1.hidup sendiri

68 5 0
                                    

"Seharusnya dunia tahu
Ada bidadari cantik.
Milikku
Sebelum kau memilih
Jalanmu sendiri."

-Abinaya Basupati-


Abinaya pov-
"Tolong buatkan susu bi"

"Iya tuan"
Bi Surti segera pergi ke dapur. Ia sudah lama bekerja denganku. Hanya dia yang aku percaya menjaga Erinna jika aku bekerja. Setidaknya ia lebih baik dari ibunya sendiri.

Aku melihat anakku menangis. Ia tahu kalau ia berpisah dengan saudara dan ibunya. Tapi aku bisa apa? Cinta suci yang aku berikan di khianati oleh wanita yang sangat aku cintai.
"Aku juga sakit nak. Papamu ini merasa telah gagal dalam menjadi kepala keluarga,apakah kau akan meninggalkanku juga kelak sayang. Kuharap jangan. Aku tak bisa kehilangan kedua kalinya, aku sangat mencintai mamamu, kau, dan Erica."
Air mata ku akan selalu menetes jika berhubungan dengan kau qil, orang yang mengajariku cinta dan luka.

"Kak kalau anak kita lahir,ingin laki laki atau perempuan?"

"Aku ingin anak kita perempuan."
Aku mengusap perut aqilla istriku tersayang. Wanita yang sedang mengandung anakku.

"Kenapa?"

"Supaya aku punya mempunyai lebih dari 1 bidadari yang cantik"

"Tuan ini sudah saya buatkan"
Suara bibi menyadarkan ku akan kenangan bersama Aqilla. Kenapa kau membuat hidup ini terasa sangat sempurna dan juga sangat menyakitkan.
"Terimakasih bi"

"Tuan, anda belum makan, saya sudah siapkan di bawah tuan."
Aku melihat bi surti memandangku dengan raut kasihan dan khawatir.

"Iya bi nanti saya makan. Saya mau menemani Erinna dulu."

"Baik tuan,saya ke bawah dahulu"

Aku memberi Erinna susu,aku pandangi wajah anakku.
"Cantik. Aku sangat berterimakasih pada Tuhan. Karena telah memberiku bidadari yang menggantikan ibumu di sisiku sayang"

--Author pov--
Dengan kenangan yang terus menghantui kehidupan Aqilla dan Abinaya. Mereka merawat anak-anak mereka dengan kehidupan yang sangat berlimpah kasih sayang.

4 tahun berlalu...

Kediaman Aqilla

"ERICA SAYANG SINI MAKAN DULU"
suara Aqilla memanggil anaknya yang berada di teras rumah.

"Erica, lagi apa kamu sayang?"
Suara anak berlarian,pertanda sikecil Erica sedang menuju mamanya yang sudah berteriak itu.

"Ish mamaaaa,elica kan nungguin papa"
Iya,Erica selalu menunggu kedatangan Abinaya, ayahnya. Aqilla memang menceritakan tentang Abinaya terhadap Erica. Bagaimanapun Abinaya adalah ayahnya.

"Iya sayang,tapi kan kamu harus makan. Biar kalau papa pulang papa gak marahin mama"

"Emang kelapa mama kok dimalahin papa? Mama lakal ya?"

Aqilla menahan tawa mendengar anaknya ini. Sebegitu poloskah Erica.
Ia hanya menanggapinya dengan anggukan,serta menyuapi putrinya hingga selesai.

"Ma,Elica kelepan dulu,elica lunggu papa"

"Kak,lihat anakmu. Dia sama sepertimu. Dia merindukanmu kak. Kami menunggumu bersama Erinna"

Dilain tempat.
Kediaman Abinaya...

"PAPAAAA,BANGUNNNN HIKS HIKS HIKS. BANGUN PAAAA"

Abinaya yang sedang terlelap tidurnya kaget saat putrinya itu menangis.

"Iyah Iyah ini papa udah bangun"

"Hiks hiks hiks"

"Kamu kenapa putrinya papa?mau minta apa hm?"

"Aku mau ketemu mama!cekalang pa! Hiks hiks hiks"

"Tadi malem,ellina mimpi mama nyuluh ellina kesana,kita ketemu adek ellina pa!"

"Ya tuhan,aku harus bagaimana? Aku merindukan Aqilla tapi aku tidak siap bertemu dia Tuhan"
Batin Abinaya berperang dengan hatinya.

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang