PROLOG

113 9 0
                                    

"jangan bawa anak ku!"

wanita itu menahan laki-laki yang ingin membawa bayinya pergi.

"pegang dia!". perintah lelaki itu kepada seorang laki-laki bertato.

"lepaskan aku! jangan pisahkan dia dari ibu dan saudaranya! kau jahat hiks kenapa aku dulu pernah menikah denganmu Abinaya! aku ibunya! aku yang harus merawatnya!"

laki-laki itu tertegun mendengar kalimat mantan istrinya. benarkah ia menyesal telah menikah dengannya? apakah kata kata cinta dulu hanya sandiwara?

"kamu tak pantas disebut ibu Aqila! setelah penghianatan mu kepada ku? hahahaha Kamu menyesal menikah denganku? kenapa baru sekarang! Aku ingin membawa Erinna dan Erica,aku ingin menjauhkannya darimu! tapi aku tidak bisa. Aku hanya bisa membawa Erinna,Tapi kau harus tau ada saatnya aku membawa Erica bersamaku juga."

Suara tangisan bayi memenuhi pertengkaran suami istri tersebut. Seakan akan mereka tahu jika mereka akan dipisahkan.

"lepaskan dia!"
perintah Abinaya kepada lelaki bertato itu.
"baik tuan"

"aku harap kamu baik baik saja sampai aku menjemput Erica"
lalu ia pergi dengan bodyguard nya itu.

"kamu membunuhku pelan pelan kak"
sambil terisak dan membanting vas yang berada di dekatnya.

Beberapa jam kemudian..

Setelah perceraian nya dengan Abinaya, ia langsung memisahkan kedua putrinya. Apakah ia pantas disebut ayah. Perceraian ini bahkan tidak dikehendaki oleh Aqilla. Ia sangat mencintai Abinaya.
"Kak kenapa kamu ninggalin aku,ninggalin anak kita?"
Tetes air mata sudah mengalir dengan sempurna Dimata indah Aqilla. Kenangan yang Abinaya berikan sangat melekat di hati Aqilla.

--Flashback--
"Sayang jangan suka makan kayak gini deh,gak baik tau"
Abinaya mengambil saus dari tangan aqilla yang akan dimasukkan pada baksonya.

"Hiss kak, kan kayak gak lengkap gitu kalo makan bakso gak pake saus!"

"Ennnggggaaakk,kamu gak kasihan anak kita nanti mukanya merah kayak saus, kamu mau?"
Abinaya mencoba menakut nakuti istrinya itu agar tak memakan bahan bahan tidak higienis begitu.

"Emang bisa kayak gitu ya kak?"
Tanya Aqilla seperti anak kecil yang ditakut takuti orang tuanya.
"Iya sayang"
--flashback of--

"Bahkan kenangan mu gak bisa hilang disini kak"
Ia memegang dadanya,selalu terasa nyeri jika menyangkut Abinaya.

"Oeeekkkk oeeekkkk oeeekkkk"
Tangisan Erica membuat Aqilla tersadar jika bukan dirinya saja yang menderita. Tetapi putrinya juga.
"Iya nak,mama bakal kuat,buat kamu sayang. Kamu haus ya? Oh iya anak mama haus ya. Gimana nasib kakak kamu sayang,dia pasti haus sama kayak kamu"
Tak sadar ia meneteskan kembali air mata,mengingat Erinna juga butuh asinya juga.
"Tunggu papamu jemput kamu ya sayang,buat ketemu kakak kamu"
Bayi Erica langsung diam tidak menangis saat mamanya mengatakan hal itu. Mungkin ia sangat senang akan ditemukan kembali ke saudaranya.

"Tunggu sampai mama ninggalin dunia ini sayang,karna mama gak mau papa kamu ngrebut kamu dari mama"
Batin seorang ibu selalu tak sama dengan apa yang di ucapkan ke anaknya. Tetapi percayalah seorang ibu selalu melakukan yang terbaik untuk anak-anak nya.






Ah cerita pertama aku. Maaf ya masih acak acakan kak. Yang udah dukung aku,aku ucapin makasih. Dukungan kalian jadi motivasi tersendiri buat aku. Jangan bosan bosan mengkritik cerita aku kak:)

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang