Pertemuan
Cerahnya pagi, ditambah sejuknya embun serta hijaunya pepohonan menambah kesan sempurna pada pagi pertama masuk SMA setelah sekian lama libur panjang kenaikan kelas,
"kring...kring..." suara lonceng sepeda membuat beberapa siswa menoleh penasaran, dan yang ditatap hanya nyengir tak berdosa . sambil mengayuh sepedanya memasuki gerbang dengan papan nama SMA PUSAKA .
"pagi pak kebun." sapa si pengendara sepeda dengan senyum manisnya.
"pagi neng Friska, hati-hati naik sepedanya neng." ucap pak kebun mengingatkan. Belum sempat friska mejawab kalimat pak kebun .
"Tiiiiiiiitt....tiiiittt" klakson motor matic tersebut sukses membuat friska ngerem mendadak dengan keseimbangan tubuh belum sempurna, dan " Brakkkk" sepeda friska jatuh beserta pengendaranya.
"ups, sorry fris, gak sengaja ." jawab pemilik motor matic tersebut menahan tawa sambil cengingiran. Pak kebun yang melihat hal tersebut menatap iba pada friska dan sepedanya,sambil bergegas menolongnya.
"Neng friska gak papa." Tanya pak kebun yang kini membawa sepeda friska.
"Surya gilaaaaaa, baru aja masuk sekolah udah mulai lagi cari gara-gara, awas lu sur." gerutu friska sambil kembali menaiki sepedanya. " makasih pak, friska pamit cari kelas dulu ya pak." pamit friska dengan sopan dan kembali mengayuh sepedanya menuju parkiran. Dan tadaaaa., belum sempat kemarahan friska hilang, friska sudah dikejutkan dengan cengingiran surya, sipemilik motor matic yang dengan jelas sengaja menunggu friska selesai memarkirkan sepedanya.
"Pagi friska, gak ada sapa kangen manjah gitu sama babang surya."
"Bodo, mimpi apa sih gue semalem. Lo lagi lo lagi, dari kelas sepuluh dan bahkan sekarang udah kelas sebelas, lo masih aja ganggu gue. Enyah deh dari hidup gue" cerocos friska dan hanya dibalas anggukan sok paham surya.
"gue udah bilang sorry kali fris, elunya aja. Sok sensi" surya mempercepat langkah menaiki tangga sekolah dan ber-dadah ria meninggalkan friska " oh ya, ntar sore ada rapat paskib, kumpul di base camp, ada pengumuman penting dari ndan nauf." teriak surya yang hanya terdengar suaranya saja.
****
"friska . sini duduk sama gue." sapa Natha , si cantik yang kini tengah melambaikan tangan guna mengkonfirmasi keberadaanya. " apa kabar lo fris, makin putih aja tu kulit setelah sekian lama libur panjang."
Friska yang merasa tersindir hanya membalas Natha dengan memanyunkan bibir sambil melempar asal tas yang terlihat begiu ringan dimeja depan. " diem deh nat, jangan tambah bad mood gue karena ocehan ngawur lu, udah dari dulu gue putih."
"Napa sih, pagi-pagi udah kesel aja, ikut gue ke kantin yuk. Biasalah, belum sarapan." Ajak natha menarik asal lengan friska yang baru saja menempelkan pantat pada kursi indah di kelasnya. Friska hanya menghela napas pelan sambil melangkah pasrah melihat lengannya diapit dua tangan Natha sekaligus. "wait..wait. nat,nanti kalo ada guru dikelas gimana, udah mau bell ini." Friska berhenti melangkah, berbalik arah hendak kembali menuju kelas.
"aduh Friska, ini baru hari pertama sekolah. Yakali guru guru bakal masuk kasih pelajaran. Yang ada tuh ya , paling juga perkenalan wali kelas, udah deh, entar juga kita tahu siapa wali kelas kita. Dan lihat noh, lapangan penuh dengan guru-guru berbakat kita yang dengan khidmatnya menyambut anak-anak didik baru" Natha yang kasal menjelaskan dengan panjang kali lebar kepada friska yang masih saja ragu antara lanjut ke kantin apa balik ke kelas. Dan tentu saja dengan paksaan Natha membuat Friska mau tak mau memilih melangkahkan kaki untuk lanjut ke kantin.
"Soto satu buuk" teriak Natha sambil berlari mendekati bu kebun, iya bu kebun. Bu firoh, nama asli ibu kantin yang di ubah siswa menjadi ibu kebun, katanya sih biar gampang nyebutnya, kan bu kebun istri pak kebun.
Bosan menatap natha yang ber-hah kepedasan karena soto yang ia makan, friska mengalihkan pandangan kesekitar kantin, berharap ada seseorang yang ia harapkan sejak awal liburan, nihil dia gak ada, friska hanya pelan menghela nafas, kecewa.
