Man With The Propose

15 1 0
                                    

Cukup untuk pagi ini si pemuda bertato pada lengannya pergi meninggalkan pemudi yang masih melakukan aktivitas olahraganya.

Bagi Chanyeol tidak masalah jika memiliki jeda waktu tertentu untuk tidak memonitor Jinrae, karena dirinya masih mengingat jika si perempuan berpipi tirus itu memiliki insting yang kuat sekiranya dia dimata-matai, lagipula laki-laki yang dulunya memiliki rambut berwarna perak tersebut bukan pengangguran dia adalah komisaris dan pemilik saham terbesar setelah ayahnya meninggal yang mewariskan sahamnya kepada putra tunggalnya.

Sekarang dia sedang melakukan tugasnya yaitu rapat laporan bulanan melalui video conference.

Laki-laki Park mulai tampak jenuh, lantaran rapat berlangsung satu setengah jam tapi dia harus melakukannya.

"Finally it's over right, Yeol?" Tanya Sehun yang datang ke penthousenya setelah Chanyeol mengadakan rapat.

"Enak sekali kau ya, hanya sebagai seorang stockholder, kau tidak ingin menggantikan posisi ayahmu sebagai komisaris?" Tanya Chanyeol yang tampaknya iri kepada Sehun tentang jabatan perusahaan yang diembannya.

"Ayahku belum meninggal, jadi biarkan saja beliau menjalankan tanggung jawabnya sebagai komisaris," ucap Sehun dengan nada seenaknya.

"Setidaknya kau bisa menjadi CEO, Hun," ucap Chanyeol menuangkan 2 gelas air mineral.

"Maaf aku tidak menginginkan jabatan itu," ucap Sehun mengambil segelas air mineral yang Chanyeol berikan.

"No whisky," lanjut laki-laki Oh tersebut menggoyang-goyangkan gelasnya.

"It's still daylight, sorry no whisky," ucap Chanyeol duduk dikursi samping Sehun.

"I feel like iam bad guy here," ucap Sehun.

"Iya kau orang jahat menjadikan Jongin tumbal bulan-bulanan ayahmu dengan menjadi seorang CEO di Cloud Nine Group," ucap Chanyeol.

"Dia yang menginginkan posisi itu jadi biarkan saja," ucap Sehun meletakkan gelasnya.

"Kau benar-benar licik dan brengsek," ucap Chanyeol kemudian menandaskan air mineralnya.

"Wow lihat orang brengsek mengatai diriku brengsek," ucap Sehun menyandarkan kepalanya pada kursi sofa.

"Hun aku sedang berusaha tidak menjadi orang seperti itu lagi," ucap Chanyeol menghela nafasnya.

"Baiklah kau melakukan hal tersebut demi Jinrae," ucap Sehun.

"Bukan hanya untuk Jinrae akan tetapi untuk diriku juga," ucap Chanyeol yang kemudian berdiri berjalan menuju jendela dan menghadap pemandangan kota Big Apple.

"Tanamkan dalam pikiranmu tentang hal itu, jadi pada saat bertemu Jinrae kau jangan lepas kendali," ucap Sehun dengan intonasi suara yang tegas tapi terkesan santai.

"Iya aku akan berusaha menyakinkan diriku," ucap Chanyeol yang masih tetap tidak merubah pandangannya.

"berusaha tetapkan hatimu agar kau bisa mengendalikan emosimu, akan tetapi jika tidak bisa kau tahu bisa menghubungiku," ucap Sehun yang beranjak dari tempat duduknya dan berbalik menuju pintu keluar dengan mengantongi satu tangannya disaku dan tangan yang lain membuka pintu penthouse milik Chanyeol.

"Iya terima kasih atas bantuannya," ucap Chanyeol sebelum Sehun benar-benar menutup pintu tersebut.

Chanyeol berterima kasih kepada Sehun jika bukan karenanya dia kesusahan menemukan jejak Jinrae.

Jinrae memang bersungguh-sungguh menutupi informasi dirinya di masa lalu, karena ingin membangun lembaran baru yaitu hidup dengan sederhana menjadi pelayan restoran bertemu dengan orang-orang baru seperti Tyra dan pelanggan restoran yang sering datang yaitu seorang laki-laki yang berprofesi sebagai pengacara bernama Jung Jaehyun.

"Selamat siang pengacara Jung," ucap Jinrae sambil menyerahkan buku menu.

"Kali ini ingin pesan apa? Tanya Jinrae bersiap-siap menulis orderan di notes.

"Aku ingin pesan lasagna dan ice lemon tea," ucap Jaehyun kemudian menutup buku menu.

"Baiklah pesanan segera dibuatkan," ucap Jinrae yang akan segera beranjak ke dapur.

"Jinrae tunggu sebentar," ucap Jaehyun memegang lengan Jinrae sehingga dia batal ke dapur.

"Iya ada apa pengacara Jung? Apa ingin tambah pesanan?" Tanya Jinrae.

"Bukan itu, aku hanya bertanya kapan-kapan jika ada waktu luang aku ingin mengajakmu pergi jalan-jalan, apa boleh?" Tanya Jaehyun.

"Hmmm, boleh saja," ucap Jinrae yang sepertinya ingin membuka peluang untuk bergerak maju walaupun sebenarnya hati perempuan Moon tersebut masih saja terikat rantai tak kasat mata dengan laki-laki yang telah menyakiti hatinya.

Laki-laki yang telah menyakiti hatinya melihat adegan antara Jinrae dengan laki-laki lain, rasanya dia ingin menyeret Jinrae pergi saat itu juga.

Tidak sekarang Jinrae tidak sekarang. Teriak batin Chanyeol sambil memukul stir mobilnya, akan tetapi dia berusaha mengendalikan emosinya mulai melajukan mobilnya ke penthousenya.

Begitu sampai di penthousenya emosinya hanya terendam sementara kemudian kembali memuncak dengan memecahkan kaca di kamar mandi dengan tangannya sambil bermonolog. "Malam ini aku akan melakukannya, Moon Jinrae," ucap Chanyeol sambil menatap kaca yang telah retak.

TBC

A/N
1.Mau mengucapkan terima kasih sudah sering sharing info ya 😊😊😊 EmmaGriselda  Chika_Kim




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ArdenteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang