?"
"Daniel, bunda mau dinas luar kota dan harus pergi ke bandara pagi ini. Kamu mau ikut atau nggak? Gitu, Dean." Dokter Kang ngediktein pertanyaan yang harus gue ajuin ke Daniel.
"Hehe, oke dokteeeerrr!" Jawab gue sambil senyum malu karna ngerasa bodoh hahaha. 😂
Pergilah gue ke kamarnya.
Tokk..tokkk
Pas gue ketok sampe lima kali, gatau kenapa tiba-tiba pintunya kebuka.
Klek..
"Daaaaa-niiieel?" Sahut gue pelan.
"Daniel, bangun. Mau ikut bunda keㅡ"
"Ke mana?" Jawab Daniel dari depan pintu kamar mandinya. Doi abis mandi btw, dan masih pake handuk yang cuma nutupin bagian pinggang ke bawah.
Gue gagap gak bisa jawab.
"Bunda, mau, pergi, ke mana, Dean?" Tanya Daniel sekali lagi sambil ngedeketin gue. Dia ngomongnya pake penekanan gitu.
Trus gue balik badan biar gak ngeliat pemandangan dahsyat yang bisa ngerusak iman gue.
"Ke bandara! Ikut gak?"
"Kalo ngomong sama orang tuh lawan bicaranya harus ditatap." Kata Daniel sambil ngebalikin badan gue untuk natap dia.
"Alah, anak anti sosial kayak lo mana sanggup natap lawan bicaranya secara langsung?" Gue ngeles semampu yang gue bisa.
"Kalo natap lo, gue sanggup kok." Daniel senyum tanpa ngeliatin giginya.
Anjirrrr gantengnya gak nahan.
"Bunda mau ke bandara. Mau ikut atau enggak?" Tanya gue sambil nutup mata pake jari-jari tangan.
"Dean, ikut?" Tanya Daniel sambil perlahan nyingkirin jari tangan gue biar muka gue gak kehalangan.
"Ikutlah, orang gue yang nyetirin." Kata gue yang mulai nyolot.
"Ok, gue ikut. Tunggu aja di bawah, ntar gue nyusul." Daniel ngebukain pintu kamarnya buat gue.
"Dean?" Panggilnya lagi setelah gue jalan beberapa langkah.
"Apa?" Sahut gue.
"Good morning!" Trus dia senyum dan nutup pintunya dengan cepet.
"Oke, anak itu mulai bisa bikin anak orang baper. Awas aja, liat pembalasan gue ntar." Gumam gue yang udah tersipu malu berlebihan.
Maklum, baru kali ini gue ngerasain yang namanya dibaperin sama anak kecil macem Daniel.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
A Boy And His Cat | Kang Daniel ✔
Fanfiction[COMPLETED] [STAY THE SERIES VOL.1] Gadis bernama Park Dae Han atau yang biasa dipanggil Dean itu adalah asisten pribadi dari seorang psikiater yang cukup terpandang di kota Seoul. Latar belakang pendidikannya sebagai fashion stylist tak menjadikann...