"apa sih yang gue harepin dari dia" batin friska sambil menatap lantai.
"buk kebun, konsumsi buat anak osis diambil nanti jam 12 ya buk" .friska mematung seketika, suara itu, friska menoleh cepat. Terlambat , sang pemilik suara telah berlalu,hanya tersisa punggung dengan jas biru yang semakin lama semakin mengecil, lantas menghilang. " kak fahri" batin friska dengan sunggingan pada bibirnya.
"WOII FRISSS.. diem bae lu, ayo balik , liat apa sih?" natha celinguk kesana kemari, berharap tahu apa yang membuat sahabatnya mematung. "enggak, eh anterin ke toilet bentar yuk"
"pagi pagi udah beser aja fris " , tidak, itu hanya alibi, satu yang bisa friska simpulkan. Jas biru, itu berarti kak fahri ikut acara MOS, tentu saja, bukankah dia anggota osis. Pikir friska.
Dan lihatlah, bukannya masuk area toilet, friska mematung menatap seseorang di pinggir lapangan, fahri, si kakak kelas yang sudah setahun ini ia perhatikan, si cowok kalem,lembut nan pintar itu. Nantha yang baru ngeh dengan tatapan sahabatnya tertawa renyah.
"bilang aja mau lihatin si kakak fris, pake alibi ke toilet segala, modus lu". friska yang sadar aksinya ketahuan seketika hanya pura-pura bego.
"apaan sih nat, nggak ih, ke kelas aja yuk" . entaht karena kurang hati-hati atau gimana, lagi-lagi nasib sial menimpa friska "BRAAKKK" , untuk kedua kalinya, friska terjatuh indah dengan alasan yang sama, dan pelaku yang sama.
" SURYAAAA, lo punya mata gak sih " bukan, kali ini bukan friska yang menjerit, tapi natha.
"eh, kok gue sih. Yang jatuh kan temen lo, jadi yang gak punya mata ya temen lu" protes surya.
"lo lagi lo lagi sur, baru aja masuk sekolah udah cari mati ya, lagian tuh ngapain lu disini, kelas lo di atas noh, bukan di bawah" gerutu friska dengan muka menahan marah.
"lah, gak lihat nih gue pake jas apa, gak lihat gua lagi apa, elo sih, disuruh wakilin paskibra gak ada kabar"
"eh tunggu, gue lo bilang?" kali ini friska menurunkan suaranya." Eh dek friska, apa kabar dek" sapa senior kece dengan wajah ke-fhilipinan.
"pagi ndan nauf" sapa friska .
"kemana aja dek, kemaren ndan nauf kontak buat wakilin paskibra sama surya, tapi WA kamu gak aktif, yaudah terpaksa surya sama putri yang maju buat acara MOS ini"
Menyesal, friska menyesal, wajahnya tertunduk lesu. Kesempatan emas yang tersia-siakan.
"kemaren WA aku eror ndan, jadi nggak tau ada chat dari ndan nauf"
"yaudah gak papa, jangan sedih gitu, nanti kalo ada event lagi, pasti dek friska yang ndan nauf kontak dulu, ndan nauf sama surya pamit dulu ya. Udah dicariin anak-anak osis" , surya tersenyum jail menatap friska dan berhenti tepat disamping friska, "kapan lagi fris , lo bisa natap lama-lama si kakak kalem kalo bukan mas-masa MOS ini" bisik surya menahan tawa, dan sedetik kemudian berlari kencang. Seolah tahu apa yang akan friska lakukan untuk melampiaskan emosinya.
Friska yang kesal, tanpa sadar sudah melepas sepau fantofelnya. Namun tangannya ia urungkan untuk menampol satu manusia purba dengan nama SURYA. "kalem fris kalem ,jaga image, ada kak fahri, kalem" bisik hati friska.
"balik kelas nat, lapangan ini udah jadi neraka gara-gara matahari kedua" , natha yang paham akan maksud friska mengangguk, mengejar friska yang lebih dulu melangkahkan kaki.
" jalannya pelan-pelan kali fris, ini bukan langkah tegap maju jalan" . friska diam, moodnya sedang dalam kondisi emergency. Paginya sudah dibuat buruk karena surya, diam. Tentu saja tidak. Siapaun tahu, friska tak akan diam. Friska tersenyum, ralat, kali ini senyumnya jail. Ada ide bagus terlintas dikepalanya, "it's so brillian" batin friska.
YOU ARE READING
JAVA PRINCE
RomanceIni adalah kisah tentang seseorang yang terlalu naïf mengakui perasaan sebenarnya, tentang seseorang yang mengutamakan rasa gengsi ketimbang pilihan hatinya, juga tentang seseorang yang menunjukan cintanya dengan kejahilan sikapnya. Surya Angg...